Kecambah kedelaiKecambah kedelai atau kecambah kacang kedelai, disebut kongnamul (콩나물) dalam bahasa Korea, adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam kedelai. SejarahAsal usul yang sebenarnya dari kongnamul tidak diketahui, tetapi diasumsikan bahwa telah makan sejak masa Tiga Kerajaan Korea atau awal era Goryeo. Rekaman mengenai kongnamul dapat ditemukan dalam dokumen dari era Goryeo, Hyangyak Gugeupbang (hangul: 향약구급방, hanja: 鄕藥救急方) di mana budidaya kecambah disebutkan; ketika Taejo dari Goryeo pendiri negara tersebut, tentara diselamatkan dari kelaparan dengan menumbuhkan tauge di sungai terdekat.[1][2] Pada dokumen era Joseon, Sallim gyeongje (hangul: 산림경제, hanja: 山林經濟), metode memasaknya telah disebutkan,[2] dan pada dokumen era Joseon yang lainnya, Seonghosaseol (hangul: 성호사설, hanja: 星湖僿說) dikatakan bahwa kongnamul digunakan masyarakat miskin untuk membuat juk. Kongnamul sekali lagi disebutkan dalam Cheongjanggwanjeonseo (hangul: 청장관전서, hanja: 靑莊館全書) sebagai makanan pokok yang dikonsumsi selama masa kelaparan.[1] Masakan KoreaDalam bahasa Korea, kongnamul mengacu pada banchan yang dibumbui (lauk) yang terbuat dari kecambah kedelai, serta menjadi istilah untuk kecambah itu sendiri. Ini adalah salah satu banchan yang paling umum, serta bahan dasar bibimbap.[3] Persiapan: Setelah akar dan kulit kacang dibuang, kecambah direbus. Kecambah dikeringkan adalah dibumbui dengan minyak wijen, kecap, daun bawang cincang, biji wijen, bawang putih cincang, dan taburi bubuk cabai.[1] Hidangan Kongnamul: Kongnamul digunakan dalam berbagai hidangan, dari hidangan nasi kukus hingga jjim makanan laut. Ini adalah bahan utama sebagai berikut:
Galeri
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Soybean sprouts. |