Lakmaras, Lamaknen Selatan, Belu
GeografiLakmaras adalah desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.[5] Desa ini memiliki luas sebesar 21,39 km² yang mana luasnya mencakup 19,7% luas dari Kecamatan Lamaknen Selatan.[6] SejarahZaman pra-penjajahan dan penjajahanLakmaras adalah sebuah kerjaan kecil suku Bunak yang menjadi bagian dari aliansi Lamaknen. Secara tradisi, Loro (raja menengah) Lamaknen di diangkat oleh raja Lakmaras dan Kewar, sedangkan Lakmaras memiliki pemimpin non-aktif yang yang melambangkan persatuan dan penguasa yang memerintah sebenarnya berasal dari Kewar.[7] Pada tahun 1897, terjadi beberapa pertempuran di wilayah Lamaknen antara kerajaan Lamaquitos di timur laut dan Lakmaras yang bersekutu dengan penguasa Bunak di barat daya.[8] Sebagai dampak dari perubahan wilayah kekuasaan di antara kerajaan-kerajaan Bunak, terjadi sengketa wilayah perbatasaan antara Belanda dan Portugis yang menjadi topik negosiasi. Pada tahun yang sama terdapat korban jiwa dalam bentrokan antara pasukan Belanda dan Portugis di Lakmaras.[9] Klaim Belanda atas Maucatar didasarkan pada kekuasaan mereka atas Lakmaras yang memiliki hubungan dengan Maucatar. Namun, untuk sementara waktu, Lakmaras berada di bawah kekuasaan Lamaquitos. Sesuai dengan perjanjian sebelumnya, Maucatar seharusnya jatuh ke tangan Portugal sebagai enklave.[8][10][9] Melalui Konvensi Den Haag pada tanggal 1 Oktober 1904, kompromi dicapai. Portugal seharusnya mendapatkan Maucatar dengan menyerahkan Noimuti di Timor Barat dan beberapa wilayah perbatasannya ke Belanda. Portugal meratifikasi perjanjian tersebut pada tahun 1909, tetapi kemudian terjadi perselisihan mengenai penetapan perbatasan timur Oecusse-Ambeno sehingga pertukaran wilayah tidak terjadi. Pada tahun 1910, Belanda memanfaatkan pergejolakan politik Portugis setelah tumbangnya monarki dengan merebut kembali Lakmaras melalui pasukan KNIL yang terdiri dari orang Eropa dan Jawa. Pada tahun 1916, Maucatar akhirnya diserahkan kepada Portugal, sementara Lamaknen dan Lakmaras tetap berada di bawah kekuasaan Belanda.[11] Zaman IndonesiaPada tanggal 11 April 1996 malam, gerombolan Fretelin dari Timor Timur menyerang Lakmaras dan membakar bangunan yang ada di desa. Penduduk desa melarikan diri ke semak-semak dan baru kembali ke kampungnya keesokan harinya. Sesampainya di desa, mereka menemukan empat mayat pria yang bergeletakan di rerumputan. Keempat jenazah itu dimakamkan secara adat. Akibat dari peristiwa ini, penduduk Lakmaras mengungsikan diri ke Atambua. Lalu mereka kembali ke kampung halamannya pada tahun 1998 dan membangun kembali desanya dengan bangunan bergaya modern karena sulitnya untuk mendapatkan bahan bangunan untuk membangun rumah bergaya tradisional. Dengan peristiwa penyerangan Fretilin, Lakmaras berubah dari kampung adat ke kampung modern.[12] AdministrasiSampai dengan tahun 1966, Lakmaras dipimpin oleh seorang Na'i (raja) yang berasal dari suku Deu Gubul. Pada tahun 1966, Pemerintah Kabupaten Belu mengeluarkan surat keputusan mengenai perubahan struktur pemerintah desa dari na'i ke kedesaan, sehingga pemimpin desa dipimpin oleh kepala desa. Na'i Lakmaras pada saat itu, Yohanes Mau, diangkat menjadi kepala desa Lakmaras sekaligus pemimpin adat.[13] Saat ini, Lakmaras dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Yulianus Lou Mali.[14] Perihal pembagian wilayah, Lakmaras terdiri dari 4 RW dan 11 RT.[15] DemografiPada tahun 2022, Lakmaras memiliki populasi sebanyak 1,037 jiwa.[16] Mayoritas penduduknya menganut agama Katolik dan berasal dari suku Bunak.[17][18] EkonomiSektor pertanian yang dilakukan oleh penduduk desa ialah bertani dan beternak.[19] Desa Lakmaras memiliki perkebunan kopi arabika yang ditanam secara organik. Pemerintah Desa sendiri memiliki sebuah badan usaha(BUMDes) untuk memproduksi kopi dan mengekspornya.[20][21] PendidikanDesa ini memiliki dua sekolah yang terdiri dari satu SD dan satu SMP.[22] Pada tanggal 26 Januari 2024, hujan deras dan angin kencang menguyur Lakmaras sehingga menyebabkan lima kelas darurat kelas jauh SD Inpres Sabulmil di Lokonmasak rata dengan tanah.[23] KesehatanLakmaras memiliki posyandu yang terletak di Kampung Sabulmil.[24] Referensi
Daftar Pustaka
|