Khouw Khe Hien (1907–1938) dulu adalah seorang pelopor aviasi, pebisnis, dan milyuner berlatar belakang Tionghoa Indonesia.[1][2] Ia kini paling diingat karena memesan Walraven 2, pesawat terbang pertama yang diproduksi di Hindia Belanda, kini Indonesia.[3][4]
Biografi
Lahir pada tanggal 29 Agustus 1907 di Muntilan, Jawa Tengah, Khouw berasal dari sebuah keluarga Peranakan kaya.[1][2] Ayahnya, Khouw Kim Goan, mendirikan N.V.Merbaboe Bedrijven, sebuah perusahaan ternak, susu, dan minuman di Hindia Belanda, sementara ibunya adalah seorang wanita pribumi Indonesia.[5][2] Ia memiliki seorang adik perempuan, Khouw Keng Nio, yang juga terkenal sebagai seorang aviator dan pebisnis.[4]
Khouw pertama kali tertarik dengan aviasi saat ia menyadari potensinya sebagai alternatif yang lebih efisien untuk mengangkut produk segar dari perusahaan milik keluarganya.[4] Pada bulan Maret 1934, Khouw pun memesan satu unit monoplane pada Laurens Walraven, Achmad bin Talim, dkk, yang merupakan teknisi di Angkatan Udara KNIL.[4] Khouw meminta agar pesawat terbang pesanannya dilengkapi dengan dua mesin, dapat mengangkut kargo dengan total berat hingga 130 kg, dan dapat terbang dalam jarak yang jauh.[4] Dirakit di bengkel pribadi milik Walraven di Bandung, Jawa Barat, pesawat terbang pesanan Khouw akhirnya dapat diselesaikan pada akhir tahun 1934, dan kemudian dinamai Walraven 2.[4]
Khouw, yang kemudian berhasil memperoleh lisensi pilot, pun sangat puas dengan Walraven 2, sehingga ia berencana membangun pabrik pesawat terbang.[2] Agar dapat memperoleh lebih banyak publikasi, Letnan C. Terluin dan Khouw, sebagai kopilot, kemudian menerbangkan pesawat terbang tersebut dari Batavia, ibu kota Hindia Belanda, ke Schiphol, Belanda.[6] Penerbangan selama 20 hari tersebut pun sangat diperhatikan oleh pers, dengan diliput di tiap pemberhentian, yakni di Singapura, Rangoon, Calcutta, dan Aleppo.[7][8][9][10][11] Setibanya di Schiphol, Walraven 2 disambut dengan meriah, antara lain oleh Anthony Fokker, pendiri dari Fokker.[12]
Pada tanggal 26 Februari 1938, Khouw meninggal karena mengalami kecelakaan di Cililitan saat sedang berlatih menerbangkan pesawat terbang pengebom Glenn Martin 506.[1][16][2] Jenazahnya lalu dimakamkan di Muntilan, Jawa Tengah.[1]
Kehidupan pribadi
Ibu Khouw meninggal di Batavia pada bulan April 1938.[17] Adiknya, Khouw Keng Nio, kemudian mengambil alih bisnis keluarganya.[2]
^"KHOUW KHE HIEN. Te Singapore Gearriveerd". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. NV Mij tot Expl. van Dagbladen. 16 September 1935. Diakses tanggal 8 November 2018.
^"Khouw Khe Hien. In Rangoon". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. NV Mij tot Expl. van Dagbladen. 18 September 1935. Diakses tanggal 8 November 2018.
^"Khouw Khe Hien Zondag jl. te Aleppo". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. NV Mij tot Expl. van Dagbladen. 23 September 1935. Diakses tanggal 8 November 2018.