Ketuwan adalah desa di kecamatan Kedungtuban, Blora, Jawa Tengah, Indonesia.
Desa dalam UU No 22 Tahun 1999 adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang di akui oleh dalam sistem pemerintahan di bawah kabupaten.
Mayoritas pekerjaan penduduk Desa Ketuwan adalah bercocok tanam dan sebagian kecil merupakan nelayan. desa ini terletak tepat di bantaran Sungai Bengawan Solo, sehingga bisa dipastikan masyarakatnya tidak kekurangan air,dan dapat di pergunakan untuk irigasi pertanian akan tetapi apabila Sungai Bengawan Solo meluap desa ini sebagian menjadi langganan banjir setiap periodenya.
Ciri-ciri masyarakat Ketuwan antara lain:
Sistem kehidupan masyarakat Desa Ketuwan pada umumnya bersifat kelompok atau kekeluargaan (paguyuban), bersifat homogen seperti dalam hal matapencaharian, agama, dan adat istiadat, juga mempunyai hubungan yg lebih erat atau mendalam dibanding masyarakat desa yang lainnya di luar batas wilayah, memiliki matapencaharian yang berbeda-beda serta faktor geografis sangatlah mendukung dan berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat desa ketuwan begitu juga jarak jangkau tempat bekerja tak terlalu jauh dari tempat tinggal warga.
Penduduknya adalah penganut agama Islam, di desa ini juga terdapat satu pondok pesantren yang sudah berdiri sejak lama dan turun temurun yaitu Pon. Pes. Mazro'atul Ulum, meskipun sederhana sampai saat ini pondok pesantren tersebut masih memiliki banyak santri binaan dari berbagai penjuru daerah sekitanya.
Sosio kultural masyarakat gotong royong masih sangat kental.
Insfratruktur,jalan & trasnportasi di daerah ini belum terjangkau transportasi/angkot reguler untuk menuju pusat Kota Cepu. Infratruktur pendidikan 2 sekolah dasar negeri ( saat ini tinggal 1 sekolah karena tidak adanya murid )1 madrasah ibtidaiyah ( MI ), 1 madrasyah tsanawiyah ( MTs ) untuk jejang pendidikan tingkat menengah menuju ke Desa Wado,Pulo,Ngraho Kota Cepu bahkan ada yang menuju Ngraho Jawa Timur ada pula yang sampai di kota Bojonegoro.
Daerah ini menjadi andalan Kabupaten Blora sebagai penghasil padi dan palawija karena dukungan Bengawan Solo sebagai irigasi dan sumur pantek untuk pertanian.