Leang Bulu Sipong 4 (Bugis: ᨒᨙᨕ ᨅᨘᨒᨘ ᨔᨗᨄᨚ 4, translit. Léang Bulu Sipong 4, har. 'Gua Gunung Sebatang kara 4') atau Gua Bulu Sipong 4 adalah situs arkeologi berupa gua prasejarah yang terletak di gunung Bulu Leang, Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Secara administratif, gua ini terletak di wilayah Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Di situs ini terdapat lukisan gua dengan lebar sekitar 4,5 meter, yang diperkirakan berumur paling kurang 43.900 tahun. Usia dari gambar di lukisan itu dapat diketahui daripada pengukuran peluruhan radioaktif uranium serta elemen lain dari pembentukan mineral gua tersebut.[1] Gambar lukisan itu memaparkan sekelompok figur setengah manusia-setengah hewan (therianthropes) yang tengah berburu mamalia khas Sulawesi, yakni dua anoa dan empat babirusa. Temuan ini menunjukkan sebuah gambar cadas artistik yang menggambarkan adegan bernarasi, yang padahal selama ini seni cadas pertama di Eropa hanya menggambarkan simbol dalam bentuk abstrak.[1] Penanggalan lukisan ini dipublikasikan pada Desember 2019, dan diduga merupakan kisah beradegan kejadian yang tercatat dalam bentuk lukisan.[1]
Namun hal yang perlu diingat adalah bahwa gambar-gambar cadas yang ada di kawasan gua ini benar rapuh dan rentan rusak, yang bisa saja disebabkan oleh pengelupasan, penggaraman, gangguan mikrobiologi, sampai penutupan oleh debu. Situasi ini sulit dielakkan karena kawasan gua yang dekat tambang semen. Untuk mengantisipasi ini, PT Semen Tonasa merehabilitasi kawasan sekitar situs tersebut seluas 3,6 hektare dengan membuat taman keanekaragaman hayati.[1] Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX/Sulawesi Selatan dan Tenggara turut mengawasi situs ini dari kerusakan dan vandalisme dengan memberikan label perlindungan cagar budaya.
Penemuan
Lukisan ini pertama kali diketahui ditemukan oleh Hamrullah, penjelajah gua dari Indonesia, pada 2017.[2] Penemuan ini terjadi di Gua Leang Bulu’ Sipong 4, salah satu gua di karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan, Indonesia.[3]
Referensi