Ketenaran Vincent van Gogh mulai menyebar di Prancis dan Belgia pada tahun terakhir hidupnya, dan tahun-tahun setelah kematiannya di Belanda dan Jerman. Persahabatannya dengan adiknya Theo didokumentasikan dalam sejumlah surat yang mereka saling tukar dari Agustus 1872 dan seterusnya. Surat-surat tersebut diterbitkan dalam tiga volume pada 1914 oleh Johanna van Gogh-Bonger, janda Theo, yang juga mendukung sebagian besar pameran Van Gogh awal yang dibawakan dari kediaman seniman tersebut. Publikasi surat-surat membantu menyebarkan mistik dari Vincent van Gogh sebagai seorang pelukis intens dan terdedikasi yang berjuang demi seni rupa, dan mati muda, di seluruh Eropa dan sebagian besar dunia.
Ketenarannya mencapai puncak pertamanya di Austria dan Jerman sebelum Perang Dunia I, dan pada akhir Perang Dunia I di Swiss. Karena krisis ekonomi di Jerman dan Prancis setelah 1918, koleksi pionir dari seni rupa Impresionis dan Pasca-Impressionis yang meliputi karya-karya buatan Van Gogh ditiadakan. Kemudian, para kolektor Inggris dan Amerika (swasta dan negeri) meraih kesempatan untuk mengambil karya-karya berperingkat pertama . Novelis Amerika Irving Stone menerbitkan sebuah catatan dari kehidupan Vincent van Gogh pada 1934 berjudul Lust for Life yang sebagian besar berdasakran pada surat-surat kepada Theo; buku tersebut dan kemudian film bernama samanya makin menambah ketenaran seniman tersebut.[1][2]
Catatan
^[1] Life Magazine, Vincent van Gogh The Dutch Master of Modern Art has his Greatest American Show, October 10, 1949, pp. 82-87]Retrieved July 2, 2010