Kota ini adalah persimpangan kereta yang penting. Kota ini dilintasi jalur kereta Budapest-Subotica-Beograd. Jalur kereta Kiskunfélegyháza berakhir di Kiskunhalas.
Geografi
Kiskunhalas terletak 130 km (81 mi) di selatan Budapest. Pada 20 Juli 2007, Kiskunhalas tercatat memiliki suhu 41,9 °C (107,4 °F), yakni suhu tertinggi yang pernah dicatatkan di Hungaria.[1]
Nama
Kiskunhalas dahulunya dikelilingi danau-danau yang kaya akan ikan, Halas dalam bahasa Hungaria, dan inilah yang menjadi asal usul nama kota. Bagian pertama nama ini berasal dari kata Hungaria kiskun-, yang berarti Kumania Kecil (bahasa Hungaria: Kiskunság); Kun adalah sebutan untuk suku Kuman oleh orang Hungaria.
Suku Kroasia di Hungaria menyebut kota ini dengan nama Olaš.[2] Nama Kroasia ini berasal dari pemendekan nama Hungaria-nya, nama inilah yang mudah untuk dilafalkan oleh pengguna bahasa Kroasia.
Sejarah
Sejarah yang berhasil diketahui berasal dari abad ke-9. Kiskunhalas memiliki banyak artefakarkeologis. Artefak tersebut dipajang di Museum János Thorma, didirikan untuk menghormati pelukis awal abad ke-20 yang dilahirkan dan dibesarkan di sana.
Beberapa desa diketahui telah ada di wilayah ini sejak tahun 895. Tempat ini menjadi tempat penting setelah kedatangan suku Kuman. Nama tempat ini berasal dari kata Hungaria, Kun, untuk menyebut suku Kuman. Catatan tertulis pertama yang menyebutkan Halas berasal dari tahun 1347.
Setelah tahun 1596, kota ini kehilangan banyak penduduknya diakibatkan peperangan pada masa invasi Utsmaniyah dan wabah.
Pada abad ke-16 dan ke-17, Kiskunhalas tergabung dalam Reformasi Protestan. Hingga tahun 1754 kota ini adalah pusat daerah, namun setelahnya, posisi kota ini melemah di bawah kepemimpinan Katolik dikarenakan penduduk setempat mendukung agama Protestan. Sebuah gereja Katolik Roma dibangun pada tahun 1770. Gereja Reformasi (sekarang ini disebut Presbiterian) dibangun pada tahun 1823.
Pada tahun 1910 populasi kota mencapai 25.000 jiwa.
Kota ini adalah tempat kelahiran pemain tenis dari Hungaria yang berperingkat tertinggi, Ágnes Szávay (pernah di peringkat ke-13 di dunia), yang telah memenangkan lima gelar WTA.