Kerajaan Insana adalah kerajaan yan terletak di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.[1] Kerajaan Ini berbatasan dengan Kerajaan Amfoang, Kerajaan Oenam, Kerajaan Miomaffo, dan Kerajaan Bikomi. Kerajaan Insana menjadi bawahan Belanda selama masa penjajahan. Salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Insana adalah kain tenun Insana.[4]
Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Insana berbagi perbatasan dengan beberapa kerajaan lain di Timor Barat, yaitu Kerajaan Amfoang, Kerajaan Oenam, Kerajaan Miomaffo, dan Kerajaan Bikomi. Penanda perbatasannya berupa sungai dan bukit, tetapi ada juga yang menggunakan baki. Setelah batas antar kerajaan ditentukan maka dilakukan upacara adat yang disebut non pah. Kegiatan dalam upacara ini adalah mendaki puncak Gunung Mutis untuk mematikan batas kerajaan antar kerajaan tidak dilanggar. Upacara ini dilakukan setiap tujuh tahun sekali, mulai dari Bijaele Sunan hingga Bijaele Suin. Bijaele Sunan adalah batas antara Kerajaan Miomaffo dan Kerajaan Ambeno, sedangkan Bijaele Suin adalah batas antara Kerajaan Insana dan Kerajaan Amanatun.
Kerajaan-kerajaan ini menganggap bahwa perbatasan sebagai area pertemuan antar masyarakat kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lainnya. Masyarakat di wilayah perbatasan dapat bersama-sama memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam, beternak, dan mengambil hasil hutan. Wilayah Kerajaan Insana terdiri dari perbukitan dan Karst Manamas yang sangat subur. Selain itu, Kerajaan Insana memiliki sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Wini.[7] Pelabuhan ini digunakan untuk perdagangan cendana oleh Kerajaan Biboki dan Kerajaan Insana.[7]
Struktur Pemerintahan
Masa Penjajahan
Setelah Belanda mulai berkuasa terhadap kerajaan lokal di Timor Barat, struktur pemerintahan dari Kerajaan Insana disesuaikan oleh Belanda. Sejak tahun 1915, Kerajaan Insana menjadi salah satu kerajaan yang dikendalikan oleh Controleur. Jabatan Controleur ditugaskan kepada orang Belanda yang bekerja untuk pemerintahan sipil.
Kebudayaan
Kerajaan Insana sangat mementingkan pendidikan dan kebudayaan masyarakatnya. Salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Insana adalah kain tenun Insana. Kain tenun Insana terbuat dari benang dan memiliki warna yang cerah. Kain terbagi menjadi dua jenis yaitu sotis dan buna. Kain sotis didak memiliki bordir sedangkan kain buna memiki bordir.[4]
Referensi