Logika leksikalLogika leksikal (atau logika istilah), yang juga dikenal sebagai logika tradisional, logika silogistik atau logika Aristotelian, adalah nama umum untuk pendekatan logika yang didasarkan pada Aristoteles dan dikembangkan para pengikut peripatetik. dan menjadi dominan sampai kemajuan logika prediksi modern pada akhir abad kesembilan belas. Logika leksikal dihidupkan ulang pada abad pertengahan, yakni dalam ilmu mantik Islam oleh Al-Farabi pada abad kesepuluh dan dilanjutkan di Eropa dengan berkembangnya logica nova (logika baru) pada abad kedua belas. Logika leksikal tetap dominan digunakan dalam filsafat hingga munculnya logika predikat (predicate logic) pada akhir abad kesembilan belas. Meski demikian, logika leksikal masih memainkan peran penting dalam ilmu logika hingga sekarang, di mana logika modern biasanya dikembangkan darinya. KonsepMateriMateri dalam filsafat Arisoteles diartikan sebagai substansi yang memiliki potensi dan ketersiapan. Secara sederhana, materi merupakan bahan yang karena keberadaannya sesuatu dapat dibentuk.[1] Logika istilah menghasilkan istilah 'potensi' dan 'aksi'. Potensi merupakan ketersiapan yang diwujudkan melalui aksi.[2] Materi memerlukan bentuk untuk menjadi ada secara aktual. Kebutuhan materi kepada bentuk disebabkan oleh sifat bentuk yang memiliki perwujudan.[3] BentukBentuk merupakan jenis substansi yang memiliki katualitas dan perwujudan. Bentuk memiliki hubungan yang erat dengan materi. Keberadaan bentuk mewakili keberadaan materi. Materi tidak mungkin ada tanpa bentuk. Materi diumpakan sebagai bahan utama yang terwujud menjadi bentuk.[4] Bentuk selalu memerlukan materi. Terdapat dua jenis kebutuhan yang diperlukan oleh bentuk terhadap materi. Pertama, bentuk memerlukan materi untuk menentukan bentuknya.[5] Kedua, bentuk memerlukan materi untuk melakukan personifikasi menjadi bentuk-bentuk yang lain.[6] KetersusunanKetersusunan merupakan konsep yang dihasilkan dari keberadaan materi dan bentuk. Konsep ketersusunan dibedakan menjadi dua, yaitu ketersusunan penyatuan dan ketersusunan penggabungan. Ketersusunan penyatuan merupakan ketersusunan yan menghasilkan penyatuan dari unsur-unsur sehingga menghasilkan unsur baru yang lainnya. Sedangkan ketersusunan penggabungan merupakan ketersusunan yang menggabungkan unsur-unsur namun tidak menghasilkan unsur baru yang lainnya.[5] Sistem AristotelesKarya logikal Aristoteles dikumpulkan dalam enam teks yang secara kolektif dikenal sebagai Organon. ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|