Khan Shaykhun
Khan Shaykhun (bahasa Arab: خان شيخون), kadang-kadang dieja Khan Sheikhoun atau Khan Shikhoun,[2] adalah sebuah kota di, dan sub-distrik dari Distrik Maarrat al-Nu'man, di selatan Kegubernuran Idlib dari barat laut Suriah. Khan Shaykhun memiliki ketinggian 350 meter. Pada 2011, kota ini memiliki populasi 52.972.[3] Kota ini terletak di jalan raya utama antara Aleppo dan Damaskus. Perekonomian di kota ini utamanya fokus pada agrikultural seperti kapas dan seral,[4] dan sebelumnya kota ini terkenal untuk memproduksi bordir.[5] SejarahKhan Shaykhun mengambil nama dari abad ke-14 khan atau Caravenserai yang dibangun oleh prajurit Kesultanan Mamluk Sayf al-Din Shaykhu al-'Umari.[6][7] Kota ini tumbuh di sekitar khan dan terletak dibawah permukaan Tell, di mana penggalian yang dilakukan pada tahun 1930 oleh pihak Prancis Comte du Mesnil du Buisson mengungkapkan bukti tempat tinggal pada abad ke-20 SM.[4][8] Tell yang diukur sekitar panjang 200–250 m dengan tinggi 18–24 m yang telah ada pada zaman perunggu dan besi. Tell disediakan untuk kota-kota disektarnya. Pada tahun 700 SM, telah didentifikasi bahwa sebagai tempat tinggal Assyarian kota Askhani. Situs tersebut ditinggalkan pada abad ke 300 SM.[9] Dalam masa yang lebih baru, Khan Shaykun tercatat untuk rumah sarang lebah, sebuah gaya arsitektur yang ditemukan di Syam dan mungkin diimpor dari Afrika Utara.[10][11] Hal itu juga dijelaskan oleh wisatawan Henry James Ross sebagai "a miserable looking village".[11] Pada tahun 1966 kota ini tercatat memiliki populasi sekitar 3.000 jiwa InsidenSelama Perang saudara Suriah, kota jatuh di kontrol oposisi Suriah, dan pada tahun 2014 kota ini jatuh ke tangan Jabhat Al-Nusra.[12] Laporan dari televisi international Jerman Deutsche Welle melaporkan "provinsi Idlib, di mana Khan Sheikhun terletak, sebagian besar dikendalikan oleh aliansi Tahrir al-Sham, yang didominasi oleh Fron Fateh al-Sham, sebelumnya dikenal sebagai fron al-Nusra al-Qaeda yang berafiliasi".[13] Pada 4 April 2017, kota ini dibawah serangan udara, diduga menggunakan senjata kimia. Setidaknya 73 orang tewas dalam serangan keji ini.[14] Referensi
. |