Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) terletak di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017. KEK ini bertumpu pada lokasi geografis Aceh yang dilintasi oleh Sea Lane of Communication (SloC), yaitu Selat Malaka dan mempunyai keunggulan komparatif untuk menjadi bagian dari jaringan produksi global atau rantai nilai global. KEK yang terbentuk dari konsorsium beberapa perusahaan eksisting, yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), PT Pelindo 1, dan PT. Pembangunan Aceh (PEMA), Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan pengelola kawasan yakni PT Partriot Nusantara Aceh.yang terdiri atas 3 (tiga) kawasan, yaitu kompleks kilang Arun, Kecamatan Dewantara serta Desa Jamuan yang merupakan lokasi pabrik PT KKA.[2]
Sejarah
KEK Arun Lhokseumawe diresmikan beroperasi oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada tanggal 14 Desember 2018. KEK ini berfokus pada beberapa sektor yaitu energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft. Dari sektor energi (minyak dan gas) akan dikembangkan regasifikasi LNG, LNG Hub/ Trading, LPG Hub/ Trading, Mini LNG Plant PLTG dengan pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan atau clean energy solution provider. Infrastruktur logistik juga dikembangkan untuk mendukung input dan output dari industri minyak dan gas, petrokimia dan agro industri, melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan dan dermaga berstandar Internasional.[3][4]
Selain itu, Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe berpotensi menjadi salah satu ekosistem perairan yang kaya dan produktif dan memungkinkan menjadi basis pengembangan industri perikanan tangkap. Dengan potensi yang dimiliki, Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe juga akan menjadi kawasan basis industri pertanian dengan dukungan komoditas unggulan seperti sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, minyak atsiri dan lain-lain.[5]
KEK Arun Lhokseumawe akan berkembang bersamaan dengan pengembangan wilayah beberapa negara di kawasan Asia Selatan melalui revitalisasi ekonomi laut jalur sutra (Maritime Silk Road). Dengan demikian maka Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe berada pada pasar perdagangan ASEAN dan Asia Selatan. Dengan potensi dan peluang yang dimiliki, KEK Arun Lhokseumawe diproyeksikan akan mencapai nilai investasi sebesar USD 3,8 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 orang pada tahun 2021.[6]
Referensi
- ^ https://nasional.kontan.co.id/news/presiden-jokowi-resmikan-kek-arun-lhokseumawe
- ^ "Pemerintah Aceh Bersinergi Kembangkan KEK Arun Lhokseumawe -" (dalam bahasa Inggris). 2019-05-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-20. Diakses tanggal 2019-10-20.
- ^ Masriadi, Kontributor Lhokseumawe,. Assifa, Farid, ed. "Gubernur Aceh Sebut India Tertarik Investasi di KEK Arun". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-10-20.
- ^ Kulsum, Umi (2018-12-14). ., Handoyo, ed. "Presiden Jokowi resmikan KEK Arun Lhokseumawe". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2019-10-20.
- ^ "KEK Lhokseumawe Diharapkan Jadi Pusat Ekonomi Bagian Barat". Republika Online. 2018-12-15. Diakses tanggal 2019-10-24.
- ^ "Arun Lhokseumawe". kek.go.id. Diakses tanggal 2018-12-19.
Pranala luar