Klenteng Boen San Bio
Boen San Bio (Hanzi: 文山廟) adalah klenteng Tionghoa tertua kedua di Tangerang, Indonesia setelah Boen Tek Bio (1684) dibangun tahun 1689. Klenteng ini berlokasi di Jalan Ks Tubun, Pasar Baru, Kota. Tangerang.[1][2]
Pendopo & Perahu PecunPada tahun 1900 Kapitan Cina Oey Giok Koen pernah menyumbangkan sepasang perahu naga merah dan kuning ke Klenteng Boen San Bio. Ketika Kapitan Oey Gio Koen bersama Istrinya yang sedang hamil tua, berjalan-jalan melewati Klenteng Boen San Bio menggunakan Bendi, tiba-tiba roda bendi yang dinaikinya terlepas dari asnya dan istrinya terjatuh tepat didepan Klenteng, ketika istrinya terjatuh kapitan berucap "Kalau istrinya saya bisa melahirkan dengan selamat, anak saya laki-laki, dan sehat, saya akan menyumbangkan sepasang perahu naga ke Klenteng Boen San Bio", tidak lama kemudian istri kapitan melahirkan anak laki-laki dan sehat yang diberi nama Oey Kim Toen, kapitan menepati janjinya untuk menyumbangkan sepasang perahu naga merah dan kuning Ke Boen San Bio. Daftar Altar1. Thian Kong 2. Kongco Sam Kai Kong 3. Kongco Hok Tek Tjeng Sin serta dua pengawal Wen Pan dan Wu Pan (Tuan Rumah) 5. Ema Kwan Im Hud Cow 6. Kongco Tjo Soe Kong, Kongco Pek Houw & Pek Tjoa 7. Kongco Kwe Seng Ong 8. Kongco Kwan Tek Kun 10. Para Dewa-Dewi 11. Tri Nabi (Khong Hu Cu, Buddha Sakyamuni, Thai Siang Lo Kun) 12. Sumur Sumber Rejeki 13. Pendopo Pecun 14. Kramat Embah Raden Surya Kencana Tiga SerangkaiKlenteng Boen San Bio (Vihara Nimmala) memiliki dua saudara yaitu Klenteng Boen Tek Bio (Vihara Padumutara) berada di Pasar Lama Tangerang yang di bangun tahun 1684, dan Klenteng Boen Hay Bio (Vihara Karuna Jala) berada di Pasar Lama Serpong di bangun tahun 1694 ketiganya dibangun dipinggiran kali Cisadane dan berada pada satu garis lurus. Arti filosofi dari ketiga klenteng tersebut Kebajikanya (Tek) Setinggi Gunung (San) dan Seluas Lautan (Hay) Referensi
|