Kondom perempuan

Kondom perempuan

Kondom perempuan

Kondom perempuan adalah alat kontrasepsi penghalang yang digunakan oleh perempuan yang bertujuan untuk mencegah masuknya air mani ke dalam Organ reproduksi wanita yang dilindungi untuk mencegah kehamilan atau penyakit kelamin. keterbatasan, maupun efek samping yang ditimbulkan kondom perempuan, hampir sama dengan kondom laki-laki. Tingkat efektivitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara pemakaiannya benar. Meski demikian, pemakaian kondom perempuan hanya menurunkan kemungkinan penularan penyakit menular seksual, tidak mencegah penularan infeksi penyakit kelamin tersebut.

Kondom perempuan terbuat dari bahan plastik tipis dan kuat yang disebut dengan poliuretana. Kondom ini dilengkapi dengan cincin fleksibel pada kedua ujungnya. Satu cincin terbuka yang berada di luar vagina dan menutupi vulva atau bukaan vagina, sementara cincin yang lain tertutup karena ditempatkan di dalam vagina dan kondom juga biasanya dibuat dari bahan karet lateks.

Kekurangan

Namun kondom perempuan memiliki kekurangan yang kerap dikeluhkan yaitu:

  • Efektivitas kondom perempuan kurang dari kondom laki-laki.
  • Penggunaannya dianggap merepotkan.
  • Penggunaannya dirasa kurang nyaman.
  • mengurangi rangsangan seksual di klitoris.
  • Muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan.
  • Kondom perempuan relatif lebih mahal dan tidak tersedia luas dibandingkan kondom laki-laki.
  • Kondom perempuan tidak dapat dipakai berulang kali.
  • Kondom perempuan dapat sobek jika digunakan dengan salah.

Cara pemasangan dan penggunaan

Secara umum, kondom perempuan aman digunakan dan bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter. Kondom ini juga bisa dimasukkan hingga 8 jam sebelum berjimak.

Berikut adalah cara memasang dan menggunakan kondom perempuan dengan benar:

  • Sebelum kondom dipasang, penis tidak bersentuhan dengan vagina
  • Keluarkan kondom dari kemasan dengan hati-hati.
  • Hindari kondom yang sudah ada tanda-tanda kerusakan, seperti sobekan atau lubang kecil.
  • Hindari pemakaian kondom yang sudah kedaluwarsa karena bisa saja kurang efektif.
  • Hindari penggunaan kondom wanita bersamaan dengan kondom laki-laki karena bisa membuat kedua kondom saling menempel dan rusak.
  • Apit cincin kecil yang tertutup di ujung kondom dengan jari tengah dan ibu jari, lalu masukkan ke dalam vagina.
  • Pisahkan bibir vagina dengan menggunakan jari telujuk, kemudian tekan kondom hingga sedalam mungkin dan menyentuh Leher rahim.
  • Pastikan bagian cincin besar yang terbuka tetap berada di bagian luar vagina menutupi area di sekitar bukaan vagina.
  • Segera buang kondom di tempat sampah setelah digunakan.

Efek samping

kondom perempuan tetap memiliki efek samping. Berikut ini adalah beberapa efek samping penggunaan kondom:

Alergi

Alergi terhadap lateks dan poliuretana dapat ditunjukkan ketika memakai kondom dari bahan tersebut. Selain itu, kondom perempuan yang menggunakan pelumas spermisida juga dapat memicu alergi atau bahkan infeksi saluran kemih.

Iritasi

Pemakaian kondom perempuan dapat menyebabkan iritasi Orang yang menderita alergi terhadap lateks dan poliuretana dapat mengalami iritasi ketika memakai kondom yang terbuat dari bahan tersebut.

Nyeri

Bagi perempuan yang tidak terbiasa dan sensitif, penggunaan kondom dapat menimbulkan nyeri saat penetrasi. Hal ini karena kondom tidak mengandung pelumas vagina yang cukup untuk mengurangi gesekan.

Galat

Kondom perempuan juga memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi daripada kondom pria. Kegagalan kondom berarti kemungkinan untuk tertular infeksi menular seksual atau menjadi hamil. Hingga 21 dari 100 wanita akan hamil dalam satu tahun penggunaan kondom perempuan ini[1].

Dalam proses berhubungan seks akan banyak masalah yang terjadi. Kondom perempuan terkadang mudah rusak atau terlepas dengan mudah dari vagina. Lalu yang bisa terjadi adalah penis tergelincir di antara vagina dan permukaan luar kondom[1].

Masalah lainnya adalah cincin luar kondom bisa terdorong ke vagina saat berhubungan seks. Kondom wanita juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama pemasangan, sensasi terbakar, gatal atau ruam[1].

Lihat pula

Bacaan lanjutan

  • Wiyeh, A. B., et al. (2020). Effectiveness of The Female Condom in Preventing HIV and Sexually Transmitted Infections: A Systematic Review and Meta-Analysis. BMC Public Health, 20(1), pp. 1–17.
  • National Health Service UK (2021). Female Condoms.
  • Vorvick, L.J. National Institute of Health (2021). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Female Condoms.
  • Mayo Clinic (2020). Female Condom.
  • AVERT (2020). Female Condoms - How to Use a Female (Internal) Condom.
  • Drugs (2020). Female Condom.
  • Kassel, G. Healthline (2020). Top-Rated Condoms and Barrier Methods, According to Gynecologists.
  • Healthline (2017). Female Condom.
  • Henderson, R. NetDoctor (2020). Condoms: How to Put One On, and How Effective It Is.
  • Boskey, E. Verywell Health (2020). How to Use the Female Condom.
  • WebMD (2019). Female Condoms.

Pranala luar

  1. ^ a b c Febriansyah. "Kenali Kondom Perempuan: Sejarah, Model, Hingga Risiko Penggunaan". tirto.id. Diakses tanggal 2023-03-25. 

Templat:Metode pengendali kelahiran

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41