Liberace
Wladziu Valentino Liberace[1] (16 Mei 1919 – 4 Februari 1987) atau terkenal dengan nama Liberace (pengucapan bahasa Inggris: [ˌlɪbəˈrɑːtʃiː]) adalah pianis flamboyan asal Amerika Serikat keturunan Polandia-Italia. Liberace adalah artis penerima bayaran terbesar di dunia sepanjang dekade 1950-an hingga 1970-an ketika Elvis Presley dan The Beatles sedang berada di puncak kepopuleran mereka.[2] Penampilan panggung terakhirnya di Radio City Music Hall, New York City, 2 November 1986. Wawancara dengan Oprah Winfrey pada hari Natal 1986 merupakan penampilan terakhirnya di televisi. Liberace meninggal dunia dalam usia 67 tahun, 4 Februari 1987 di rumah peristirahatan musim dingin miliknya di Palm Springs, California akibat komplikasi yang menyertai AIDS. BiografiLiberace dilahirkan di West Allis, Wisconsin, di pinggir kota Milwaukee sebagai anak pasangan Frances Zuchowska (31 Agustus 1892-1 November 1980) dan Salvatore ("Sam") Liberace (9 Desember 1885-1 April 1977). Ibunya orang Polandia dan ayahnya imigran dari Formia, Italia.[1] Ia dipanggil teman-temannya dengan nama "Lee", sementara pihak keluarga memanggilnya "Walter".[3] Liberace dilahirkan sebagai anak kembar, namun kembarannya meninggal ketika baru lahir. Sewaktu dilahirkan, bayi Liberace masih terbungkus selaput. Seperti halnya kepercayaan banyak orang, keluarganya percaya selaput yang membungkus bayi Liberace sewaktu lahir sebagai tanda kegeniusan dan masa depan yang gemilang.[4] Ayah Liberace adalah pemusik yang memainkan french horn di band-band dan gedung bioskop, tapi kadang-kadang harus bekerja sebagai buruh pabrik. Ayahnya sangat menyukai musik dan menginginkan anaknya menjadi pemusik. Sebaliknya, sang ibu berpendapat belajar musik dan memiliki pemutar piringan hitam sebagai barang mewah yang tidak terjangkau keuangan mereka. Soal ini menimbulkan pertengkaran dalam keluarga.[5] Liberace mulai bermain piano ketika berusia empat tahun. Ia sering diajak ayahnya pergi ke konser-konser dengan maksud memperkenalkan anak-anaknya dengan musik. Ayahnya juga keras dalam menentukan jadwal latihan musik bagi anak-anaknya. Sejak dini bakat Liberace sudah terlihat. Ia bisa menghafal lagu yang sulit pada usia 11 tahun. Pianis terkenal Polandia, Ignace Paderewski adalah kenalan dekat keluarga yang kemudian menjadi guru bagi Liberace. Paderewski pertama kali ditemuinya ketika Liberace yang berusia 8 tahun di belakang panggung Teater Pabst di Milwaukee.[6] Kondisi keuangan keluarga ikut terpukul akibat Depresi Besar. Liberace yang masih belasan tahun juga menderita kesulitan berbicara, dan sering diejek anak-anak tetangga yang mengetahuinya tidak senang olahraga, tapi senang main piano dan memasak.[7] Ia berkonsentrasi belajar piano dan menjadi maju di bawah bimbingan Florence Kelly yang menjadi gurunya selama 10 tahun. Gedung bioskop, stasiun radio lokal, kelas-kelas dansa, klub, dan pesta pernikahan merupakan tempatnya bermain piano untuk mencari pengalaman. Liberace pernah bermain dengan grup-grup jazz sekolah, di antaranya dengan grup "Mixers" pada tahun 1934. Walaupun tidak disetujui orang tua, ia juga bermain di kabaret dan klub strip yang cukup menghasilkan banyak uang baginya di saat-saat sulit. Walter Busterkeys adalah nama panggung yang dipakainya waktu itu.[8] Selain menunjukkan minat di bidang desain dan melukis, ia juga cerewet soal busana dan senang mengikuti mode. Ketika itu ia sudah tahu bisa memanfaatkan keeksentrikan dirinya sebagai daya tarik. Ia semakin populer di sekolah, walaupun sering kali hanya sebagai bahan tertawaan.[9] Awal karierDalam kompetisi musik klasik tahun 1937, Liberace dipuji untuk "bakat dan kecakapan memainkan pertunjukan".[10] Pada akhir konser klasik tradisional di La Crosse, Wisconsin tahun 1939, Liberace untuk pertama kalinya memainkan encore "Three Little Fishes" yang dimainkan dalam gaya berbagai komponis klasik yang berbeda-beda.[11] Pada tahun 1941, Liberace, 21 tahun, sudah bermain untuk Chicago Symphony Orchestra. Antara 1942 dan 1944, Liberace tidak lagi sepenuhnya memainkan lagu-lagu klasik dengan cara konvensional, melainkan menggantinya sebagai konser piano "pop dengan sedikit klasik" atau seperti disebut olehnya, "musik klasik dengan bagian-bagian membosankan yang dibuang." Pada awal 1940-an, ia masih berjuang untuk hidup di New York City, namun sejak pertengahan hingga akhir 1940-an, ia sudah bermain untuk berbagai klab malam di kota-kota utama Amerika Serikat. Liberace mengubah diri dari pianis klasik menjadi artis tontonan, tanpa diduga-duga mencampur lagu klasik yang serius dengan sentuhan yang ringan. Chopin dicampur dengan "Home on the Range".[12] Untuk beberapa waktu, ia bermain piano dengan sebuah fonograf di atas panggung. Hal tersebut menarik perhatian banyak orang. Ia juga mencoba berdialog dengan penonton, melontarkan lelucon, memberi pelajaran piano di panggung kepada penonton yang beruntung. Bukan hanya itu, ia juga mulai memperhatikan seluk-beluk panggung dan tata cahaya. Transformasi seorang pianis menjadi artis penghibur tidak lain merupakan usaha Liberace untuk dekat dengan penggemarnya, sekaligus menjauhkan diri dari kompetisi yang ketat antarpianis di kalangan pemusik klasik. Pada 1943, ia tampil dalam dua film soundies (bentuk awal video musik asal tahun 1940-an). Ia menciptakan ulang dua lagu yang berasal dari masa ketika masih bermain di klab malam, "Tiger Rag" dan "Twelfth Street Rag". Dalam dua film pendek tersebut, ia memakai nama Walter Liberace. Di kemudian hari, kedua soundies tersebut dirilis sebagai video oleh Castle Films. Penampilan pertama di Las Vegas dilakukannya pada tahun 1944. Ia hanya bermain di klab-klab terbaik, dan akhirnya sampai di pentas bergengsi Persian Room pada tahun 1945. Majalah Variety memuji "Liberace terlihat seperti campuran Cary Grant dan Robert Alda." Harian The Chicago Times juga terkesan, "dia tampil bagaikan Chopin selama semenit, untuk kemudian mengubah diri menjadi Chico Marx."[13] Ketika itu Liberace tidak henti-hentinya memperbaiki penampilan panggungnya. Ia selalu meletakkan kandil di panggung sebagai ciri khas, dan mulai memakai nama panggung "Liberace". Dalam siaran pers yang ditulisnya, ia menjelaskan bahwa namanya dibaca sebagai "libérasi" (bahasa Inggris: Liber-Ah-chee)[14] Kostumnya sangat elegan dengan dasi putih dan jas berekor agar terlihat mencolok di gedung konser berukuran besar. Selain bermain di klab-klab, ia juga bermain di pesta-pesta, termasuk di rumah miliuner J. Paul Getty di Park Avenue. Pada tahun 1947, ia memakai slogan "Liberace - pianis virtuoso paling hebat masa kini".[15] Ia juga memiliki sebuah grand piano mewah berukuran besar merek Blüthner yang berlapis emas untuk tampil di atas panggung. Piano tersebut dinyatakannya sebagai "piano yang tidak ternilai harganya".[16] Ia pindah ke North Hollywood pada tahun 1947, dan main di klub-klub lokal seperti Ciro's dan Mocambo's yang sering dikunjungi bintang-bintang Hollywood seperti Rosalind Russell, Clark Gable, Gloria Swanson, dan Shirley Temple. Pada awalnya, konsernya tidak selalu dipenuhi penonton. Ia sendiri berusaha keras untuk tampil sebaik mungkin hanya di depan segelintir penonton.[17] Nama Liberace meroket setelah bermain piano untuk Presiden Harry S. Truman di Gedung Putih pada tahun 1950. Walaupun sudah pernah main di Gedung Putih, Liberace sering kali hanya ditampilkan sebagai pertunjukan selingan. Ambisinya adalah bermain di depan banyak penonton, namanya dijadikan tajuk utama di surat kabar, serta menjadi bintang rekaman, bintang film, dan bintang televisi. Liberace mengubah konser-konsernya sebagai pertunjukan musik yang hebat, lebih banyak kostum yang mewah, dan artis pendukung yang lebih banyak. Konser mewah di Las Vegas adalah ciri khas Liberace, penggemarnya makin bertambah banyak, dan ia makin bertambah kaya. Konser Liberace di New York City pada tahun 1954 menghasilkan uang sebesar AS$138.000 untuk sekali manggung. Angka sebesar ini merupakan rekor yang melebihi uang yang didapat idolanya, Paderewski dua puluh tahun sebelumnya.[18] Pada 1955, penghasilannya sebesar AS$50.000 per minggu di Riviera Hotel and Casino, Las Vegas. Liberace memiliki 20 klub penggemar dengan keseluruhan anggota berjumlah seperempat juta orang.[19] Penghasilannya dari konser-konser di atas AS$1 juta per tahun, dan berjuta-juta dolar lagi dari honor televisi.[18] Wartawan majalah besar sering datang untuk wawancara. Liberace adalah superstar budaya pop sekaligus bahan ejekan untuk publik dan para pelawak. Kritikus musik umumnya pedas dalam menilai permainan piano Liberace. Setelah menonton konser di Carnegie Hall, kritikus Lewis Funke menulis bahwa musik Liberace "harus disajikan dengan semua tipu daya yang ada, sekeras mungkin, sehalus mungkin, dan se-sentimental mungkin. Musiknya tidak lain dari kecakapan memainkan pertunjukan yang di atasnya dihiasi krim kocok dan buah ceri." Lebih parah lagi adalah rasa hormatnya terhadap komponis besar yang kurang. "Liberace menciptakan ulang setiap komposisi musik sesuai dengan citra dirinya. Ketika komposisi musik terlalu susah dimainkan, ia membuatnya sederhana. Ketika komposisi musik terlalu sederhana, ia membuatnya jadi sulit." Teknik bermain pianonya ceroboh, dan "kurang ritme, tempo yang salah, kumpulan nada yang terdistorsi, beautifikasi dan sentimental yang berlebihan, kegagalan untuk tetap mengikuti apa yang telah ditulis oleh komponis."[20] Dengan bangga, Liberace pernah berkata, "Apa yang aku lakukan bukan konser, melainkan sebuah show."[21] Tidak seperti konser pianis klasik yang umumnya diakhiri tepuk tangan dan menghormat penonton, Liberace mengakhiri pertunjukannya dengan mengundang penonton naik ke atas panggung untuk memegang-megang kostum Liberace, piano, perhiasan, dan jari tangan Liberace. Penonton biasanya langsung meminta berjabat tangan, memeluk, hingga mencium.[22] Bertolak belakang dengan gaya panggung dirinya yang flamboyan, Liberace sangat konservatif dalam politik dan agama, serta menghindar dari pemberontak dan pembangkang. Ia percaya kapitalisme dan takjub akan kemewahan, keborosan, dan seremonial. Ia senang menghabiskan waktu dengan "orang kaya dan terkenal", bertingkah laku bagaikan bintang bersama para presiden dan raja-raja. Walaupun demikian di mata penggemar, Liberace tetap seorang rakyat biasa dari Amerika Tengah Barat yang meraih kesuksesan melalui kerja keras, dan mengundang penggemar untuk menikmati kesuksesannya bersama-sama.[23] Pada fase berikut kehidupannya setelah kaya mendadak, Liberace menghabiskan uang dengan royal untuk kehidupan pribadi dan penampilan di atas panggung. Ia merancang dan membangun sendiri rumah mewah bertemakan piano pada tahun 1953. Tema piano muncul di mana-mana termasuk kolam renang yang dibangun di atas piano. Ia melengkapi rumah dengan perabot yang gemerlap, kamar mandi yang mewah, dan barang antik. Bagaikan tanpa rasa malu, ia mengkomersialkan namanya dalam iklan berbagai produk, mulai dari layanan bank, perusahaan asuransi, dealer mobil, makanan, hingga rumah duka. Nama Liberace dianggap komersial, terutama karena ia disenangi ibu rumah tangga. Para sponsor dengan senang hati menghujani Liberace dengan berbagai hadiah, termasuk sebuah limusin Cadillac berwarna putih. Ia membalas dengan antusias, "Kalau aku menjual ikan tuna, aku suka ikan tuna".[24] Para kritikus bagaikan memiliki objek kritikan yang tiada habisnya, mulai dari penampilan panggung, gemerlapnya permainan piano yang ceroboh, promosi diri yang bagaikan tanpa henti, dan kesenangannya pamer kesuksesan. Namun pada akhirnya, Liberace selalu berada di pihak yang menang, seperti ucapannya yang terkenal kepada para kritikus, "Terima kasih atas tinjauan yang sangat menarik. Setelah membacanya, sebetulnya, aku dan adikku George langsung pergi ke bank sambil bersorak-sorai."[25] Bibliografi1. Autobiografi
2. Biografi
3. Buku masak
4. Puisi
5. Kompilasi
6. Buku musik
7. Lain-lain
Referensi
Pranala luar
|