Ceri (Prunus subg. Cerasus) adalah subgenus tumbuhan dari Prunus, dengan ciri-ciri memiliki buah drupa yang dapat dimakan[1], halus dengan hanya alur lemah di satu sisi, atau tidak ada alur, dan memiliki bunga corymbs kecil majemuk (tidak sendiri-sendiri, atau dalam racemes) . Subgenus adalah tanaman asli daerah beriklim belahan bumi utara, dengan dua spesies di Amerika, tiga di Eropa, dan sisanya di Asia.
Ceri adalah pohon yang sangat disukai di Jepang dan bunganya disebut sakura. Pada awal musim semi, di saat bunga ceri bermekaran, orang-orang berpiknik di taman-taman yang ditumbuhi pohon ini (Hanami). Di Australia ceri biasanya matang sekitar waktu Natal, sedangkan di Amerika dan Eropa selatan pada bulan Juni. Produksi di seluruh dunia saat ini tiga juta ton per tahun. Selain itu bunga dan buah ceri juga dijadikan hiasan hidangan makanan atau minuman. Buah ceri mengandung antosianin, yaitu pigmen warna merah yang baik untuk kesehatan karena merupakan antioksidan. Selain itu, rutin mengkonsumsi buah ceri setiap hari dapat menurunkan jumlah kadar asam urat dalam tubuh, bahkan dapat menyembuhkan pirai.
Musim Tanam
Ceri memiliki musim tanam yang sangat singkat dan bisa tumbuh di daerah beriklim sedang. Musim puncak untuk panen ceri adalah di musim panas.
Di Australia dan Selandia Baru, masa puncak panen ceri adalah pada akhir bulan Desember, di Eropa selatan pada bulan Juni, di Amerika Utara pada bulan Juni, di Kanada pada bulan Juli hingga pertengahan bulan Agustus dan di Inggris masa puncak panen buah ceri adalah pada bulan Juli.
Seperti kebanyakan pohon beriklim sedang, biji ceri membutuhkan udara dingin untuk dapat tumbuh (mekanisme pohon berevolusi untuk mencegah perkecambahan selama musim gugur, yang kemudian akan menghasilkan bibit yang dibunuh oleh suhu musim dingin).
Lubang-lubang yang disediakan untuk ditanamnya biji ceri di musim gugur (setelah pertama menjadi dingin) dan bibit ceri akan muncul ke permukaan di musim semi. Sebuah pohon ceri akan memakan waktu tiga sampai empat tahun untuk menghasilkan panen buah pertama, dan tujuh tahun untuk mencapai kematangan penuh. Karena kebutuhan akan iklim yang dingin, tumbuhan ceri di negara beriklim tropis seperti Indonesia hanya bisa tumbuh di daerah dataran tinggi (lebih dari 700 m dpl).[2][3]