Lakmaras, Lamaknen Selatan, Belu

Lakmaras
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenBelu
KecamatanLamaknen Selatan
Kode pos
85770
Kode Kemendagri53.04.18.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas21,39 km²[1]
Jumlah penduduk1,037 jiwa (2022)
Kepadatan48,48 jiwa/km² (2022)[2]
Peta
PetaKoordinat: 9°9′43.9934″S 125°8′57.0685″E / 9.162220389°S 125.149185694°E / -9.162220389; 125.149185694

Lakmaras (Lakumaras) adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.[3] Kode posnya adalah 85770 sedangkan kode wilayahnya ialah 53.04.18.2004.[4]

Geografi

Lakmaras adalah desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.[5] Desa ini memiliki luas sebesar 21,39 km² yang mana luasnya mencakup 19,7% luas dari Kecamatan Lamaknen Selatan.[6]

Sejarah

Zaman pra-penjajahan dan penjajahan

Lakmaras adalah sebuah kerjaan kecil suku Bunak yang menjadi bagian dari aliansi Lamaknen. Secara tradisi, Loro (raja menengah) Lamaknen di diangkat oleh raja Lakmaras dan Kewar, sedangkan Lakmaras memiliki pemimpin non-aktif yang yang melambangkan persatuan dan penguasa yang memerintah sebenarnya berasal dari Kewar.[7]

Pada tahun 1897, terjadi beberapa pertempuran di wilayah Lamaknen antara kerajaan Lamaquitos di timur laut dan Lakmaras yang bersekutu dengan penguasa Bunak di barat daya.[8] Sebagai dampak dari perubahan wilayah kekuasaan di antara kerajaan-kerajaan Bunak, terjadi sengketa wilayah perbatasaan antara Belanda dan Portugis yang menjadi topik negosiasi. Pada tahun yang sama terdapat korban jiwa dalam bentrokan antara pasukan Belanda dan Portugis di Lakmaras.[9] Klaim Belanda atas Maucatar didasarkan pada kekuasaan mereka atas Lakmaras yang memiliki hubungan dengan Maucatar. Namun, untuk sementara waktu, Lakmaras berada di bawah kekuasaan Lamaquitos. Sesuai dengan perjanjian sebelumnya, Maucatar seharusnya jatuh ke tangan Portugal sebagai enklave.[8][10][9]

Melalui Konvensi Den Haag pada tanggal 1 Oktober 1904, kompromi dicapai. Portugal seharusnya mendapatkan Maucatar dengan menyerahkan Noimuti di Timor Barat dan beberapa wilayah perbatasannya ke Belanda. Portugal meratifikasi perjanjian tersebut pada tahun 1909, tetapi kemudian terjadi perselisihan mengenai penetapan perbatasan timur Oecusse-Ambeno sehingga pertukaran wilayah tidak terjadi. Pada tahun 1910, Belanda memanfaatkan pergejolakan politik Portugis setelah tumbangnya monarki dengan merebut kembali Lakmaras melalui pasukan KNIL yang terdiri dari orang Eropa dan Jawa. Pada tahun 1916, Maucatar akhirnya diserahkan kepada Portugal, sementara Lamaknen dan Lakmaras tetap berada di bawah kekuasaan Belanda.[11]

Zaman Indonesia

Pada tanggal 11 April 1996 malam, gerombolan Fretelin dari Timor Timur menyerang Lakmaras dan membakar bangunan yang ada di desa. Penduduk desa melarikan diri ke semak-semak dan baru kembali ke kampungnya keesokan harinya. Sesampainya di desa, mereka menemukan empat mayat pria yang bergeletakan di rerumputan. Keempat jenazah itu dimakamkan secara adat. Akibat dari peristiwa ini, penduduk Lakmaras mengungsikan diri ke Atambua. Lalu mereka kembali ke kampung halamannya pada tahun 1998 dan membangun kembali desanya dengan bangunan bergaya modern karena sulitnya untuk mendapatkan bahan bangunan untuk membangun rumah bergaya tradisional. Dengan peristiwa penyerangan Fretilin, Lakmaras berubah dari kampung adat ke kampung modern.[12]

Administrasi

Sampai dengan tahun 1966, Lakmaras dipimpin oleh seorang Na'i (raja) yang berasal dari suku Deu Gubul. Pada tahun 1966, Pemerintah Kabupaten Belu mengeluarkan surat keputusan mengenai perubahan struktur pemerintah desa dari na'i ke kedesaan, sehingga pemimpin desa dipimpin oleh kepala desa. Na'i Lakmaras pada saat itu, Yohanes Mau, diangkat menjadi kepala desa Lakmaras sekaligus pemimpin adat.[13] Saat ini, Lakmaras dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Yulianus Lou Mali.[14]

Perihal pembagian wilayah, Lakmaras terdiri dari 4 RW dan 11 RT.[15]

Demografi

Pada tahun 2022, Lakmaras memiliki populasi sebanyak 1,037 jiwa.[16] Mayoritas penduduknya menganut agama Katolik dan berasal dari suku Bunak.[17][18]

Ekonomi

Sektor pertanian yang dilakukan oleh penduduk desa ialah bertani dan beternak.[19] Desa Lakmaras memiliki perkebunan kopi arabika yang ditanam secara organik. Pemerintah Desa sendiri memiliki sebuah badan usaha(BUMDes) untuk memproduksi kopi dan mengekspornya.[20][21]

Pendidikan

Desa ini memiliki dua sekolah yang terdiri dari satu SD dan satu SMP.[22] Pada tanggal 26 Januari 2024, hujan deras dan angin kencang menguyur Lakmaras sehingga menyebabkan lima kelas darurat kelas jauh SD Inpres Sabulmil di Lokonmasak rata dengan tanah.[23]

Kesehatan

Lakmaras memiliki posyandu yang terletak di Kampung Sabulmil.[24]

Referensi

  1. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 6.
  2. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 29.
  3. ^ Diarsipkan 26 January 2013 di bps.go.id Galat: URL arsip tidak dikenal (Indonesian; PDF; 6,0 MB),
  4. ^ "Daftar Kode Pos di Kecamatan Lamaknen Selatan". kodepos.co.id. Kodepos. Diakses tanggal 12 September 2024. 
  5. ^ Pemdes Lakmaras, Pemdes Lakmaras. "DESA LAKMARAS LAMAKNEN SELATAN - BELU". 5304182004.website.desa.id. Pemdes Lakmaras. Diakses tanggal 13 September 2024. 
  6. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 4.
  7. ^ Diarsipkan [Date missing], di www.royaltimor.com Galat: URL arsip tidak dikenal
  8. ^ a b Antoinette Schapper: Diarsipkan [Date missing], di epress.anu.edu.au Galat: URL arsip tidak dikenal,
  9. ^ a b Antoinette Schapper: Crossing the border: Historical and linguistic divides among the Bunaq in central Timor, S. 7–8.
  10. ^ Hague Justice Portal: Island of Timor: Award, 25. Juni 1914 (Inggris)
  11. ^ Geoffrey C. Gunn: Diarsipkan [Date missing], di pascal.iseg.utl.pt Galat: URL arsip tidak dikenal
  12. ^ Antonius & 2011 74.
  13. ^ Antonius & 2011 152.
  14. ^ Luan, Adrianus Helmut. "RAPAT KOORDINASI KEPALA DESA LAKMARAS DI ABIS BESAR". lakmaras.kim.id. Pemdes Lakmaras. Diakses tanggal 14 September 2024. 
  15. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 16.
  16. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 28.
  17. ^ Antonius & 2011 78.
  18. ^ Antonius & 2011 67.
  19. ^ Antonius & 2011 157.
  20. ^ Arda 72, Arda 72. "TNI Buat Kopi Khas Lakmaras". kabarjoglo.com. Kabar Joglo. Diakses tanggal 12 September 2024. 
  21. ^ Lewokeda, Aloysius. "Bagaimana mendorong kopi Lakmaras tembus pasar modern". kupang.antaranews.com. AntaraNews. Diakses tanggal 12 September 2024. 
  22. ^ BPS Kabupaten Belu & 2023 27.
  23. ^ Bria, Yufengki. "Diterjang Hujan Deras-Angin Kencang, 5 Kelas SD Inpres di Belu Rata Tanah". detik.com. Detik Bali. Diakses tanggal 13 September 2024. 
  24. ^ Pemdes Lakmaras, Pemdes Lakmaras. "Peduli kesehatan Balita dan Bumil Perbatasan TNI dan Puskesmas kerjasama gelar Posyandu". 5304012004.website.desa.id. Pemdes Lakmaras. Diakses tanggal 13 September 2024. 

Daftar Pustaka

  • Antonius, Bele (2011). Nurani Orang Buna’ Spiritual Capital dalam Pembangunan (Tesis Doctor). Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 
  • BPS Kabupaten Belu, BPS Kabupaten Belu (2023). Kecamatan Lamaknen Selatan Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Belu. 
  • BPS Kabupaten Belu, BPS Kabupaten Belu (2022). Kecamatan Lamaknen Selatan Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Belu. 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41