Kumagai Gumi Co., Ltd. (株式会社熊谷組code: ja is deprecated , Kabushiki-gaisha Kumagai Gumi) adalah sebuah perusahaan konstruksi asal Jepang yang didirikan di Fukui, Prefektur Fukui. Secara resmi, kantor pusat perusahaan ini berada di Fukui, namun secara aktual, kantor pusatnya berada di Shinjuku, Tokyo.
Sejarah
Pendiri perusahaan ini, Santaro Kumagai memulai kariernya sebagai seorang pegawai negeri sipil di kepolisian. Karier konstruksinya kemudian dimulai sebagai seorang pemahat batu, untuk digunakan sebagai monumen keagamaan dan bahan konstruksi rel kereta api.[3]
Kumagai kemudian mendirikan perusahaan ini pada tahun 1898, dan mendaftarkannya sebagai badan hukum pada tahun 1938. Mulai tahun 1955 hingga 1983, perusahaan ini berhasil memenangkan lebih dari 10% dari total kontrak luar negeri yang dapat dimenangkan oleh 57 anggota Asosiasi Perusahaan Konstruksi Jepang, mengalahkan perusahaan konstruksi besar, seperti Takenaka, Taisei, Kajima, Obayashi, dan Shimizu.[4] Hal ini karena proyek luar negeri lebih berisiko, sehingga tidak banyak perusahaan yang berani mengambil proyek di luar Jepang. Walaupun begitu, Kumagai Gumi cukup berani dalam mengambil risiko, dan mengambil peran sebagai kontraktor sekaligus pengembang proyek, dengan menggunakan skema BOT untuk mendanai proyek. Kumagai Gumi pun menjadi salah satu perusahaan pertama yang menerapkan BOT di Asia Tenggara. Pada tahun 1985, pendapatan dari proyek luar negeri mencapai 46% dari total pendapatan Kumagai.[5]
Pada dekade 1980-an, perusahaan ini menjadi investor lahan yasan asal Jepang terbesar di New York City,[6] dengan berinvestasi pada sejumlah proyek di Manhattan, termasuk proyek yang dikembangkan oleh William Zeckendorf, Jr..[7]
^"Corporate Profile". Kumagai Gumi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2017. Diakses tanggal August 30, 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Rimmer, Peter J. (March 1, 1990). "The Internationalisation of the Japanese Construction Industry: The Rise and Rise of Kumagai Gumi". Environment and Planning A. 22 (3): 345–368. doi:10.1068/a220345.