Kores, Si
Kores, Si merupakan sebuah cerita rakyat tentang seorang anak bernama Kores yang terlahir dari keluarga miskin. Anak tersebut sangat malas dan membiarkan ibunya mencari nafkah. Suatu ketika, Kores menyadari perilaku buruknya tersebut dan berkeinginan untuk bekerja. Ia mengutarakan keinginannya untuk berdagang kepada sang ibu dan dengan senang hati ibunya pun mengumpulkan uang untuk memberikan modal. Setelah uang tersebut terkumpul, ibunya memberikannya modal dan Kores bergegas pergi untuk mencari barang dagangan yang akan dijual. Di tengah perjalanan, Kores melihat seekor kucing yang hampir mati karena sedang disiksa oleh beberapa anak. Merasa iba, Kores pun memutuskan untuk membeli kucing tersebut agar mereka tidak menyiksanya. Anak- anak tersebut setuju dan Kores memberikan uang modal dari ibunya untuk membeli kucing tersebut. Kemudian, kucing itu dibawa pulang dan dirawat oleh Kores. Kores mengungkapkan keinginannya lagi untuk berdagang sehingga ibunya memberikannya modal. Di tengah perjalanan, ia melihat ular yang sedang disiksa dan hampir mati. Akhirnya, Kores membelinya lagi dengan uang modal tersebut. Kores pulang dengan membawa ular tersebut dan merawatnya. Hal tersebut terulang kembali, Kores menemukan seekor anjing yang sedang disiksa dan hampir mati ketika ia mencari barang dagangan untuk yang ketiga kalinya. Kores melakukan hal yang sama, membelinya, membawa pulang, dan merawat anjing tersebut. Setelah kejadian tersebut, Kores berhenti mencari kerja dan merawat ketiga binatang tersebut. Kucing, ular dan anjing merasa berhutang budi dan berniat memberikan balas budi kepada majikannya, Kores. Kucing mengatakan bahwa ia akan mendo’akan majikannya agar menjadi kaya. Sementara anjing berjanji untuk membersihkan kotoran majikan dan menjaga keamanan keluarga Kores. Sang ular mengajak Kores bertemu dengan raja ular dan raja tersebut memberikan mustika ajaib yang dapat mengabulkan segala keinginannya apabila mustika itu dibanting. Singkat cerita, Kores dan ibunya menjadi orang terkaya di kampungnya karena kebaikan hati dan sifat penyayangnya pada binatang.[1] Referensi
|