Kerja bergilir (dikenal dengan nama lain shift work) merupakan pekerjaan yang dilakukan dalam sistem bagian yang memiliki jam kerja berbeda dengan reguler, dimana seseorang dimungkinkan bekerja melebihi atau kurang dari empat puluh jam dalam sebulan. Sistem bagian-bagian ini terdiri dari shift atau giliran pagi, siang, maupun malam. Umumnya pekerja giliran memulai jam kerja antara jam tujuh atau delapan pagi sampai pukul enam sore (dikondisikan pada kebijakan perusahaan). Hal ini dikarenakan pekerja shift tidak memiliki standardhours seperti pegawai tetap atau reguler.[1] Pekerja shift ini terdiri dari pekerja part-time, pekerja kontrak, maupun pekerja yang bekerja untuk dirinya sendiri. Bekerja secara bergilir tidak hanya berada atau dilakukan hanya dalam satu negara.
Risiko
Kerja bergilir pada umumnya meningkatkan risiko pada kesehatan pekerja. Risiko yang ditimbulkan berupa obesitas, liver, jantung, peningkatan insulin, dan masalah pada sistem pencernaan. Hal ini timbul karena adanya ketidakaturan dalam mengonsumsi makanan, lebih atau kurangnya jam tidur sehingga menyebabkan metabolisme yang dimiliki pekerja menurun dan menimbulkan penyakit-penyakit tersebut. Akibat hal ini, kinerja pekerja menjadi menurun.
Risiko ini lebih buruk daripada yang risiko yang dialami oleh pekerja yang memiliki jam kerja tetap. Dimana mereka lebih mudah mengatur jam makan maupun tidur dan kebiasaan mereka yang lain, yang dapat meningkatkan produktivitas mereka. Jika ketidakaturan ini berlanjut, maka kondisi pekerja tersebut akan masuk kedalam fase yang lebih buruk yaitu menimbulkan kematian.
Dalam obesitas, asupan yang dimakan oleh pekerja bersifat bebas dan dalam mengunyah juga cepat karena harus memulai jam bekerja. Hal ini menyebabkan saluran pencernaan menjadi berat untuk memproses makanan tersebut. Dalam kekurangan tidur, hal ini dapat menimbulkan kerja jantung menjadi cepat sehingga cukup berbahaya dalam kondisi kesehatan pekerja.