Shōkaku mulai dibangun di Arsenal Angkatan Laut Yokosuka pada 12 Desember 1937, diluncurkan pada 1 Juni 1939, dan mulai bertugas pada 8 Agustus 1941. Pembuatan kapal-kapal induk Kelas Shōkaku berada dalam program yang sama yang juga melibatkan pembuatan kapal-kapal tempur kelas Yamato. Dengan desain modern yang efisien, berat sekitar 32.000 ton panjang (33.000 t), dan kecepatan maksimum 34 kn (63 km/h; 39 mph), Shōkaku dapat membawa 70 hingga 80 pesawat. Daya tahannya yang tinggi dibandingkan dengan kapal induk sekutu sekelasnya memungkinkan Shōkaku dapat bertahan dalam kerusakan serius selama Pertempuran Laut Koral dan Santa Cruz, meskipun pada akhirnya hidupnya dihentikan oleh torpedo-torpedo kapal selam.[2]
Shōkaku dan kapal induk kembarannya Zuikaku, menyusun Divisi Induk Ke-5, dan memperoleh pesawat-pesawat terbangnya beberapa saat sebelum penyerangan Pearl Harbor dan siap tempur tepat pada waktunya. Pesawat-pesawat pelengkapnya terdiri dari 15 pesawat tempur Mitsubishi A6M, 27 pengebom tukik Aichi D3A, dan 27 pengebom torpedo Nakajima B5N.
Tugas dalam Perang Dunia II
Bersama dengan Zuikaku, Shōkaku tergabung dalam Kidō Butai (gugus serang Pearl Harbor) dan ikut serta dalam serangkaian ofensif laut Jepang pada masa-masa awal perang, termasuk penyerangan Rabaul pada Januari 1942, dan Pertempuran Laut Koral di bulan Mei.
Tugas tersebut diselesaikan dengan baik, gugus tugas berhasil menemukan dan menenggelamkan kapal induk Britania HMS Hermes, dan dua penjelajah (HMS Cornwall dan HMS Dorsetshire, yang hendak bergerak ke Laut Koral. Shōkaku ikut berperan dalam penenggelamkan kapal USS Lexington, namun menderita beberapa kerusakan dari serangan pesawat-pesawat kapal induk USS Yorktown dalam perjalanan pulang.[1]
Setelah perbaikan, Shōkaku ambil bagian dalam dua pertempuran pada tahun 1942, keduanya beraksi bersama kapal kembarannya Zuikaku. Di Pertempuran Solomon Timur, mereka berhasil merusakkan USS Enterprise, dan di Pertempuran Kepulauan Santa Cruz, mereka menenggelamkan USS Hornet tetapi lagi-lagi Shōkaku menderita kerusakan serius dari pengebom-pengebom tukik Amerika.
Pada 1943 di bawah komando Kapten Matsubara Hiroshi, Shōkaku kembali bertugas, melakukan serangan balasan terhadap Kepulauan Aleut, tetapi operasi dibatalkan setelah kemenangan Sekutu di Attu. Kemudian sepanjang sisa tahun 1943, Shōkaku berpangkal di Truk.
Nasib akhir
Pada 1944, Shōkaku dipangkalkan di Kepulauan Lingga, salah satu gugusan Kepulauan Riau di selatan Singapura. Pada 15 Juni 1944, Shōkaku berangkat bersama dengan Armada Bergerak untuk Operasi A-Go, sebuah serangan balasan terhadap kekutan sekutu di Kepulauan Mariana. Selama Pertempuran Laut Filipina pada 19 Juni 1944 pukul 11:23, Shōkaku dihantam tiga (kemungkinan empat) torpedo dari kapal selam AS Cavalla (dikomandani Herman J. Kossler). Saat Shōkaku sedang mengisi bahan bakar pesawat-pesawatnya yang merupakan kondisi paling mudah diserang, serangan torpedo dilancarkan. Hantaman torpedo memicu kebakaran yang ternyata tidak dapat dikendalikan. Pada 14:08 sebuah bom udara milik pesawat-pesawat Shōkaku meledak, memicu ledakan terbakarnya bahan bakar pesawat. Shōkaku tenggelam dengan cepat pada posisi 11°40′N137°40′E / 11.667°N 137.667°E / 11.667; 137.667 membunuh 1.272 awaknya. Penjelajah Yahagi, perusak Urakaze, Wakatsuki, dan Hatsuzuki berhasil menyelamatkan Kapten Matsubara dan 570 awak.[1]
Dickson, W. David (1977). "Fighting Flat-tops: The Shokakus". Warship International. Toledo, Ohio: International Naval Research Organization. XIV (1): 15–46.
Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter & Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN0-87021-893-X.
Lengerer, Hans (2014). "The Aircraft Carriers of the Shōkaku Class". Dalam Jordan, John. Warship 2015. London: Conway. hlm. 90–109. ISBN978-1-84486-276-4.
Lundstrom, John B. (2005a). The First Team: Pacific Naval Air Combat from Pearl Harbor to Midway (edisi ke-New). Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN1-59114-471-X.
Polmar, Norman & Genda, Minoru (2006). Aircraft Carriers: A History of Carrier Aviation and Its Influence on World Events. Volume 1, 1909–1945. Washington, D.C.: Potomac Books. ISBN1-57488-663-0.
Shores, Christopher; Cull, Brian & Izawa, Yasuho (1992). Bloody Shambles. I: The Drift to War to the Fall of Singapore. London: Grub Street. ISBN0-948817-50-X.
Shores, Christopher; Cull, Brian & Izawa, Yasuho (1993). Bloody Shambles. II: The Defence of Sumatra to the Fall of Burma. London: Grub Street. ISBN0-948817-67-4.
Stille, Mark (2009). The Coral Sea 1942: The First Carrier Battle. Campaign. 214. Oxford, UK: Osprey Publishing. ISBN978-1-84908-106-1.
Stille, Mark (2011). Tora! Tora! Tora:! Pearl Harbor 1941. Raid. 26. Oxford, UK: Osprey Publishing. ISBN978-1-84908-509-0.
Stille, Mark (2007). USN Carriers vs IJN Carriers: The Pacific 1942. Duel. 6. Oxford, UK: Osprey Publishing. ISBN978-1-84603-248-6.