Jorge Rafael Videla Redondo (21 Agustus 1925 – 17 Mei 2013) adalah Presiden Argentina secara de facto pada periode 1976-1981. Videla meraih kekuasaan lewat sebuah kudeta atas Isabel Martínez de Perón yang ketika itu tampil sebagai presiden. Videla merupakan bekas tentara dan politikus. Videla digelari "the bone" (tulang) sebab tubuhnya yang lurus seperti tulang. Zaman pemerintahannya merupakan titik permulaan "Perang Kotor", yaitu era yang paling kejam dalam sejarah Argentina. Videla terkenal di Amerika Selatan sebagai pakar dalam strategi anti-komunisme antarbangsa dan menerima pujian dari politikus berhaluan kanan Amerika Serikat, termasuk Ronald Reagan.
Sejarah awal
Videla bangkit sewaktu ketidakstabilan ekonomi dan politik di Argentina pada awal hingga pertengahan 1970-an. Pada 1973 Perón telah kembali berkuasa di negara ini tetapi pada usia yang tua ia tidak mampu memperbaiki keadaan negaranya. Setahun kemudian, Videla meninggal dunia dan jabatannya disandang oleh isterinya Isabel Perón, bekas penari kelab malam yang tak berpengalaman di dalam politik. Dalam usahanya untuk mendapat sokongan tentara, Isabel telah melantik Videla sebagai Panglima Teringgi, jabatan tertinggi di dalam angkatan tentara Argentina. Tindakan ini seperti memakan diri sendiri karena Videla melancarkan perebutan kekuasaan dan sukses menjatuhkan pemerintahan Perón pada 24 Maret 1976, dan menjadi presiden de facto sebagai ketua junta militer dan bersekutu dalam kekuasaan dengan Komandan Jenderal Angkatan Udara yaitu Orlando Ramón Agosti dan LetKol Angkatan Laut, Laksamana Eduardo Emilio Massera. Beberapa hari selepas itu, pada 29 Maret 1976, Videla secara resmi menjadi Presiden Argentina, jabatan yang disandang hingga 29 Maret 1981.
Proses Pembersihan Kelompok Berhaluan Kiri
Baru saja menjadi Presiden, Videla membubarkan Kongres dan memberi kuasa perancangan undang-undang kepada suatu komisi militer yang terdiri dari 9 orang. Disamping itu, Videla membatasi peranan mahkamah, partai-partai politik, dan serikat pekerja dan memenuhi jabatan-jabatan penting pemerintahan dengan tokoh militer. Dalam masa seminggu, Videla menahan beratus-ratus rakyat yang diperkirakan berhaluan kiri dan terus berlanjut semasa pemerintahannya. Para tahanan ini telah diberi panggilan "desaparecidos" dan diperkirakan antara 10.000 dan 30.000 rakyat negara ini telah hilang secara misterius semasa pemerintahan Videla.
Namun, Videla merupakan tonggak utama dalam membendung kegiatan Marxisme di Argentina. Videla terkenal sebagai seorang yang handal dalam strategi anti-komunisme antarabangsa. Walaupun Videla dikecam oleh Jimmy Carter karena melanggar hak asasi manusia, berlainan pula dengan Ronald Reagan yang memang anti-komunisme. Reagan bukan saja memuji Videla, malah memberi bantuan perisikan serta militer kepadanya. Videla merupakan orang utama dalam usaha membendung komunisme dan terlibat dalam Operasi Condor, suatu gerakan pembunuhan dan pengumpulan perisikan menentang kekerasan. Operasi ini melibatkan anggota keamanan Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Paraguay, dan Uruguay pada pertengahan tahun 1970-an, di mana banyak orang disiksa, hilang dan dibunuh tanpa diadili.
Kezaliman rezim Videla
Rezim Videla terkenal dengan "penghilangan" individu, penculikan bayi, dan penyiksaan yang melampaui batas. Walaupun Videla mengaku bahwa "Perang Kotor" ini adalah terhadap kelompok subversif seperti kelompok radikal Marxis, Montoneros, dan gerilyawan ERP, Videla juga berkata bahwa subversivos ini termasuk mereka yang menentang Kristen dan peradaban Barat. Namun banyak yang percaya target Videla juga meliputi musuh-musuh pribadi seperti aktivis hak asasi manusia, anggota partai pembangkang, dan siapapun yang menentang Videla. Semasa pemerintahannya, diperkirakan antara 10.000-30.000 rakyat Argentina telah hilang, lebih dari setengah juta dibuang negara, dan ribuan telah ditahan dan disiksa di beberapa kamp tahanan.
Badan yang membantu melaksanakan kekejamannya ialah Aliansi Anti-Komunis Argentina yang juga dikenal sebagai regu pembunuh. Badan ini menggunakan berbagai cara untuk menyiksa tahanan, dan corak pembunuhan yang paling populer ialah dengan melemaskan tahanan. Di pangkalan militer Campo de Mayo misalnya, para tahanan akan ditelanjangi dan dirantai bersama tahanan-tahanan lain. Selepas itu para tahanan diseret ke dalam pesawat tentara yang akan terbang di atas sungai Rio de la Plata atau Samudera Atlantik, dan pihak tentara akan mendorong para tahanan keluar dari pesawat ke dalam sungai atau laut supaya para tahanan mati lemas.
Kehidupan selepas demokrasi
Setelah Videla meletakkan jabatan, presiden-presiden yang lain telah meneruskan peperangannya dan mendapat perlindungan daripada pemerintahan pro-tentara ini. Namun, pada awal 1980-an, pemerintahan sipil telah mengambil alih kekuasaan dan Videla serta jenderal-jenderal lain telah ditahan atas beberapa kesalahan jenayah yang berat seperti penyiksaan, pembunuhan dan penculikan. Mahkamah kemudian mendapati bahwa Videla terlibat dalam 66 pembunuhan, 306 penculikan, 93 penyiksaan dan 26 perampokan. Pada 1985, Videla dihukum penjara seumur hidup di penjara militer di Magdalena.
Pada 29 Desember 1990, Presiden Carlos Saùl Menem telah mengampuni Videla dan jenderal-jenderal yang lain. Banyak politikus berpendapat pengampunan itu cukup praktis untuk mendamaikan negara serta menutup sejarah hitam era "Perang Kotor" di mana banyak nyawa melayang. Walaupun Videla bebas, tetapi hidupnya masih dihantui oleh kekejamannya yang silam. Ke mana saja pergi, Videla akan dicemooh atau dipukuli oleh rakyat Argentina. Kini, mantan diktator ini dikurung di rumah bersama dengan isteri serta kedua cucunya.
Selepas kemenangan presiden Argentina sekarang, Néstor Carlos Kirchner, terdapat usaha meluas untuk memburukkan pemerintahan Videla. Pemerintahan tidak lagi menganggapnya sebagai Presiden yang sah dan potret-potretnya telah dikeluarkan dari dewan-dewan pemerintahan dan arsip negara.
Meninggal
Pada 17 Mei 2013, Videla meninggal karena sakit dalam tidurnya saat menjalani hukuman di penjara Marcos Paz.[1][2] Menurut putusan 2009, Videla tidak akan menerima pemakaman militer karena keterlibatannya dalam pelanggaran HAM.[3]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|