Louis Ibaraki adalah seorang martir Katolik Jepang. Ia merupakan martir termuda dari rombongan para Martir Nagasaki. Ia berusia 12 tahun. Ia merupakan keponakan Santo Paulus Ibaraki dan Santo Leo Karasumaru. Ia merupakan seorang remaja yang menyenangkan dan disayangi semua orang. Ia tetap menyanyi dan tertawa ketika para serdadu memotong telinga kirinya. Sepanjang perjalanan yang jauh ke Nagasaki dan selama tergantung di atas kayu salib, ia membuktikan ketabahan dan kebesaran hatinya. Ia menolak mentah-mentah ketika dibujuk untuk mengingkari imannya.[1]
Referensi