Empat belas orang, termasuk sembilan orang yang terkait dengan badan sepak bola dunia, FIFA, didakwa[1] pada bulan Mei 2015 sehubungan dengan kasus penipuan transfer, pemerasan, dan pencucian uang yang sedang diselidiki Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat. Tujuh pejabat FIFA ditangkap di Hotel Baur au Lac, Zürich, pada tanggal 27 Mei. Mereka saat itu sedang bersiap-siap menghadiri Kongres FIFA ke-65 yang mencakup kegiatan pemilihan Presiden FIFA.[2] Mereka akan diekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan menerima suap senilai US$150 juta.[2] Markas CONCACAF di Miami ikut digeledah.[3]
Penangkapan ini berkaitan dengan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pencucian uang dalam pemberian hak siar media dan pemasaran pertandingan FIFA di Amerika. Nilai uangnya diperkirakan mencapai $150 juta,[6] $110 juta di antaranya merupakan suap yang berkaitan dengan perhelatan Copa América Centenario di Amerika Serikat tahun 2016.[7] Selain itu, dakwaan tersebut menyebutkan bahwa uang suap digunakan untuk memuluskan kontrak sponsor pakaian, proses seleksi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2010, pemilihan presiden FIFA 2011.[6] Sebuah perusahaan perlengkapan olahraga anonim (Nike, Inc. menurut berbagai sumber)[8][9][10] membayar uang suap sebesar $40 juta supaya ditunjuk sebagai penyedia tunggal perlengkapan, sepatu, dan aksesoris tim nasional sepak bola Brasil.[8]
Pada tahun 2011, eksekutif sepak bola Amerika Serikat dan pejabat CONCACAF Chuck Blazer mengaku bersalah atas 10 tuduhan kejahatan, termasuk konspirasi penipuan transfer, pencucian uang, dan pelanggaran pajak penghasilan dan perbankan. Pengakuan Blazer merupakan tindakan yang bertujuan menghindari tuduhan pemerasan dengan hukuman penjara 20 tahun. Blazer kemudian merekam semua pertemuannya dengan pejabat FIFA dan kabarnya membawa gantungan kunci yang dilengkapi alat perekam pada Olimpiade Musim Panas 2012 di London. Sebelumnya Blazer bertemu dengan Dinas Pendapatan Dalam Negeri Amerika Serikat dan FBI yang sudah menyiapkan beberapa tuduhan keterlibatannya dalam penyuapan proses pengundian tuan rumah Piala Dunia FIFA sejak awal 1990-an sampai seterusnya. Dakwaan terhadap Blazer dibacakan pada tanggal 27 Mei 2015 bertepatan dengan penangkapan di Zurich.[11][12]
Pihak terlibat
Sebanyak 18 orang dan 2 perusahaan telah didakwa dalam kasus ini, termasuk 9 pejabat FIFA dan 5 pebisnis.[6][13]
Menanggapi penyelidikan FBI, pihak berwenang di Swiss melakukan penyelidikan kriminal terpisah terhadap proses pengundian di balik pemberian hak penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2018 ke Rusia dan Piala Dunia FIFA 2022 ke Qatar. Kepolisian Swiss menyita "data elektronik dan dokumen" dalam proses penggeledahan markas FIFA di Zürich bersamaan dengan penangkapan pejabat FIFA.[14]