Sarana ini sangat unik dan satu-satunya di dunia karena sifatnya yang terbuka penuh untuk umum secara cuma-cuma melalui internet.[2] Berbeda dengan umumnya aplikasi untuk pemakai akhir sarana komputasi paralel berbasis web, LPC memberikan pemakai akhir akses dengan sistem kepemilikan penuh (full-ownership) selama periode pemakaian yang diberikan. Karena karakteristik inilah banyak tuntutan teknis yang berujung pada inovasi baru dengan luaran ilmiah maupun berupa paten[3] dan hak cipta.[4]
Selain cuma-cuma, sarana ini bisa dipakai dengan mudah untuk pemula sekalipun karena seluruh sistem berbasis situs. Karena dari awal sarana ini memang diperuntukkan guna peningkatan kemampuan melalukan pemrograman paralel.
Pengembangan lebih lanjut
LIPI Public CLuster ini sedang dikembangkan untuk menjadi salah satu gerbang utama IndoGRID. Yaitu komputasi berbasis GRID di antara lembaga penelitian dan pendidikan di Indonesia.
Untuk menunjang dan mempercepat pengembangan lebih lanjut arsitektur cluster terbuka seperti LPC, saat ini seluruh aspek dan modul LPC sebagai sebuah prototipe cluster terbuka telah dibuka untuk publik dengan lisensi GNU Public License (GPL) dengan nama openPC di repositori SourceForge.net[5]
Referensi
^"Komputer Super Berbiaya Murah", Seputar Indonesia (17 Desember 2007); "Tahukah Anda: LIPI Punya Kluster Seperti Google", Jurnal Nasional (12 Desember 2007); "Superkomputer Rakitan LIPI", Situs KRT (6 Juli 2007), "Komputer Lama, Tenaga Baru", Tempo (Edisi 2-8 Juli 2007), "Komputer Super dari Rak Besi: Bisa diakses gratis di Internet ?", Koran Tempo (22 Juni 2007).