Kreatina
Kreatina adalah asam organik bernitrogen yang terdapat secara alami di dalam hewan vertebrata. Kreatina dapat membantu menyediakan cadangan energi bagi jaringan otot dan saraf[1]. Kreatina ditemukan pertama kali oleh Derek Edward Bye pada tahun 1832 sebagai komponen dari otot rangka. Nama kreatina sendiri berasal dari bahasa Yunani, dari kata "Kreas" yang berarti "Daging". FungsiKreatina, sesudah dikonversi menjadi fosfokreatina, menjalankan fungsinya bersama enzim kreatina kinase di semua vertebrata dan beberapa invertebrata. Mekanisme ini mirip dengan sistem arginina/fosfoarginina bersama arginina kinase yang ada di banyak invertebrata. Sistem ini bertindak sebagai larutan penyangga (buffer) yang menjaga perbandingan ATP/ADP tetap tinggi di dalam ruang seluler di mana ATP dibutuhkan sehingga menjamin ketersediaan ATP tetap tinggi dan meminimumkan hilangnya nukleotida adenosin sehingga mencegah disfungsi seluler. Larutan penyangga fosfat berenergi tinggi itu dikenal dengan nama fosfoarginina atau fosfagen. Sebagai tambahan, kehadiran isoform kreatina kinase di situs-situs spesifik sel menunjukkan bahwa sistem fosfokreatina/kreatina kinase juga berfungsi sebagai sistem transpor energi dari tempat di mana ATP dihasilkan (mitokondria dan proses glikolisis) menuju tempat di mana energi dibutuhkan (misalnya miofibril untuk kontraksi otot atau retikulum sarkoplasma untuk memompa kalsium)[2][3][4][5][6] BiosintesisPada manusia, sekitar setengah kebutuhan kreatina disintesis dari 3 macam asam amino (arginina, glisina, and metionina). Sisanya diambil dari makanan. Sekitar 95% kreatina disimpan di dalam otot rangka. Kreatina juga berperan dalam memperbesar dan memperkuat otot-otot tersebut. Enzim GAMT (guanidinoacetat N-metiltransferase, atau dikenal juga sebagai L-arginin:glicin amidinotransferase (AGAT), EC 2.1.4.1) adalah enzim mitochondrial enzyme yang bertanggung jawab untuk mengatalisis tahap pembatas pertama dalam biosintesis kreatina. Ia diekspresikan secara primer pada ginjal dan pankreas[1]. Enzim kedua yang terlibat dalam jalur ini (GAMT, guanidinoacetate N-methyltransferase, EC:2.1.1.2) diekspresikan secara primer di dalam hati dan pankreas [2]. Cacat genetik dalam biosintesis kreatina menghasilkan sejumlah gangguan saraf [3]. KontroversiDokumentasi mengenai efektivitas kreatina dalam pengobatan penyakit-penyakit muskular, neuromuskular, dan neuro-degeneratif sudah banyak dilakukan[7] tapi kegunannya sebagai peningkat performa di dalam olahraga (sebagai suplemen olahraga) sering dipertanyakan.[8] Beberapa organisasi bahkan menyarankan agar penggunannya sebaiknya dilarang [9][10][11] Walaupun demikian, namun kreatina tetap sangat populer.[12] Efek SampingPenggunaan jangka pendek kreatina umumnya dinyatakan aman (dinyatakan sebagai generally recognized as safe (GRASS) oleh FDA). Penggunaan terus menerus terutama dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping. Sejumlah hipotesis menyatakan bahwa asupan kreatina berlebihan dapat menyebabkan hipertensi yang diakibatkan karena kemampuan senyawa ini untuk meningkatkan retensi air di dalam tubuh.[13] Walaupun demikian, belum ditemukan adanya dehidrasi air akibat peningkatan pengambilan air otot yang disebabkan oleh suplementasi kreatina dalam jumlah dan dosis yang tepat.[14] Otoritas Keamanan Pangan Eropa (European Food Safety Authorities/EFSA) menyatakan bahwa konsumsi kreatina yang berasal dari kreatina monohidrat (tingkat kemurnian 99.5%) sebaiknya tidak melebihi 20 gram / hari. Konsumsi suplemen ini sebesar 3 g/hari tidak menunjukkan adanya risiko atau ancaman.[15] Opini ini muncul karena fakta bahwa kreatina merupakan komponen alami dari air susu ibu (ASI). Kreatina juga merupakan komponen yang penting bagi perkembangan otak pada embrio manusia dan bayi. Ia juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologi pada orang dewasa, terutama pada otak, jaringan saraf, sistem saraf, otot dan organ-organ lain yang membutuhkan banyak energi. SumberPada manusia, kreatina yang diperoleh dari makanan umumnya berasal dari produk-produk hewani seperti daging sapi dan ikan. Tumbuhan tidak magandung kreatina sehingga kaum vegetarian cenderung memiliki konsentrasi kreatina yang rendah di dalam ototnya. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan suplemen kreatina.[16] Sumber-sumber kreatina dapat dilihat pada tabel di bawah ini.[17] Patut diingat bahwa proses pemaksakan daging mentah sangat memengaruhi konsentrasi kreatina karena senyawa ini dapat mudah bereaksi membentuk kreatinina dan kehilangan fungsinya.[18] Proses pemasakan dapat mengurangi 68-78% kandungan kreatina semula yang ada di dalam daging.[19]
Kreatina dan pengobatan penyakit ototInvestigasi terhdapat suplementasi kreatina dalam mengobati penyakit-penyakit otot dan saraf saat ini terus-menerus dilakukan. Investigasi dampak senyawa ini terhadap penyakit lain seperti artritis, gagal jantung, penyakit Parkinson, atrofi, penyakit McArdle, penyakit Huntington, dan berbagai penyakit terpaut otot dan saraf lain juga terus menerus dikembangkan. Sebuah studi menunjukkan bahwa kreatina dua kali lebih efektif dari obat riluzol dalam memperpanjang usia tikus yang terkena penyakit neuro-degeneratif sklerosis lateral amiotrofik.[20] Efek neuropatif yang muncul mungkin diakibatkan oleh peningkatan ketersediaan energi di dalam sel saraf yang rusak. Studi lain menunjukkan bahwa kreatina dapat meningkatkan kekuatan otot pada orang-orang yang terkena penyakit neuromuskular.[21] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|