Kereta Sirkuler Yangon (bahasa Burma: ရန်ကုန် မြို့ပတ် ရထား[jàɰ̃ɡòʊɰ̃mjo̰baʔjətʰá] ) adalah jaringan kereta komuter yang melayani wilayah metropolitan Yangon. Jaringan sepanjang 45,9 km ini dioperasikan oleh Kereta Api Myanmar dan terdiri atas 38 stasiun yang membentuk sebuah lingkaran. Hingga tahun 2019 layanan kereta komuter ini berarmadakan 21 unit kereta, 13 unit di antaranya berusia di atas 50 tahun, dengan total jumlah gerbong sebanyak 200 dan mengangkut antara 100.000 hingga 150.000 penumpang per hari.[1][2][3][4][5] Satu putaran Kereta Sirkuler Yangon memakan waktu sekitar tiga jam dengan rata-rata kecepatan kereta 20 mil per jam (32 km/jam). Layanan ini banyak digunakan oleh masyarakat dari kelas sosio-ekonomi menengah ke bawah karena merupakan salah satu moda transportasi termurah di Yangon.[5][6][7][8]
Kereta Sirkuler Yangon beroperasi dari pukul 3:45 hingga pukul 22:15 setiap harinya dengan frekuensi kedatangan kereta setiap 30 menit sekali. Pada tahun 2011, tarif karcis untuk perjalanan hingga 15 mil adalah 10 kyat sementara untuk perjalanan di atas 15 mil ditarik biaya 20 kyat.[4] Pada tahun 2012, mata uang kyat mengalami penyesuaian nilai tukar dan tarif karcis perjalanan jarak jauh disesuaikan menjadi 100 kyat untuk warga negara Myanmar dan 300 kyat untuk warga negara asing.[5][8][9]
Pada bulan Juli 2011, Kementerian Pengangkutan Kereta Api Myanmar mengumumkan rencana privatisasi Kereta Sirkuler Yangon karena biaya operasi layanan kereta komuter tersebut yang berkisar 260 juta kyat per bulan dinilai terlalu besar manakala pendapatan dari penjualan karcis hanya sekitar 42 juta kyat per bulan.[12] Harga karcis dipatok rendah karena adanya subsidi dari kementerian.[13]
Pada bulan Desember 2012, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) bekerjasama dengan Komite Pembangunan Kota Yangon untuk mengembangkan cetak biru wilayah Yangon Raya, yang termasuk upaya memperbaiki layanan angkutan umum.[14] Pada tahun 2014 Kereta Api Myanmar mengumumkan bahwa semua layanan kereta komuter di Yangon akan menggunakan gerbong ber-AC dan pada tahun 2015 gerbong ber-AC mulai beroperasi dengan tarif karcis yang sedikit lebih mahal.[15][16][17]
Kereta Api Myanmar telah memiliki rencana untuk memperbaiki Kereta Sirkuler Yangon sejak tahun 2012 yang sebagian besar pendanaannya, yakni US$212 juta, akan berasal dari pinjaman JICA.[18][19] Rencana tersebut adalah mengganti semua gerbong dan mesin secara bertahap hingga tahun 2020, serta peningkatan teknologi sistem persinyalan kereta api dari manual menjadi otomatis dan penggantian rel yang sudah tua. Frekuensi kereta komuter juga akan ditingkatkan menjadi lebih dari dua per jam.[19] Pada bulan Desember 2020, sebuah kontrak pengadaan diberikan kepada konsorsium Mitsubishi Jepang dan CAF Spanyol untuk menyediakan 11 kereta diesel, masing-masing terdiri atas enam gerbong, dengan tujuan mengurangi waktu tempuh satu putaran dari 170 menjadi 110 menit.[20]
^"The Railway Bazaar". web.archive.org. 2011-11-29. Archived from the original on 2011-11-29. Diakses tanggal 2021-11-29.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Wayback Machine"(PDF). web.archive.org. 2017-12-23. Archived from the original on 2017-12-23. Diakses tanggal 2021-11-29.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Wayback Machine"(PDF). web.archive.org. 2014-05-02. Archived from the original on 2014-05-02. Diakses tanggal 2021-11-29.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"air-conditioned trains". web.archive.org. 2017-12-19. Archived from the original on 2017-12-19. Diakses tanggal 2021-11-29.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)