Kelurahan Kampung Mandar terdiri dari 2 lingkungan yaitu Lingkungan Krajan dan Lingkungan Krobokan/[butuh rujukan]
Bentang Alam
Jalan menuju Kelurahan Kampung Mandar dari arah utara (arah Kota Surabaya) dulunya bisa diakses langsung dari lampu lalu lintas yang terletak di KelurahanLateng dan masuk ke arah timur di Jalan D.I. Panjaitan. Namun setelah pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengumumkan perubahan konfigurasi lalu lintas pada 3 April2013, beberapa jalan protokol satu arah di perkotaan Banyuwangi diubah arahnya (misalnya yang dulunya satu arah ke arah selatan menjadi ke utara). Sehingga akses ke Kelurahan Kampung Mandar dari arah utara sekarang harus melewati lampu lalu lintas di depan Masjid Besar Baiturrahman kemudian belok kiri arah Pasar Banyuwangi dan Taman Blambangan kemudian belok kiri masuk Jalan Kartini hingga persimpangan PLN lalu belok kanan kiri lagi masuk Jalan Banterang hingga sampai di pertigaan Surati hingga tiba di persimpangan antara Jalan D.I. Panjaitan dan Jalan Surati lalu belok kanan. Bisa juga sampai persimpangan PLN langsung belok kanan. Akses jalan ke Kelurahan Kampung Mandar dari arah selatan sekarang harus melewati traffic light perliman serong kanan melewati Jalan DR. Soetomo sampai traffic light Jalan kartini belok kiri, persimpangan PLN tinggal pilih belok kanan atau belok kiri.
Kelurahan Kampung Mandar adalah pemukiman penduduk yang cukup tua di Banyuwangi. Hal ini bisa dilihat pada foto yang diambil dari Pantai Boom pada dekade 1920-an menunjukkan lanskap yang identik dengan masa kini. Pemukiman penduduk Kelurahan Kampung Mandar terdapat di daratan utama (Pulau Jawa) dan ada yang berlokasi di Pulau Boom. Di sepanjang jalan utama kelurahan banyak bangunan atau rumah-rumah Boyang yang dimiliki penduduk. Selain itu terdapat juga pedagang garek (umpan memancing berupa cacing tambang) yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan, mengingat letak kelurahan yang bedekatan dengan Pantai Boom yang sering digunakan untuk memancing.
Tradisi
Saulak
Saulak adalah salah satu bentuk tradisi yang masih ada dan memiliki makna mistik bagi para pelakunya khususnya masyarakat Kampung Mandar keturunan Bugis dan Mandar. Sebelum Saulak dimulai, keluarga calon mempelai akan membuat lingkaran, kemudian mempelai wanita menduduki lingkaran itu dan beberapa sesaji disiapkan antara lain bunga tiga rupa, "colok" yang telah dibakar, tumpukan baju serta tumpeng kecil dengan pisang yang diletakkan di nampan.[3]
Kelebihan Kelurahan Kampung Mandar adalah memiliki satu-satunya Bioskop di Banyuwangi. Bioskop ini berada dalam jaringan bioskop NSC (New Star Cineplex) dengan 2 studio, memutar film baru box office yang bertiket Rp.25.000 pada hari biasa dan Rp.30.000 pada hari sabtu dan minggu. Kelebihan lainnya adalah pantai boomnya, tempat wisata pantai terdekat dengan kota, terlebih lagi saat ini PT. Pelindo III sedang membangun kawasan ini menjadi pelabuhan marina (Dermaga Kapal Pesiar).
Kondisi Masyarakat
Masyarakat Kelurahan Kampung Mandar heterogen terdiri dari suku asli mandar, jawa, madura, osing, sedikit keturunan china dan arab, yang mayoritas bekerja sebagai pengusaha skala kecil, nelayan atau buruh pabrik. Masyarakat Kelurahan Kampung Mandar sering diidentikkan dengan masyarakat yang keras. Jika terjadi perkelahian antar remaja misalnya, mereka akan bilang Wanen riko karo isun, balanisun lare Mandar yak (berani kamu dengan saya, teman saya anak Kampung Mandar).
Bahasa
Bahasa asli yang digunakan adalah bahasa melayu, mayoritas penduduk kampung ini cenderung berbeda dengan kelurahan lainnya mereka menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa sehari-hari. adapun sedikit berbahasa madura, jawa dan osing.
Makanan Khas
Kampung ini mempunyai makanan khas Nasi Sudu. Nasi sudu adalah nasi rawon dicampur sayur santan labu kuning diberi sambal khusus yang terbuat dari cabe rawit, kemiri bakar, terasi dan irisan kacang panjang mentah. Di banyuwangi, makanan ini hanya dibuat dan dijual di Kampung Mandar.
Pendidikan
Lembaga pendidikan yang berdiri di Kelurahan Kampung Mandar