Keguguran

Artikel ini membahas gagalnya kehamilan pada periode awal karena sebab alami. Untuk gagalnya kehamilan akibat intervensi manusia, silakan kunjungi artikel aborsi
Keguguran
Hasil USG yang menunjukkan adanya kantung kehamilan, namun sama sekali tidak ada embrio.
Informasi umum
Nama lainAborsi spontan, early pregnancy loss
SpesialisasiObgyn
PenyebabAbnormalitas kromosom[1], kelainan rahim [2]
Faktor risikoKehamilan pada usia lanjut, pernah mengalami keguguran sebelumnya, merokok, diabetes, penyakit autoimun, dannarkoba atau alkohol[3][4]
Aspek klinis
Gejala dan tandaPerdarahan vagina, dengan atau tanpa rasa sakit[5]
KomplikasiInfection, bleeding,[6] sadness, anxiety, guilt[7]
Awal munculSebelum 20 minggu[3]
DiagnosisEksaminasi fisik, human chorionic gonadotropin, ultrasound[8]
Kondisi serupaKehamilan ektopik, perdarahan implantasi.[5]
Tata laksana
PencegahanPerawatan prenatal[9]
PerawatanExpectant management, misoprostol, vacuum aspiration, dukungan emosional[4]
Prevalensi10–50% dari kehamilan[5][3]

Keguguran, juga dikenal sebagai aborsi spontan dan kehilangan kehamilan, adalah kematian alami embrio atau janin sebelum mampu bertahan hidup secara mandiri[5][10] [11] . Beberapa ahli mendefinisikan keguguran terjadi hingga batas usia kehamilan 20 minggu. Lebih dari itu, kematian janin dikenal sebagai lahir mati. Gejala keguguran yang paling umum adalah pendarahan vagina dengan atau tanpa rasa sakit.[5] Kesedihan, kecemasan, dan rasa bersalah mungkin saja muncul setelahnya.[7][12] Jaringan dan gumpalan dapat keluar dari rahim dan melewati vagina.[13] Ketika seorang wanita terus menerus mengalami keguguran, maka ia bisa saja mengalami infertilitas. [14]

Keguguran merupakan komplikasi paling umum pada awal kehamilan.[15] Di antara perempuan yang mengetahui bahwa mereka hamil, tingkat keguguran adalah sekitar 10% hingga 20%[5][3], sedangkan tingkat untuk semua pembuahan adalah sekitar 30% hingga 50%.[3]. Pada mereka yang berusia di bawah 35 tahun, risikonya sekitar 10%, sementara pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, risikonya sekitar 45%[5]. Risiko keguguran mulai meningkat pada sekitar usia 30 tahun[3]. Sekitar 5% wanita mengalami dua kali keguguran berturut-turut[16]. Beberapa pihak menyarankan untuk tidak menggunakan istilah “ aborsi ” dalam diskusi dengan mereka yang mengalami keguguran dengan tujuan untuk mengurangi tekanan.

Penyebab, risiko, dan diagnosis

Faktor risiko keguguran termasuk kehamilan pada usia tua, punya riwayat keguguran sebelumnya, paparan asap tembakau, obesitas, diabetes, masalah tiroid, dan penggunaan narkoba atau alkohol. Sekitar 80 persen keguguran terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan (trimester pertama). Penyebab yang mendasarinya pada sekitar setengah kasus melibatkan kelainan kromosom.[1] Diagnosis keguguran mungkin melibatkan pemeriksaan untuk melihat apakah serviks dalam keadaan terbuka atau tertutup, pengujian kadar human chorionic gonadotropin (hCG) dalam darah, dan USG[8]. Kondisi lain yang dapat menimbulkan gejala serupa termasuk kehamilan ektopik dan perdarahan implantasi[5].

Perawatan

Sebenarnya jika telah terlanjur terjadi, tidak ada intervensi khusus yang harus dilakukan[4], namun obat misoprostol atau prosedur seperti aspirasi vakum juga dapat digunakan untuk mengangkat jaringan yang tersisa[17] Biasanya tidak diperlukan perawatan khusus selama 7 hingga 14 hari pertama terjadinya keguguran. Obat pereda nyeri juga mungkin bermanfaat. Dukungan emosional dapat membantu mengatasi dampak psikologis dari kehilangan yang terjadi.

Pencegahan

Pencegahan kadang-kadang dapat dilakukan dengan perawatan prenatal yang baik, walau tidak selalu efeknya bisa didapatkan[9]. Menghindari obat-obatan, alkohol, penyakit menular, dan radiasi dapat menurunkan risiko keguguran. Wanita yang memiliki golongan darah rhesus negatif (Rh negatif) mungkin memerlukan imunoglobulin Rho(D).

Referensi

  1. ^ a b Vaiman D (2015). "Genetic regulation of recurrent spontaneous abortion in humans". Biomedical Journal. 38 (1): 11–24. doi:10.4103/2319-4170.133777alt=Dapat diakses gratis. PMID 25179715. 
  2. ^ Chan YY, Jayaprakasan K, Tan A, Thornton JG, Coomarasamy A, Raine-Fenning NJ (October 2011). "Reproductive outcomes in women with congenital uterine anomalies: a systematic review". Ultrasound in Obstetrics & Gynecology. 38 (4): 371–82. doi:10.1002/uog.10056. PMID 21830244. 
  3. ^ a b c d e f "How many people are affected by or at risk for pregnancy loss or miscarriage?". www.nichd.nih.gov. July 15, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2015. Diakses tanggal March 14, 2015.  Diarsipkan April 2, 2015, di Wayback Machine.
  4. ^ a b c Oliver A, Overton C (May 2014). "Diagnosis and management of miscarriage". The Practitioner. 258 (1771): 25–8, 3. PMID 25055407. 
  5. ^ a b c d e f g h The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics (edisi ke-4). Lippincott Williams & Wilkins. 2012. hlm. 438–439. ISBN 9781451148015. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 10, 2017. 
  6. ^ "Spontaneous Abortion - Gynecology and Obstetrics". Merck Manuals Professional Edition. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 4, 2020. Diakses tanggal 5 May 2018.  Diarsipkan December 4, 2020, di Wayback Machine.
  7. ^ a b Robinson GE (January 2014). "Pregnancy loss". Best Practice & Research. Clinical Obstetrics & Gynaecology. 28 (1): 169–78. doi:10.1016/j.bpobgyn.2013.08.012. PMID 24047642. 
  8. ^ a b "How do health care providers diagnose pregnancy loss or miscarriage?". www.nichd.nih.gov/. 2013-07-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 22, 2017. Diakses tanggal 14 March 2015.  Diarsipkan December 22, 2017, di Wayback Machine.
  9. ^ a b "Is there a cure for pregnancy loss/miscarriage?". www.nichd.nih.gov/. October 21, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2015. Diakses tanggal March 14, 2015.  Diarsipkan April 2, 2015, di Wayback Machine.
  10. ^ "What is pregnancy loss/miscarriage?". www.nichd.nih.gov/. July 15, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2015. Diakses tanggal March 14, 2015.  Diarsipkan April 2, 2015, di Wayback Machine.
  11. ^ "Stillbirth: Overview". NICHD. September 23, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 5, 2016. Diakses tanggal October 4, 2016.  Diarsipkan October 5, 2016, di Wayback Machine.
  12. ^ Radford EJ, Hughes M (June 2015). "Women's experiences of early miscarriage: implications for nursing care". Journal of Clinical Nursing. 24 (11–12): 1457–65. doi:10.1111/jocn.12781. PMID 25662397. 
  13. ^ "What are the symptoms of pregnancy loss/miscarriage?". www.nichd.nih.gov/. July 15, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2015. Diakses tanggal March 14, 2015.  Diarsipkan April 2, 2015, di Wayback Machine.
  14. ^ "Glossary | womenshealth.gov". womenshealth.gov. January 10, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2021. Diakses tanggal 2017-09-11.  Diarsipkan February 3, 2021, di Wayback Machine. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  15. ^ National Coordinating Centre for Women's and Children's Health (UK) (December 2012). "Ectopic Pregnancy and Miscarriage: Diagnosis and Initial Management in Early Pregnancy of Ectopic Pregnancy and Miscarriage". NICE Clinical Guidelines, No. 154. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 20, 2013. Diakses tanggal July 4, 2013.  Diarsipkan October 20, 2013, di Wayback Machine.
  16. ^ Garrido-Gimenez C, Alijotas-Reig J (March 2015). "Recurrent miscarriage: causes, evaluation and management". Postgraduate Medical Journal. 91 (1073): 151–62. doi:10.1136/postgradmedj-2014-132672. PMID 25681385. 
  17. ^ Tunçalp O, Gülmezoglu AM, Souza JP (September 2010). "Surgical procedures for evacuating incomplete miscarriage". The Cochrane Database of Systematic Reviews (9): CD001993. doi:10.1002/14651858.CD001993.pub2. PMC 7064046alt=Dapat diakses gratis. PMID 20824830. 

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia