Kuota Droop adalah kuota yang umumnya digunakan di dalam sistem pemungutan suara yang dapat dipindahtangankan dan juga dalam pemilu yang menggunakan kuota minimal. Dalam sistem pemilihan yang dapat dipindahtangankan, kuota ini adalah jumlah suara minimal yang harus diperoleh agar dapat terpilih. Sisa suara calon yang melebihi kuota dapat dipindahtangankan ke calon lain. Kuota Droop dirancang pada tahun 1868 oleh matematikawan Inggris Henry Richmond Droop (1831–1884) untuk menggantikan kuota Hare.
Saat ini kuota Droop digunakan di hampir semua sistem pemilu yang dapat dipindahtangankan, termasuk di Republik Irlandia, Irlandia Utara, Malta dan Australia. Kuota Droop sangat mirip dengan kuota Hagenbach-Bischoff yang lebih sederhana.
Rumus
Berikut adalah rumus yang digunakan di Republik Irlandia:
- Jumlah suara sah = jumlah suara yang sah
- Kursi = jumlah kursi yang diperebutkan
Contoh
Berikut adalah contoh penggunaan kuota Droop di dalam sistem pemilu yang dapat dipindahtangankan.
45 suara
|
25 suara
|
30 suara
|
- Darsem
- Oneng
|
- Oneng
|
- Sartiyem
|
Terdapat 100 suara sah dan 2 kursi yang diperebutkan, maka kuota Droopnya adalah:
Setelah dibulatkan, kuota Droopnya adalah 34. Berdasarkan pilihan pertama, berikut adalah urutan calon-calonnya:
- Darsem: 45
- Oneng: 25
- Sartiyem: 30
Darsem memperoleh lebih dari 34 suara, sehingga ia telah melebihi kuota dan terpilih sebagai anggota perwakilan. Jumlah suaranya lebih dari cukup, dan suara yang tersisa (sebelas suara) diberikan kepada Oneng sebagai pilihan kedua. Maka urutannya adalah sebagai berikut:
Oneng kini telah melebihi kuota dan juga terpilih sebagai anggota dewan.
Lihat pula
Pranala luar
Referensi