Kedelai transgenikKedelai transgenik adalah kedelai atau dalam bahasa ilmiah namanya adalah Glycine max (GM), yang telah dimasukkan DNA ke dalamnya menggunakan teknik rekayasa genetika.[1] Kedelai yang telah dimodifikasi secara genetik ini pertama kali diperkenalkan ke pasar Amerika Serikat pada tahun 1996 oleh Perusahaan Monsanto. Pada tahun 2014, lahan seluas 90,7 juta hektare di seluruh dunia telah ditanami kedelai GM ini, 82% dari total area budidaya kedelai.[2] Kedelai transgenik GM memiliki berbagai macam kegunaan, sehingga sangat diminati. Awalnya, para produsen hanya ingin menggunakan cara transgenik untuk dapat menanam lebih banyak lagi kedelai dengan biaya minimal guna memenuhi permintaan pasar, dan untuk mengatasi masalah yang muncul selama proses penanaman, tetapi pada akhirnya para produsen dapat memodifikasi kedelai yang mengandung komponen yang lebih sehat, atau bahkan fokus pada satu aspek kedelai saja sehingga dapat menghasilkan kedelai dalam jumlah yang lebih besar. Fase-fase ini dikenal sebagai makanan generasi pertama dan kedua yang dimodifikasi secara genetik. Seperti yang dijelaskan oleh Peter Celec, "manfaat dari generasi pertama makanan transgenik berorientasi pada proses produksi dan perusahaan, dan generasi kedua adalah dari penawaran makanan transgenik. Sebaliknya, berbagai keuntungan dan nilai tambah didapat oleh konsumen, termasuk peningkatan komposisi nutrisi atau bahkan mengandung unsur-unsur pengobatan."[3] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia