Pada bulan September dan Oktober 1993, sebuah krisis konstitusional muncul di Federasi Rusia akibat konflik antara Presiden Boris Yeltsin dan parlemen Rusia. Presiden Yeltsin melakukan auto kudeta, membubarkan parlemen, dan melembagakan pemerintahan presidensial dengan sistem dekret. Krisis berakhir dengan Yeltsin menggunakan kekuatan militer untuk menyerang Dewan Soviet Moskwa dan menangkap para anggota parlemen. Di Rusia, peristiwa tersebut dikenal sebagai Kudeta Oktober (bahasa Rusia: Октябрьский путч, translit. Oktyabr'skiy putch) atau Oktober Hitam (bahasa Rusia: Чëрный октябрь, translit. Chyorniy Oktyabr').
Yeltsin menjadi presiden Federasi Rusia setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991. Namun, konstitusi Rusia tahun 1978 dari era Soviet masih berlaku. Yeltsin mulai meningkatkan kekuasaannya, yang mengarah pada kebuntuan politik dengan parlemen Rusia yang pada tahun 1993 terdiri dari Kongres Perwakilan Rakyat dan Soviet Tertinggi. Percaya pada dukungan rakyat untuk kebijakan restrukturisasi setelah referendum April, Yeltsin menyerukan pemilihan parlemen lebih awal, dan pada 21 September ia membubarkan badan legislatif dengan langkah yang tidak disahkan oleh konstitusi.
Pada tanggal 23 September, parlemen (dipimpin oleh Ketua Soviet Tertinggi, Ruslan Khasbulatov) memakzulkan Yeltsin, menyatakan wakil presiden Alekaandr Rutskoy sebagai penjabat presiden, dan membarikade dirinya sendiri di gedung Gedung Putih. Pertempuran jalanan selama sepuluh hari dimulai antara polisi dan demonstran yang setia kepada Yeltsin dan anggota parlemen. Pada tanggal 3 Oktober, para pengunjuk rasa melepas barisan milisi di sekitar parlemen, dan karena didesak oleh para pemimpinnya, mereka mengambil alih kantor walikota dan mencoba menyerbu pusat televisi Ostankino. Pasukan angkatan darat yang tetap netral kemudian menembaki dan menyerbu Gedung Putih pada tanggal 4 Oktober atas perintah Yeltsin, dan menangkap para pemimpin perlawanan yang masih ada. Semua yang terlibat dalam peristiwa tersebut kemudian diberikan amnesti oleh Duma Negara pada Februari 1994 dan dibebaskan dari penjara.
Pada puncak krisis, Rusia dianggap oleh beberapa orang sedang "di ambang" perang saudara.[1][2] Konflik 10 hari itu menjadi peristiwa pertempuran jalanan paling mematikan dalam sejarah kota Moskwa sejak Revolusi Oktober;[3] 147 orang tewas dan 437 luka-luka menurut statistik resmi pemerintah Rusia. Setelah peristiwa tersebut, Yeltsin mengonsolidasikan posisinya, memperluas kekuasaan eksekutif, dan mendorong pengadopsian konstitusi Federasi Rusia tahun 1993.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Remembering Russia's civil siege" (dalam bahasa Inggris). 2003-10-03. Diakses tanggal 2023-07-05.
- ^ Hosking, Geoffrey (2017-04-04). "Putin is part of a continuum that stretches back to the tsars". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2023-07-05.
- ^ Braithwaite, Rodric (2011). Afgantsy: the Russians in Afghanistan 1979–89. Profile Books. hlm. 312. ISBN 978-1-84668-054-0.