Kim Hong-do
Kim Hong-do, (pseudonim: Danwon) (tanggal lahir tak diketahui, tahun 1745–meninggal tahun 1806), adalah seorang pelukis dari Dinasti Joseon.[1][2] Lukisan-lukisan karya Kim Hong-do menampilkan aktivitas dan kehidupan masyarakat Korea secara nyata pada masa akhir Dinasti Joseon.[1] Ia dianggap sebagai salah satu dari empat pelukis besar Korea.[3] Informasi nama
Kehidupan dan karierKim Hong-do lahir pada tahun 1745, dalam masa pemerintahan Raja Yeongjo (berkuasa 1724-1776) di kota Ansan, Provinsi Gyeonggi, keluarganya rakyat biasa[4] dari klan Kim dari Kimhae. Kim berbakat dalam bidang seni lukis dan kaligrafi sejak kecil. Sejak berusia tujuh tahun, ia belajar seni lukis kepada Kang Se-hwang, seorang pelukis dari golongan bangsawan.[2] Dalam catatannya yang berjudul "Danwongi", Kang Se-hwang menuliskan tentang bakat Kim yang ia kenal sejak kecil.[5] "Kim dapat melukis apa saja dengan baik, mulai dari potret, pemandangan, orang-orang suci Tao dan Buddhis, bunga dan buah, burung dan serangga, ikan dan kepiting, dan semuanya tampak sangat menarik dan cermat dan bila dibandingkan dengan pelukis-pelukis zaman lampau, tidak satupun yang dapat menandinginya."[5] Berkat rekomendasi sang guru, sebelum ia berusia 20 tahun Kim Hong-do dapat bekerja sebagai hwawon ("pelukis") di Dohwaseo, sebuah organisasi pelukis istana yang dibina oleh raja Joseon.[2] Selama karier di istana Kim Hong-do mengalami beberapa kali peristiwa khusus, antara lain pada tahun 1765 ia berhasil melukis lukisan pesta ulang tahun Raja Yeongjo yang ke-71.[4] Pada tahun 1771, ia ditunjuk untuk melukis potret cucu tertua raja, bakal calon penerus Yeongjo.[2] Kemampuan melukis Kim sangat baik sehingga ia ditunjuk untuk melukis eojin atau potret resmi Raja Yeongjo, tahun 1781.[2] Hanya pelukis terbaiklah yang dipilih untuk melukis eojin.[4] Setelah masa pemerintah Yeongjo berakhir, Kim meneruskan karier melukis pada masa periode pemerintahan Raja Jeongjo.[2] Walau aktif di istana, Kim juga senang berhubungan dengan kehidupan rakyat jelata.[6] Orang-orang ini menjadi inspirasi Kim untuk melukis berbagai lukisan nyata mengenai aktivitas dan pekerjaan pada masa itu. Setelah mengundurkan diri dari Dohwaseo, Kim beralih untuk melukis bunga dan burung, terutama sekali lukisan-lukisan Buddhis dan Taois.[2] Pada masa tuanya, Kim Hong-do mengalami kesulitan ekonomi. Ia meninggal dunia pada tahun 1806 dalam usia 62 tahun.[2] Seorang pelukis lain yang mengambil tema hampir serupa namun lebih bebas juga muncul pada periode Joseon akhir, dikenal sebagai Sin Yun-bok, diketahui berguru kepada Kim.[7][8] Gaya dan tema lukisanDilihat dari berbagai hasil karyanya, Kim Hong-do merupakan ahli dalam setiap kategori atau genre lukisan klasik.[6] Lukisannya mencerminkan realisme yang jarang dijumpai pada lukisan negeri tetangga Korea.[6] Lukisan Asia umumnya mencerminkan ekspresi filosofis atau idealistis.[6] Aliran seni lukis realisme Korea yang lahir pada masa ini adalah Jin-gyeong (arti:"pemandangan nyata") yang mengkhusukan pada lukisan-lukisan yang dibuat secara langsung sambil menyaksikan pemandangan nyata. Tema Jin-gyeong digemari kaum bangsawan dan tema rakyat jelata disukai warga kelas menengah. Pelopor aliran Jin-gyeong adalah Jeong Seon (1676-1759), namun Kim yang dikenal telah menyempurnakan aliran lukisan ini.[2] Lukisan bertema rakyat jelataPada usia 30-an tahun, saat bertugas di Andong, Provinsi Gyeongsang, Kim Hong-do banyak bergaul dengan rakyat kelas bawah.[5] Dari pengalaman inilah ia mulai melukiskan kehidupan rakyat jelata Joseon dengan suasana santai dan warna yang lembut, jauh dari kesan keras dan kacau.[6] Ekspresi dan emosi yang dipancarkan pun dapat terlihat dengan jelas.[2] Sejumlah besar orang dari berbagai profesi dapat dilukisnya dengan jelas walau latar belakang tidak dilukis secara detail.[6] Koleksi lukisan-lukisan rakyat jelata dimasukkan ke dalam album berjudul "Tan-won P'ungsokhwach'op".[6] Lukisan-lukisan terkenal
Pranala luar
Referensi
Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Kim Hong-do.
|