Mr.H.Jusuf Adiwinata (22 September 1901 – 20 Agustus 1958) adalah tokoh keimigrasian Indonesia yang ahli di bidang hukum dan merupakan seorang seniman dan birokrat. Ia memimpin Jawatan Imigrasi Pusat pertama dalam sejarah Indonesia sekaligus menyandang gelar "Bapak Imigrasi Indonesia".[1] Tanggal dirinya menjabat ditetapkan menjadi Hari Bhakti Imigrasi. Di pemerintahan, ia pernah menjadi sekretaris bagi Gubernur Jawa Barat hingga menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat untuk Keresidenan Banten yang berkedudukan di Serang, tanah kelahirannya.[2][3] Selain itu, Jusuf juga bekerja sebagai pamong praja di Departemen Kehakiman dengan pangkat terakhir golongan VI.
Keahliannya terhadap seni telah tertanamkan sejak menjadi mahasiswa.[1] Seni yang pernah dilukisnya adalah karikatur. Pada dekade 1920-an, Jusuf menjadi satu-satunya karikaturis dari Hindia Belanda yang karyanya tampil dalam Panji Pustaka. Tidak hanya seni, ia juga tertarik dalam literatur seperti mengarang.
Kiprah di pemerintahan
Selama menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat di Banten, Jusuf dikenal mempelopori Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Banten Sementara atau ORIDABS bersama dengan Ahmad Chatib al-Bantani sebagai perwakilan dari Keresidenan Banten dan Edi Sudewo yang mewakili otoritas militer melalui "Maklumat Bersama Nomor 3" yang ditetapkan oleh pemerintah daerah di Banten.[4] Penetapan ini diakibatkan sulitnya pendistribusian mata uang Indonesia saat itu. Oleh karena itu, Jusuf dan Lumanauw selaku Kepala Kantor Inspeksi Keuangan Keresidenan Banten, atas izin pemerintah pusat, kemudian memprakarsai dibuatnya ORIDAB dengan jaminan emas mentah dari Cikotok untuk membayar gaji pegawai di Banten.[5]
Jusuf yang diangkat pada 1950 sebagai Kepala Jawatan Imigrasi Pusat pernah cuti untuk berdelegasi ke Hongkong dan Singapura pada tanggal 13 Januari 1952 hingga sebulan setelahnya.[6] Posisinya sementara dijabat oleh Inspektur Umum Jawatan Imigrasi Pusat, Notohatyanto, sampai wakilnya, Alwi Sutan Osman tiba di Indonesia usai melawat dari Tokyo, Jepang.[7]
Jasa
Jusuf Adiwinata pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Utama. Selain itu, atas jasa-jasa besarnya, namanya dijadikan sebuah nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.