Pertandingan ini mulanya akan dilaksanakan pada tanggal 4 Februari jam 3 sore, tetapi atas permintaan manajemen Catania dimajukan jadi 2 Februari jam 6 sore agar tidak berbenturan dengan perayaan. Pertandingan dimulai tanpa pendukung Palermo, yang datang 10 menit setelah permulaan babak 2.[4] Setelah mereka masuk stadion dengan skor 1-0 untuk Palermo, penonton mulai melempar bom gas dan petasan. Polisi membalas dengan melemparkan gas air mata. Wasit Stefano Farina memutuskan untuk menghentikan pertandingan selama lebih dari 40 menit karena para pemain juga terkena akibat gas air mata. Setelah pertandingan usai dengan kemenangan 2-1 untuk Palermo, pendukung Catania di luar stadion mulai menyerang polisi.[5][6] The local magistrate assured there was no direct responsibility by Palermo supporters in the events.[7]
Akibat hal ini, Luca Pancalli membatalkan semua acara yang berhubungan dengan sepak bola di Italia, termasuk semua pertandingan profesional, amatir, dan tim nasional. Sehari setelah kejadian ini, muncul graffiti di gedung utama surat kabar lokal Il Tirreno di Livorno yang mengatakan bahwa kejadian ini adalah balas dendam kematian perusuh anti-globalisasi Carlo Giuliani pada 2001. Graffiti serupa muncul di Piacenza, Roma, Milano, dan Palermo.[8]
Setelah kejadian tersebut pemerintah Italia berencana memperketat peraturan keamanan di stadion sepak bola, dikenal dengan nama Decreto Pisanu, atas nama mantan menteri dalam negeri Giuseppe Pisanu. Diberlakukan larangan membawa petasan dan bom gas ke dalam stadion, dan selama Februari 2007 tidak diadakan pertandingan di malam hari.[9][10]
Pada 10 Februari 2007 pertandingan Serie B kembali dilanjutkan, sementara untuk Serie A berlaku mulai sehari kemudian.