Lordosis adalah kelengkungan lordotik ke dalam yang normal dari daerah pinggang dan leher rahim pada tulang belakang manusia.[1] Lengkungan keluar yang normal (cembung) di daerah toraks dan sakrum disebut kifosis atau kifotik. Istilah lordosis berasal dari bahasa Yunani lordōsis, dari lordos ("membengkok ke belakang").[2]
Lordosis di tulang belakang manusia membuat manusia lebih mudah untuk membawa beban di atas panggul. Hal ini memungkinkan manusia untuk berjalan jauh lebih efisien dibandingkan dengan primata lainnya, rusuk yang tidak fleksibel menyebabkan mereka untuk menggunakan gaya berjalan yang tidak efisien dan condong ke depan. Dengan demikian, lordosis pada tulang belakang manusia merupakan sebagai salah satu adaptasi fisiologis utama dari kerangka manusia yang memungkinkan manusia memakai energinya dengan efisien seperti sekarang.[3]
Hiperlordosis
Hiperlordosis adalah penyakit kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah pinggang.[4][5] Lordosis disebabkan oleh sikap tubuh yang buruk, pembentukan tulang punggung yang kurang sempurna sejak lahir, dan beberapa faktor lainnya.[4][6] Penderita lordosis umumnya akan merasakan sakit pada bagian punggung, kaki, serta perubahan di dalam usus dan kantung kemih.[4]
Faktor-faktor penyebab
Jenis kelamin
Hiperlordosis lebih sering terjadi pada perempuan, terutama saat dalam masa kehamilan.[5][6] Pada saat hamil, tubuh perempuan akan menghasilkan lebih banyak hormon relaksin untuk meregangkan otot dan sendi daerah pinggul sehingga tulang punggung akan cenderung lebih melengkung ke depan mengikuti beban dari janin.[6]
Posisi tubuh
Jika berdiri dalam waktu yang sangat panjang, maka akan terjadi pergeseran pada tulang belakang bagian pinggang.[6] Hiperlordosis akan lebih terlihat pada mereka yang memiliki otot pada bagian pinggang lemah.[6]
Alas kaki
Alas kaki dengan hak tinggi akan meningkatkan risiko hiperlordosis .[6] Hak tinggi menyebabkan pusat gravitasi tubuh berpindah ke depan dan peningkatan kelengkungan tulang punggung.[6]