Korpus linguistik dan hukum (bahasa Inggris: law and corpus linguistics) adalah metode yang awalnya digunakan oleh sekelompok orang untuk mengurai masalah orisinalitas makna publik berkaitan dengan hukum dengan cara komputasi bahasa menggunakan data korpus yang besar (corpora).[butuh rujukan]
Sejarah
Pada mulanya, sekelompok ahli berupaya mengeklaim dan merekonstruksi penggunaan bahasa Inggris di masyarakat yang kala itu masih bersifat hipotesis dan objektif. Misi mereka adalah untuk menentukan definisi dari istilah-istilah konstitusi sehingga diperoleh konteks yang jelas bagi pembaca. Namun, di akhir tahun 1700-an mereka merasa tidak memiliki cukup data yang representatif sehingga baik pembaca atau penutur yang awam dan berpengetahuan nantinya dapat mengerti dengan baik.
Pada akhir abad ke-18 di Amerika Serikat, para ahli menyadari untuk memperoleh data yang representatif, mereka tidak dapat hanya mengandalkan satu jenis contoh saja. Oleh sebab itu, para linguis mendesain korpus lebih dari sekadar pangkalan data besar. Mereka mendesain korpora (bentuk jamak korpus) secara rinci. Data dikelompokkan secara seimbang yang bersumber dari genre teks yang berbeda-beda sehingga diperoleh irisan data yang representatif tentang penggunaan bahasa dan maknanya.[1]
Cara kerja
Untuk membantu kerja penelitian linguistik, ada beberapa fitur utama yang digunakan. Fitur-fitur korpus nantinya membantu untuk membedakan makna asli secara umum dan makna yang “asal tempel”. Fitur-fiturnya antara lain:
1. Konkordansi
Konkordansi adalah kata kunci dari setiap konteks kalimat. Dalam pencarian korpus, pencarian konkordansi dapat menampilkan seratus ribu atau lebih baris yang berpusat pada kata kunci atau frasa yang sedang dicari. Ini berfungsi untuk mengetahui konteks makna dengan cara membandingkan satu baris konteks kalimat dengan baris lainnya dalam jumlah yang besar.
2. Kolokasi
Kolokasi disebut juga word neighbors atau kata yang bertetangga. Ini berfungsi sebagai cara untuk mengetahui frekuensi kata yang paling sering muncul sehingga dapat diketahui makna konotasi dari setiap kata, terutama kata yang memiliki makna polisemi atau mirip dengan kata lainnya. Misalnya ketika baris konkordansi tidak dapat membantu penentuan makna, kolokasi digunakan untuk membedakan tendensi makna suatu kata, apakah positif atau negatif. Ketika hukum telah lama mendeklarasikan noscitur a sociis (sesuatu yang hanya diketahui oleh sejawat), korpora menyediakan alat untuk membantu memecahkan pandangan ini dengan cara yang lebih ketat dan teliti.
3. Statistik frekuensi
Untuk menjangkau pengguna rata-rata Bahasa Inggris di akhir tahun 1700-an, digunakanlah makna yang frekuensinya paling banyak atau nuansa maknanya paling "sederhana". Frekuensi data sangat penting untuk mengetahui pemahaman publik. Dalam hal ini, korpora digunakan untuk membuat lematisasi dan penandaan gramatikal, yaitu ketika seseorang dapat mencari satu bentuk kata atau semua bentuk sekaligus, seperti present participle atau kata kerja bentuk sekarang.
Jenis Korpus Linguistik
Secara umum, korpus dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu korpus dinamis, korpus tetap, korpus khusus, dan korpus umum.[2]
1. Korpus Dinamis
Korpus dinamis bersifat lentur sehingga memungkinkan untuk dilakukan perubahan data dari waktu ke waktu. Perubahannya dapat berupa penambahan kuantitas data ataupun substansi. Korpus ini sering kali dikenal sebagai korpus rujukan. Fungsinya ialah memantau perkembangan bahasa di masa kini (kontemporer).
2. Korpus Tetap
Secara umum, fungsi korpus tetap menyerupai korpus khusus, yaitu ditujukan untuk membantu penelitian yang berkaitan linguistik khusus. Perbedaannya adalah, isi korpus khusus dapat berubah dari masa ke masa, sedangkan korpus tetap tidak.
3. Korpus Umum
Seperti namanya, korpus umum dibuat dan dimanfaatkan dalam penelitian linguistik secara umum. Oleh sebab itu, ukurannya cenderung lebih besar. Meski begitu, data teks yang diinput ke dalam aplikasi tetap disaring agar jumlahnya ideal. Korpus umum juga sering dikenal dengan korpus inti. Korpus jenis ini ditemukan pada British National Corpus (BNC) yang bertujuan untuk menemukan gambaran ragam bahasa dalam skala yang besar.
4. Korpus Khusus
Berbeda dengan korpus umum, korpus khusus membantu penelitian linguistik dengan tema dan waktu yang spesifik. Contohnya, penelitian komparasi diksi artikel media alternatif dan media arus utama nasional pada 1996. Oleh karena tema dan waktu yang ditentukan spesifik, ukuran korpus ini cenderung kecil dibanding lainnya.
Peran Korpus Linguistik di Bidang Hukum
Pada lingkup sosial dan politik, fitur-fitur korpus digunakan untuk mengetahui konteks yang memuat dominasi dan ideologi tertentu. Di bidang hukum, penelitian korpus linguistik pernah dilakukan oleh beberapa pakar di bidang hukum.[3]
Lain halnya dengan penelitian di lingkup sosial politik, penelitian di lingkup hukum terhadap korpus linguistik pernah dilakukan Profesor Christopher Green tentang survei penggunaan istilah "perlindungan hukum" sebelum tahun 1866 dalam korpus khusus yang banyak disebut mayoritas orang sebagai Westlaw. Kemudian, penelitian serupa juga pernah dilakukan pengadilan pada masa itu untuk menentukan pemahaman mayoritas orang terhadap istilah undang-undang. Penelitian itu melibatkan penggunaan istilah di surat kabar, novel, Alkitab, atau bahkan acara televisi dan film.
Selain itu, Hakim Breyer di Amerika Serikat juga pernah menulis untuk publik tentang analisis makna awam dari "membawa senjata api” dalam kasus Muscarello. Muscarello adalah tersangka yang didakwa menyimpan senjata api terkunci pada tempat sarung tangan yang terkunci di dalam truknya sambil menjual beberapa ganja. Analisis berfokus pada apakah dia membawa senjata api selama transaksi narkoba, yang kemudian akan mengarah pada peningkatan hukuman untuk hukumannya.
Saat itu, Muscarello melakukan pencarian di pangkalan data New York Times yang ditemukan di LexisNexis, dan di pangkalan data surat kabar Westlaw Amerika Serikat. Pencarian kata ‘membawa’, kendaraan,' dan 'senjata' (atau variasinya) dilakukan dengan mengambil sampel acak. Hasilnya menunjukkan sekitar sepertiga data menyebutkan bahwa memiliki senjata di dalam kendaraan dapat berarti membawa senjata api.