KRI Alugoro (405)

KRI Alugoro saat acara peluncurannya
Sejarah
Indonesia
Nama KRI Alugoro
Asal nama Gada milik Prabu Baladewa
Dipesan 21 Desember 2011
Dihadiahkan
Diluncurkan 11 April 2019
Mulai berlayar 6 April 2021[1]
Identifikasi 405
Status Aktif
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis kapal selam kelas Nagapasa
Berat benaman 1.596 ton
Panjang 613 m (2.011 ft 2 in)
Lebar 63 m (206 ft 8 in)
Sarat air 55 m (180 ft 5 in)
Pendorong
  • 4 x Generator diesel MTU 12V493
  • 3,728 kW (5,000 shp)
Kecepatan
  • 11 knot (20 km/h; 13 mph) di permukaan
  • 215 knot (398 km/h; 247 mph) menyelam
  • Jangkauan
  • 11,000 nmi (20,372 km; 12,659 mi) pada 10 kn (19 km/h; 12 mph) saat di permukaan,
  • 8,000 nmi (14,816 km; 9,206 mi) pada 10 kn (19 km/h; 12 mph) snorkeling,
  • 400 nmi (740 km; 460 mi) pada 4 kn (7,4 km/h; 4,6 mph), saat menyelam
  • Daya tahan 50 hari
    Kedalaman uji coba 500 m (1.600 ft)
    Awak kapal 40 awak
    Sensor dan
    sistem pemroses
    • Sistem manajemen pertempuran Kongsberg MSI-90U Mk 2
    • Sonar aktif dan pasif Atlas Elektronik CSU-90
    • Rangkaian sonar ELAC KaleidoScope 
    • Deretan sonar sayap
    • Sistem Pegasso RESM
    • Radar Aries
    • Sistem navigasi dan taktis terintegrasi ECPINS-W
    • Sistem manajemen platform terintegrasi MAPPS L3
    • Sistem navigasi inersia Sigma 40XP Safran
    • Periskop Hensoldt SERO 400 & OMS 100
    •  Penanggulangan torpedo akustik ZOKA
    Senjata
  • 8 × tabung torpedo 533 mm (21 in)
  • 14 Torpedo Black Shark
  • KRI Alugoro (405) adalah sebuah kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal selam ini merupakan bagian dari kelas Chang Bogo yang ditingkatkan. KRI Alugoro (405) merupakan kapal selam pertama yang dikerjakan secara mandiri oleh anak bangsa di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero), kawasan Tanjung Perak, Surabaya, bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME).[2]

    Nama

    Nama "Alugoro" untuk kapal selam ini diambil dari nama senjata jenis gada dengan dua ujungnya yang runcing, yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Nama ini diberikan langsung oleh Nora Ryamizard Ryacudu, istri Menteri Pertahanan Republik Indonesia saat itu, Ryamizard Ryacudu.[3]

    Spesifikasi

    KRI Alugoro (405) memiliki panjang 61,3 meter (201 ft) dengan kecepatan mencapai 11 knot (20 km/h) ketika berada di bawah air. Kapal selam ini mampu menampung 40 awak kapal dan memiliki kemampuan jelajah hingga 50 hari, serta dirancang dengan umur hidup mencapai 30 tahun. Bobot kapal selam saat muncul di permukaan adalah 1.460 ton, dan mencapai 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan air. Salah satu perbedaan antara KRI Alugoro (405) dengan KRI Nagapasa (403) dan KRI Ardadedali (404) adalah teknologi baru dan canggih yang dimilikinya yang mampu mengatasi peperangan di bawah permukaan laut.[2]

    Kapal selam ini diperlengkapi dengan torpedo Black Shark generasi terbaru dari Whitehead Alenia Sistemi Subacquei yang bisa mengejar target hingga sejauh 50 kilometer. Panjang torpedo tersebut mencapai 6,3 meter (21 ft) dengan diameternya mencapai 553 milimeter.[4]

    Sejarah

    KRI Alugoro (405) merupakan kapal selam ketiga yang dibuat oleh PT PAL Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME), Korea Selatan, dan diluncurkan pada 11 April 2019 oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang menjabat saat itu. Berbeda dengan dua kapal selam pertama, yakni KRI Nagapasa (403) dan KRI Ardadedali (404) yang dibangun di Korea Selatan, KRI Alugoro (405) dibangun di PT PAL Indonesia (Persero) melalui kerja sama alih teknologi.[5]

    KRI Alugoro telah lolos tes NDD yang dilakukan di Banyuwangi[6], Kepala Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero) Satriyo Bintoro yang saat ini menjabat sebagai COO PT PAL menjadi salah satu penguji[7].

    Pembangunan kapal selam ini, sepenuhnya didanai melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PAL Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,5 triliun dari pengajuan awal Rp 2,5 triliun.[2]

    Komandan

    1. Letkol Laut (P) Ahmad Noer Taufik (6 April 2021—26 April 2022)
    2. Letkol Laut (P) Topan Agung Yuwono S.H., M.M.D.S. (26 April 2022—6 November 2023)
    3. Letkol Laut (P) Muhammad Akbar, S.H. (6 November—Sekarang)

    Referensi

    1. ^ "KRI Alugoro-405 Resmi Masuk Jajaran Satuan Kapal Selam Koarmada II". kominfo.jatimprov.go.id. 6 April 2021. Diakses tanggal 27 April 2021. 
    2. ^ a b c Pratomo, Harwanto Bimo (12 April 2019). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Alugoro-405 Cetak Sejarah, ini Kehebatan Kapal Selam Buatan Indonesia". Merdeka.com. Diakses tanggal 9 Januari 2020. 
    3. ^ Faizal, Achmad (11 April 2019). Rachmawati, ed. "Ini Alasan Kapal Selam Pertama Produksi Anak Bangsa Diberi Nama KRI Alugoro-405". Kompas.com. Diakses tanggal 11 Januari 2020. 
    4. ^ Christantio Utama (20 Juni 2019). "Ini Teknologi Mutakhir Kapal Selam Indonesia Alugoro 405 Seharga Rp 1,5 Triliun". Moneysmart.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 11 Januari 2020. 
    5. ^ Kurniawan, Dian (12 April 2019). Ali, Muhammad, ed. "Menhan Luncurkan Kapal Selam KRI Alugoro - 405, Apa Kecanggihannya?". Liputan6.com. Diakses tanggal 11 Januari 2020. 
    6. ^ "Sejarah! Banyuwangi Jadi Tempat Tes NDD Kapal Selam Pertama Indonesia". Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Diakses tanggal 2024-10-25. 
    7. ^ "Kapal Selam Alugoro Karya Anak Bangsa Berhasil Jalani Tes Nominal Diving Depth (NDD)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-10-25.