8°25′13″S 115°17′33″E / 8.420265°S 115.292594°E / -8.420265; 115.292594
Desa Kedisan adalah salah satu desa di kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Indonesia.[3]
Sejarah desa
Desa Kedisan berdiri sekitar tahun 808 Masehi. Pada masa itu, bertahta seorang raja yang pusat pemerintahannya berada di pinggir selatan danau Batur. Nama raja itu I Langlang Tanda Patih. Sang raja dibantu oleh 2 juru perang yang tangguh yaitu I Guna dan I Gana. Begitu raja menempati wilayah ini, bersama juru perang dan pengiringnya, ia merombak hutan yang ada di sekitar pinggiran selatan Danau Batur untuk memperluas daerah pemerintahannya.
Diantara sekian banyak pohon yang ditebang, terdapat pohon Cempaka Putih yang tidak ditebang dan dibiarkan begitu saja, karena pohon itu mempunyai kelainan, dimana batang, daun sampai pucuknya berwarna putih. Pohon cempaka ini selalu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih yang lebat sekali. Diatas pohon ini, bertengger seekor Burung Manuk Ulun yang oleh raja di beri nama Desa Manuk Tunggal. Pemerintahan Raja I Langlang Tanda Patih semakin hari semakin lebar dan mendirikan beberapa pura persembahyangan.
Pada tahun 1117 Masehi, Bali diperintah Kerajaan Kadiri. Karena ada pergantian pemerintahan, I Sri Budi dari Buahan dan I Sri Budi Sara dari Abang meminta agar pemerintahan itu tidak berpusat lagi di Desa Manuk Tunggal. Permintaan itu dikabulkan oleh Sri Jayaraya. Mulai saat itu, pusat pemerintahan Manuk Tunggal diganti menjadi Desa Kedisan.[4]
Demografi
Penduduk desa Kedisan sampai dengan tahun 2014 (proyeksi BPS) berjumlah 5.470 jiwa terdiri dari 2.826 laki-laki dan 2.644 perempuan dengan sex rasio 106,88.[1]
Referensi
Pranala luar