Lapangan Imam Bonjol (sebelumnya bernama Plein van Rome, bahasa Belanda: Stadion Roma) adalah sebuah alun-alun dan ruang terbuka hijau (RTH) di pusat Kota Padang, Sumatera Barat. Lapangan ini berbatasan dengan Jalan Sudirman, Padang di sebelah barat. Dulunya, kawasan sekitar lapangan dikelilingi berbagai kantor dan bangunan penting, salah satunya Balai Kota Padang. Pada sisi barat lapangan, terdapat semacam tribun yang dinamakan sebagai Balairung, berbentuk seperti rumah adat Minangkabau rumah gadang dengan atap melengkung dan memiliki anjungan pada masing-masing sayap.[1]
Sejarah
Sebelum kemerdekaan, pemerintah Hindia Belanda menjadikan lapangan ini sebagai alun-alun kota karena letaknya yang dikelilingi sejumlah bangunan pemerintahan kolonial. Pada masa pendudukan Jepang, lapangan ini sempat diberi nama dengan istilah Jepang Nanpo Hodo yang berarti "Angin dari Selatan".
Bangunan Stadion Banteng dihancurkan seiring selesainya pembangunan Stadion Gelora Haji Agus Salim pada 1980-an. Sejak tahun 1995, bekas stadion dikembalikan menjadi lapangan terbuka dan diberi nama Lapangan Imam Bonjol.[3][4][5][6] Pemerintah Kota Padang mengembangkan hutan kota berupa ruang terbuka hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan sekaligus sebagai salah satu sarana rekreasi masyarakat.
^Safwan, Mardanas. 1987. Sejarah Kota Padang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hal.22-23.
^"Dari Plein van Rome hingga Lapangan Imam Bonjol". Haluan. 4 Maret 1993.
^Sejarah Sepakbola Kota Padang, Ini Faktanya; Bermula di Plein van Rome.
^Hatta: Jejak yang Malampaui Zaman. Majalah Tempo. hal. 12.