Kemurnian janda adalah sebuah gagasan dalam praktek dan keyakinan budaya Tionghoa tradisional yang menghargai wanita janda dan menghalangi mereka untuk tak menikah kembali, dan sebagai gantinya mendorong mereka untuk hidup dalam "kebajikan murni".[1] Gagasan kemurnian janda memiliki sejarah panjang di Tiongkok, namun dorongan terhadap praktek tersebut diyakini bermula dari Neo-Konfusiandinasti Song,[2] dan mencapai puncak dan kemudian berakhir pada masa dinasti Qing.[1]
Referensi
^ abTheiss, Janet. “Female Suicide, Subjectivity and the State in Eighteenth-Century China.” Gender History, vol. 16, no. 3, 2004, pp. 513–537., doi:10.1111/j.0953-5233.2004.00354.x.