Kremah (Altenanthera sessilis) adalah tumbuhan obat Indonesia. Kremah masih berkerabat dengan bayam merah (Alternanthera amoena Voss.)[3] yang berasal dari Amerika.
Kremah memiliki banyak sebutan di Sumatra dan Jawa. Di Sumatra dikenal dengan sebutan juruk demah (Lampung), omak (Batak), daun keremak, daun rusa, dan sayor udang (Melayu). Di Jawa, dikenal dengan nama bayem kremah, kremek, kremo, matean, keremi (Jawa), tolot soyah, tolod, dan jatinangor (Sunda).[1][2][4][5]
Deskripsi
Kremah merupakan herba/semak berbatang banyak, yang tingginya mencapai 1 m.[2] Kremah dapat pula tumbuh secara merambat atau mengapung. Akarnya putih-kecoklatan, dan berjenis tunggang. Panjang batangnya mencapai ± 30 cm. Bentuk batangnya bulat, masif, beruas-ruas, dengan warna hijau-kekuningan. Daunnya majemuk, saling berhadapan, ujung dan pangkal runcing, berwarna hijau dan memiliki panjang antara 1–15 cm, lebar 5 cm, yang juga berbulu halus. Pertulangan daun berbentuk menyirip. Bunganya majemuk, kcil, berbentuk bulir, terletak di ketiak daun daun ujung batang, bertangkai silidris, berwarna putih/keunguan dengan masa berbunga sepanjang tahun. Buahnya bulat dan hitam.[1][5]
Kremah mirip dan berkerabat dengan bayam merah yang dipergunakan sebagai tanaman obat dan tanaman hias.[2]
Dalam khazanah masakan di Nusantara, ia sering dipakai sebagai pelengkap untuk ulam, pecel, urap, dan semacamnya. Di Tatar Pasundan, ia jamak pula dilalap setelah di siram air panas.
Bayam Brazil
Bayam Brazil adalah kultivar kremah asal Brasil. Ini digunakan sebagai plantas alimentícias não convencionais (tanaman pangan non-konvensional) di Amerika Selatan. Secara ilmiah dapat disebut sebagai Alternanthera sissoo hort., meskipun nama ini tidak dipublikasikan secara sah.
Bayam brazil adalah tanaman penutup tanah yang kuat dan menyebar setinggi sekitar 30 cm (12 inci) dengan daun berkerut, berakar pada bukunya. Tanaman ini tidak menghasilkan benih yang layak dan tidak dianggap invasif. Ia lebih menyukai naungan 50% atau lebih dan mentoleransi berbagai kondisi pH tanah, meskipun ia membutuhkan nitrogen, bahan organik, dan air dalam jumlah tinggi. Tanaman ini rentan terhadap hama ulat dan siput pemakan daun. Dapat ditanam sebagai mulsa hidup di bawah pohon buah-buahan. Tanaman diperbanyak dengan stek kayu lunak.