Kompi Kavaleri 2/Jayeng Rata Toh Raga atau Kikav 2/JRTR merupakan satuan militer dari kecabangan kavaleri organik Kodam IV/Diponegoro yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pertempuran darat yang bersifat mobil dan berkendaraan tempur panser guna mendukung tugas pokok Kodam IV/Diponegoro yang dititikberatkan pada operasi pengintaian serta pelaksanaan pengamanan objek vital dan pengamanan VIP/VVIP di seluruh wilayah Kodam IV/Diponegoro. Markas satuan ini berada di kelurahan Demakijo, kapanéwon Gamping, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya satuan ini bernama Kompi Kavaleri Panser 2/BS.
Sejarah
Satuan ini awalnya merupakan Kompi Panser 24 yang merupakan bagian dari Batalyon Kavaleri 2/Turangga Ceta Kodam IV/Diponegoro. Berdasarkan keputusan Skep Pangdam IV / Diponegoro Nomor: SKEP / 183 / XI / 2005 tanggal 18 Nopember 2005 tentang penyesuaian Orgas Yonkav 2 / Serbu dan alih Kodal Kikavser jajaran Kodam IV/Diponegoro, maka diresmikan Kompi Kavaleri Panser 2 oleh Panglima Kodam IV Diponegoro pada tanggal 24 Oktober 2005 yang terpisah dari YonKav 2/Tank.[1]
Sejarah kelahiran Kikavser 2 yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia khususnya perjuangan TNI AD melawan penjajah di Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kikavser 2 yang merupakan bagian dari Korps Kavaleri TNI Angkatan Darat juga tidak terlepas dari sejarah kelahiran Korps Kavaleri TNI AD itu sendiri dan sejarah kelahiran Kodam IV/Diponegoro. Setelah berdiri kekuasaan dan pemerintahan Republik Indonesia, maka untuk mempertahankan Negara yang baru berdiri tersebut, dibentuklah badan yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 23 Agustus 1945 melalui sejarah perkembangannya, BKR berubah menjadi TKR, TRI dan terakhir jadi TNI pada tanggal 5 Mei 1947. Melalui perjuangannya Bangsa Indonesia berhasil mengusir penjajah Belanda dari Bumi Indonesia dan sebagai realisasinya Pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1947 mengakui dan menyerahkan kedaulatannya kepada Pemerintah Indonesia.
Penyerahan kendaraan tempur Ex Belanda diserahkan oleh pemerintahan Belanda kepada Angkatan Darat RI pada Desember 1949 dan awal tahun 1950 yang dilakukan di Palembang, Medan, Bandung dan Magelang. Untuk mengorganisasi kendaraan tempur ex Belanda tersebut melalui Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/5/KSAD/PNTP/50 tanggal 9 Pebruari 1950 dibentuklah pasukan berlapis baja yang terdiri dari 4 Eskadron meliputi eskadron Medan, Bandung, Palembang dan Magelang. Panglima Divisi III Diponegoro yang selanjutnya berubah menjadi Panglima Tentara Teritorium (TT) IV / Diponegoro pada Januari 1950 menerima kendaraan tempur ex Belanda berupa Panser dan Tank yang berada di Jawa Tengah. Untuk pengorganisasinya Panglima Divisi Kolonel Gatot Subroto memerintahkan kepada seorang Staf Divisi atas nama Lettu A.S Hassan untuk membentuk pasukan berlapis baja di Jawa Tengah.
Dengan bermodalkan 16 orang personil beserta beberapa Tank dan Panser ex Belanda pada tanggal 4 April 1950, Lettu A.S Hassan berhasil membentuk Pasukan Berlapis Baja di Jawa Tengah dan diresmikan oleh Panglima Divisi III / Diponegoro Kolonel Gatot Subroto. Pasukan inilah yang menjadi embrio Yon Kav -2 / Tank yang pada mulanya merupakan induk dari Kikavser 2 Kodam IV/Diponegoro yang kemudian diresmikan menjadi Kompi BS oleh Pangdam IV/Diponegoro pada tanggal 15 Pebruari 2006.
Satuan
- Peleton 1
- Peleton 2
- Peleton 3
Perubahan Nama
Pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016, Bertempat di Lapangan Yonkav 2/Turangga Ceta Ambarawa Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi meresmikan perubahan nama Kompi Kavaleri Panser 2/BS Kodam IV/Diponegoro, Berubah nama menjadi Kompi Kavaleri 2/Jayeng Rata Toh Raga. Acara peresmian nama tersebut berlangsung menjadi satu dengan peresmian nama Yonkav 2/Turangga Ceta.[2]
Lambang Satuan
Lambang satuan Kikavser 2 kodam IV/Diponegoro adalah pemberian dari Sri Sultan Hamengkubuwono X Yogyakarta pada tanggal 21 Februari 2005. Turangga Pancal Panggung adalah kuda coklat mengkilat yang sedang berlari. Dalam sejarah kerajaan Mataram dalam setiap peperangan menggunakan sarana kuda sebagai kendaraan untuk memenangkan dalam pertempuran, yang terkenal dengan sebutan Bregada Turonggo Mataram/Pasukan Berkuda Mataram.Di antarapasukan berkuda yang dihandalkan adalah pasukan berkuda dengan jenis Kuda Pancal Panggung yang berwarna coklat mengkilat dan merupakan kuda tunggangan Sultan Agung Hanyakrakusuma, Raja Termasyhur Kerajaan Mataram.
Komandan
Komandan satuan ini saat masih menjadi Kompi Panser 24
- Kapten Kav Mastarmansyah (1978-1979)
- Kapten Kav Bachir Alamsyah (1979-1981).
- Kapten Kav Soewarno (1981-1985).⭐️⭐️
- Kapten Kav Rulady S.D (1985-1990).
- Kapten Kav Ach. Saefuddin (1990-1994).
- Kapten Kav Marsudi Sarwono (1994-1996).
- Kapten Kav Asep Sudrajat (1996-1997).
- Kapten Kav Tatang Budiman, S.Ip. (1997-1999).⭐
- Kapten Kav Eko Heri Sufiandi (1999-2001).
- Kapten Kav Dody Muchtar Taufik(2001-2003).
- Kapten Kav Anjar Hari Wibowo (2003-2005).
Komandan satuan ini saat masih menjadi Kompi Kavaleri Panser 2
- Kapten Kav Budi Medina (2005-2009).
- Kapten Kav Ari Setyawan Wibowo (2009-2010).
- Kapten Kav Widya Widihantoro (2010-2014).
- Kapten Kav Fredy Cristoma P.P (2014-2015).
- Kapten Kav Perri Pujarama, S.H. (2015-2017).
- Kapten Kav Andre Ramu Andika P (2017-2020)
- Kapten Kav Randi Budiwanto, S.ST.Han., S.Ip. (2020-2021)
- Kapten Kav Pradita Yudha Runiawan, S.ST.Han., S.Ip. (2021-2022)
- Kapten Kav Rizal Chilmy Yudhistira, S.T.Han., M.Sos. (2022-Juli 2024)
- Kapten Kav Muhammad Agung Bahari, S.T.Han (Juli 2024-Sekarang)
Referensi
Pranala luar