Kadipiro (bahasa Jawa: ꦏꦢꦶꦥꦶꦫ, translit. Kadipira) adalah sebuah kelurahan di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Pada tahun 2020, kelurahan ini berpenduduk sebesar 25.151 jiwa.
Wilayah di Kelurahan Kadipiro awalnya sangatlah luas, sehingga pada tahun 2019, wilayah ini dipecah menjadi 3 kelurahan yaitu Kadipiro, Banjarsari dan Joglo.[1] Kantor Lurah Kadipiro yang awalnya berada di timur perlintasan kereta Joglo kini pindah ke bekas makam Sumpingan.[2]
Sejarah
Kadipiro memiliki makna yang sangat mendalam. Berasal dari kata inti Kadi, yang berarti tinggi atau inggil. Memang secara geografis Kadipiro sebagian besar wilayahnya berupa dataran tinggi yang cukup luas. Jaman dahulu sering digunakan oleh Belanda atau Kompeni untuk berlatih perang / menembak.
Dalam cerita kuno, Kadipiro memiliki makna "keterlaluan" atau dalam behasa Jawa "kebangeten". Berawal dari cerita zaman Majapahit, ketika Putri Mojosongo lari dari kerajaannya yang telah rutuh untuk mencari ayahnya, Brawijaya V. Tibalah Ia di suatu tempat dan ingin beristirahat. Namun tak satu orang pun yang menggubrisnya. Orang-orang di tempat itu begitu angkuh, jaim, antik, dan keterlaluan. Dari situlah muncul sebutan "Kadipiro" yang kalau diartikan sekarang adalah "kelas tinggi".
Pembagian wilayah
Kelurahan Kadipiro dibagi menjadi beberapa kampung :
- Bayan
- Bayan Krajan
- Bayan Sawah
- Bayan Dukuhan
- Banyuagung
- Joglo
- Jetis
- Kadipiro
- Kleco
- Komplang
- Krembyongan
- Lemah Abang
- Ngipang
- Plelen
- Sendang Asri
- Sruni
- Sukomulyo
- Tanggulsari
- Tegalsari
- Tegalmakmur
Referensi