Konseling multikultural adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan salah satu praktek konseling tertentu yang pada dasarnya bertujuan untuk mencari dan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana sebuah kebudayaan tertentu dan identitas seseorang dapat mempengaruhi kesehatan mental suatu individu dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hubungan seorang konseli dengan konseling yang akan dilakukan oleh konselor.[1] Hubungan baik yang terjalin antara seorang konselor dan konseli dalam suatu proses konseling memerlukan empati yang tinggi dari seorang konselor, terutama dalam konteks konseling multikultural. Hal tersebut akan membantu seorang konselor dapat lebih memahami cara pandang konseli melalui perspektif konseli itu sendiri.[2]
Diantara aspek-aspek kebudayaan yang menjadi patokan dalam konseling multikultural adalah identitas gender, orientasi seksual, usia, sosioekonomi status, agama/keyakinan dan kemampuan yang mungkin berperan dalam konteks kesehatan mental dan isu personal yang berkaitan dengan konseli/individual.[3] Konseling multikultural pada intinya adalah salah satu cara untuk mengapreasiasi keberagaman yang ada pada setiap individu.[1] Seorang konselor yang memiliki kompetensi dalam hal ini juga disebut dengan istilah a diversity-competent-counselor.[4]
Area kompetensi konselor
Seorang konselor yang handal dalam praktek konseling multikultural harus mempunyai kompetensi yang meliputi beberapa area seperti, keyakinan dan sikap (beliefs and attitudes), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills). Pertama, seorang konselor multikultural yang efektif dituntut sudah mempunyai salah satu kemajuan. Diantaranya kemajuan dari ketidaksensitifan dalam menilai suatu kebudayaan. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa mereka tidak mengalami pandangan yang bias dalam proses konseling. Kedua, seorang konselor multikultural yang handal mempunyai pengetahuan mengenai aspek tertentu mengenai kebudayaan dan seorang konselor multikultural yang profesional memiliki kemampuan tertentu yang berkaitan dengan keberagaman kebudayaan dalam menjalankan perannya dalam mendidik dan memberikan terapi kepada konseli.[4]