Hohenzollern didirikan pada tanggal 8 Juni 1872 di Grafenberg dekat Düsseldorf. Sepanjang sejarahnya, Hohenzollern memproduksi sekitar 4.600 lokomotif. Setelah industri produksi lokomotif Jerman mengalami krisis sekitar tahun 1929, Hohenzollern akhirnya resmi ditutup pada bulan November 1929. Hohenzollern sebelumnya berharap bahwa Deutsche Reichsbahn-Gesellschaft (DRG) akan kembali memesan DRG Kelas 80, namun pesanan tersebut tidak kunjung datang
Lokomotif nomor 80 030 di Museum Perkeretaapian Bochum-Dahlhausen merupakan salah satu lokomotif terakhir yang dibuat oleh Lokomotivbau Hohenzollern dan kini dimuseumkan dengan cat abu-abu. Lokomotif terakhir yang dibuat oleh Hohenzollern keluar dari pabrik pada bulan September 1929, tetapi lokomotif ini kemudian dihancurkan.
Lokomotif tanpa api
Hohenzollern membuat banyak lokomotif tanpa api, termasuk beberapa lokomotif tanpa api gandeng dengan kabin di tiap ujungnya. Lokomotif tanpa api buatan Hohenzollern cukup unik, karena memiliki silinder dalam.
Tiap lokomotif memiliki dua bogie dengan masing-masing dua gandar. Lokomotif nomor 1685 hanya memiliki satu gandar yang terhubung dengan mesin, sementara kedua gandar pada lokomotif lainnya terhubung dengan mesin semua. Lokomotif nomor 1685 dan 2107 (yang dirancang untuk digunakan di tambang) dilengkapi dengan kondensator yang didinginkan dengan udara, untuk mengondensasi uapnya.
Pada saat yang hampir bersamaan, Russian State Railways juga menerima lokomotif diesel-elektrik dengan tenaga 1,200 tenaga kuda (0,895 kW) kelas E el-2, yang dirancang di Rusia oleh Professor Lomonosov. Perakitan lokomotif ini awalnya dilakukan oleh Hohenzollern, tetapi atas alasan politik, perakitannya kemudian dipindah ke Maschinenfabrik Esslingen.[3]