Lenteng Barat adalah sebuah desa di Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
Pranala luar
KONDISI UMUM DESA
Gambaran Umum Desa Lenteng Barat adalah merupakan gambaran secara utuh tentang kondisi desa. Data-data yang disusun mengambil dari semua data yang tersedia dan bisa didapatkan.
Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan dalam gambaran umum memakai data hasil survey sekunder yang disebarkan kepada Kepala Dusun, Kepala Rukun Tetangga. Data hasil survey akan memunculkan perbedaan dengan data yang ada di pemerintahan desa. Data yang ada di pemerintahan desa di cek ulang dengan data hasil survei yang merupakan data aktual dan kemudian analisa guna mendapatkan data yang lebih akurat.
Gambaran Umum Desa berisikan antara lain kondisi geografis, perekonomian desa, keadaan statistik sosial budaya desa, deskripsi dan statistik sarana prasarana desa dan deskripsi statistik pemerintahan secara umum.
2.1. Sejarah Desa
Diakui atau tidak, sejarah munculnya nama Desa Lenteng Barat, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari sejarah munculnya nama Lenteng yang merupakan kecamatan dari Desa Lenteng Barat. Perbedaannya dengan desa-desa yang lain, yang masih ada dalam rungan lingkup Kecamatan Lenteng, Desa Lenteng Barat berada disebelah Barat Lenteng dan cukup dekat dengan area Kecamatan Lenteng, dengan jarak 5 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Lenteng. Jadi legenda munculnya Legenda Barat, kemungkinan besar tidak jauh berbeda dengan Lenteng Timur, dilihat dari kondisi ekonomi, latar belakang pendidikan, sosio kultural, pembangunan dan lain sebagainya yang ada di Lenteng Barat, walaupun ada sedikit perbedaan dalam hal-hal tertentu. Perbedaan itu merupakan bagian integral Desa Lenteng Barat dengan Desa Lenteng Timur, bahkan dengan desa-desa yang lain, yang berada di Kecamatan Lenteng.
2.1.1 Asal Usul Desa
Nama Lenteng dalam dalam sejarah Sumenep masih dalam perdebatan para tokoh masyarakat Lenteng. Akan tetapi menelik dari segi bahasa, kata Lenteng dapat didefinisikan berawal dari kata “Klenteng”, dimana Klenteng tersebut sebagai tempat sarana peribadatan para etnis Tionghoa.
Pada awalnya, etnis Tionghoa melakukan perjalanan untuk berdagang, dikarenakan kondisi yang melelahkan, maka kelompok etnis Tinonghoa berhenti ditempat keramaian, dimana tempat tersebut menjadi sentra ekonomi Kecamatan Lenteng, yang sekarang lebih dikenal dengan pasar Lenteng. Dengan kenyamanan dan kelancaran berdagang akhirnya sekelompok etnis Tionghoa mendirikan bangunan, seperti toko, memperbaiki jalan sampai akhirnya mendirikan Klenteng. Namun dari berjalannya waktu, etnis Tionghoa tidak diperbolehkan untuk tinggal didaerah tersebut dikarenakan kaum mayoritas pribumi merasa terjajah dan kalah bersaing dengan kaum bangsa Cina, sehingga bangunan-bangunan yang mereka dirikan dirobohkan oleh kaum pribumi termasuk bangunan Klenteng. Dengan kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya etnis Tionghoa melakukan perjalanan ke Sumenep dan mendirikan Klenteng di Desa Pabian dan mereka lebih memilih menetap di Sumenep maupun dipinggiran kota Sumenep.
Pada jaman itu, pasar Lenteng yang awalnya lebih dikenal dengan pasar Klenteng menjadi sentra perekonomian masyarakat setempat. Untuk menghormati jasa etnis Tionghoa yang telah berjasa membangun daerah setempat, maka nama pasar tersebut diubah dengan nama Lenteng, sampai akhirnya daerah tersebut lebih dikenal dengan nama Lenteng sampai sekarang.
Seiring berjalannya waktu, dalam pembentukan pemerintahan dan pemekaran daerah, maka salah satu kecamatan di wilayah Sumenep ada nama Kecamatn Lenteng, yang jaraknya kurang lebih 10 Km dari ibu kota Kabupaten. Pada akhirnya Lenteng terbagi dua daerah yaitu Lenteng Timur dan Lenteng Barat, yang kemudian menjadi desa dan berkembang menjadi 20 desa sampai saat ini.
Asal muasal nama Lenteng sampai saat ini masih menjadi perdebatan dikalangan tokoh masyarakat, yang disebabkan kaum mayoritas penduduk Kecamatan Lenteng beragama Islam dan penganut NU Sunni.
2.1.2. Sejarah Pemerintahan Desa
Desa Lenteng Barat adalah desa yang penduduknya paling padat dibandingkan desa-desa yang lain yang ada di wilayah kecamatan Lenteng. Maka bukan hal yang mengada-ada jika mayoritas penduduknya tergolong miskin dengan mata pencaharian sebagai petani & buruh tani.
Di samping itu kondisi geografis dan kontur tanah yang kurang bagus menyebabkan masyarakat mencari pekerjaan lain seperti buruh tani, buruh pabrik, dan bahkan menjadi TKI keluar negeri. Indikator –indikator ini yang perlu mendapatkan perhatian serius kedepan agar menjadi desa yang mandiri dan mampu memanfaatkan potensi yang ada.
Adapun silsilah atau urutan pemerintahan Desa Lenteng Barat yang berlangsung selama ini dan tercatat di arsip desa adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Sejarah Kepemimpinan Desa Lenteng Barat
Masa Kepemimpinan Nama Pemimpin Hasil Pembangunan Ciri
1873-1903 KH.ABDUL HALIM a. Pembuatan jalan baru Kerajaan
1903-1933 KH.SAJUTI a. Pengerasan jalan Kerajaan
1933-1934 P.SIKAH a. Pelebaran jalan Hirarki
1934-1935 MUDASSIR b. Pembuatan jalan tembus
c. Pembuatan jalan baru
d. Pelebaran Jalan Hirarki
1935-1968 H.ABD. GHANI a. Pembuatan jalan tembus
b. Pembuatan jalan baru
c. Perkerasan jalan telford Hirarki
1968-1990 SAHRA a. Pembuatan jalan tembus
b. Pembuatan jalan baru
c. Perkerasan jalan telford Hirarki
1990-1998 H.ABD. KHALIK a. Penanaman pohon
b. Pembangunan balai desa
c. Pembuatan jalan baru
d. Perkerasan jalan telford Transisi
1998-2007 MUNAJI a. Perkerasan jalan
b. Perbaikan gorong-gorong
c. Tandon air
d. Listrik masuk desa Demokrasi
2007- 2013 AFAN AFANDI a. Perkerasan jalan
b. Perbaikan gorong-gorong
c. Pemeliharaan tandon air
d. Listrik masuk desa Demokrasi
2013 - 2019 DORORUL A’LA .M a. Perkerasan jalan
b. Perbaikan gorong-gorong
c. Pemeliharaan tandon air
d. Pengaspalan jalan
e. Perbaikan jalan
f. Pembangunan dan pengembangan balai desa Demokrasi
2019-2025 AFAN AFANDI a. Perkerasan jalan
b. Perbaikan gorong-gorong
c. Pemeliharaan tandon air
d. Pengaspalan jalan
e. Perbaikan jalan
f. Pembangunan dan pengembangan balai desa
g. Pembangunan pintu masuk dusun
h. Penerangan Jalan Umum (PJU) Demokrasi