Kambing angoraKambing angora (bahasa Turki: Ankara keçisi) adalah jenis peranakan kambing peliharaan dari Ankara, Turki. Kambing angora menghasilkan serat berkilau yang dikenal sebagai mohair. SejarahKambing angora dianggap oleh beberapa orang sebagai keturunan langsung dari markhor Asia Tengah (Capra falconeri).[1][2] Kambing angora telah berada di wilayah ini sejak era Paleolitikum.[3] Kambing ini digambarkan pada bagian Depan dan belakang uang kertas 50 lira Turki tahun 1938–1952.[4] Pengenalan ke EropaKambing angora pertama kali dibawa ke Eropa oleh Charles V, Kaisar Romawi Suci, sekitar tahun 1554. Namun, impor kambing angora ke Eropa pada periode selanjutnya tidak terlalu berkembang dengan baik.[butuh rujukan] Pengenalan ke AustraliaKambing angora pertama kali diimpor ke Australia pada tahun 1832 dan 1833. Kambing-kambing ini adalah keturunan dari dari pejantan kepunyaan M Polonceau di Prancis dan dikirim ke peternakan keluarga Riley di Raby, New South Wales. Angora murni diimpor dari Kesultanan Ottoman di tahun-tahun berikutnya hingga 1873, ke peternak di New South Wales, Victoria, dan kemudian Australia Selatan. Negara bagian lain mengikuti, terdapat pula impor dari Afrika Selatan pada tahun 1873 dan dari Amerika Serikat antara tahun 1890 dan 1910.[butuh rujukan] Pengenalan ke New ZealandKambing angora diperkenalkan ke Selandia Baru sekitar tahun 1867 oleh masyarakat aklimatisasi Auckland, Canterbury, dan Otago dalam upaya beternak hewan dengan kulit yang lebih berharga jual tinggi.[5] Kambing angora awalnya banyak diternak tetapi tidak berhasil diujicobakan untuk tujuan pengendalian gulma di Maungaturoto pada tahun 1904 dan, setelah melarikan diri, populasi liar didirikan di Waipu sementara kawanan pemerintah didirikan di Helena Bay. Pada tahun 1970-an, sejumlah Kambing angora liar Waipu ditangkap dan digunakan sebagai hewan dasar untuk inisiatif Pemerintah yang bertujuan memperluas basis pertanian Selandia Baru. Kambing angora ini awalnya ditingkatkan dengan genetika Australia. Pada pertengahan 1980-an, impor dari Afrika Selatan dan genetika Texas (melalui Australia) digunakan untuk lebih meningkatkan Angora Selandia Baru.[6] Pengenalan ke Afrika SelatanPada tahun 1838, Sultan Mahmud II dari Kesultanan Ottoman mengirim dua belas domba jantan yang dikebiri dan satu betina ke Port Elizabeth di Afrika Selatan. Domba jantan dibuat tidak subur karena Sultan ingin melindungi produksi mohair di negaranya yang saat itu masih menguasai pasar. Namun, biri-biri betina di kapal itu sedang hamil dan melahirkan seekor domba jantan dalam perjalanan ke Afrika, yang merupakan awal industri domba ini di Afrika Selatan. Saat ini wilayah Karoo adalah penghasil mohair terbesar di dunia.[7] Tak lama setelah impor awal untuk mendirikan Angora di Cape Colony, banyak impor kemudian dilakukan untuk usaha menghasilkan uang. Yang paling menonjol, adalah Evans, seorang petani dari Angora yang mengimpor Kambing angora dengan bulu yang lebih berminyak dan berperan dalam pasar mohair yang berkembang karena kemudian mereka menjualnya seharga € 450.[8] Pengenalan ke Amerika UtaraKambing angora diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1849 oleh Dr. James P. Davis. Tujuh ekor kambing dewasa merupakan hadiah dari Sultan Abdülmecid I sebagai apresiasi atas jasa dan nasehatnya dalam pemeliharaan kapas. Lebih banyak kambing diimpor dari waktu ke waktu, sampai Perang Saudara menghancurkan sebagian besar kawanan besar di daerah selatan. Akhirnya, kambing angora mulai berkembang biak di barat daya, khususnya di Texas, terutama karena di daerah ini terdapat banyak rumput dan semak sebagai sumber makanan kambing angora. Texas hingga hari ini tetap menjadi produsen mohair terbesar di AS, dan terbesar ketiga di dunia. KarakteristikBulu yang diambil dari kambing angora disebut mohair. Seekor kambing menghasilkan antara empat hingga lima kilogram rambut per tahun. Angora dicukur dua kali setahun. Kambing angora, terlepas dari bulunya, adalah jenis kambing dan tidak memiliki kekerabatan dekat dengan domba. Turki, Argentina, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan adalah produsen teratas mohair.[9] Sementara itu, Selandia Baru merupakan produsen terbanyak berikutnya[10] bersama Australia. Untuk waktu yang lama, kambing angora dikembangbiakkan untuk diambil bulu putihnya. Pada tahun 1998, Asosiasi Peternak Kambing Angora Berwarna didirikan untuk mempromosikan pengembangbiakan kambing yang bulunya berwarna.[11] Sekarang, kambing angora menghasilkan serat bulu berwarna putih, hitam, (hitam pekat sampai abu-abu dan perak), merah, (warna memudar secara signifikan seiring bertambahnya usia kambing), serta kecoklatan. Kambing angora lebih rentan terhadap parasit eksternal (ektoparasit) daripada hewan sejenis, karena bulunya lebih padat. Kambing angora tidak bisa melahirkan terlalu banyak anak, jenis kambing ini juga tidak sekuat kambing pada umumnya, bahkan cenderung sangat lemah saat baru dilahirkan. Kambing angora juga memiliki kebutuhan nutrisi yang tinggi karena pertumbuhan rambutnya yang cepat. Pola makan yang berkualitas buruk akan membatasi perkembangan mohair.[butuh rujukan] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|