Kala Perang Pasifik meletus (tepatnya saat Pengeboman Pearl Harbor), Nenohi menjadi kapal bendera dari Divisi Perusak 21 dari Skuadron Perusak 1 dari Armada Pertama bersama Hatsuharu, Wakaba dan Hatsushimo, namun malah jadi penjaga lautan Jepang dari serangan kapal selam.[4]
Akhir Januari 1942, Nenohi membantu invasi ke Hindia Belanda, dengan membantu pendaratan Jepang ke Kendari, Sulawesi sebagai bagian dari Operasi H pada 24 Januari, Makassar pada 8 Februari serta Bali & Lombok pada 18 Februari. Lalu, kembali ke Arsenal Angkatan Laut Sasebo pada akhir bulan Maret untuk perawatan berkala.[4]
Sejak Mei 1942, Nenohi ditugaskan ke lautan utara, dan bertolak dari Ōminato Guard District sebagai bagian dari Operasi AL guna mendukung Armada Utara Laksamana Boshiro Hosogaya. Ia berpatroli sekitar Pulau Attu, Pulau Kiska dan Pulau Amchitka.[5]
Akhirnya pada 31 Juli 1942, Nenohi dihapus dari daftar militer. Nenohi praktis menjadi kapal kelas Hatsuharu pertama yang karam dalam Perang Pasifik.[7]
^Nishidah, Hiroshi (2002). "Hatsuharu class destroyers". Materials of the Imperial Japanese Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-08. Diakses tanggal 2018-01-18.
Referensi
D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN0-8159-5302-X.
Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN1-55750-914-X.
Nishidah, Hiroshi (2002). "Kapal perusak kelas Hatsuharu". Materials of the Imperial Japanese Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-08. Diakses tanggal 2018-01-18.