Jatimulya adalah desa di kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat, Indonesia.
Desa Jatimulya adalah desa hasil pemekaran dari Desa Rajasinga. Pemekaran tersebut terjadi tahun 1981 kemudian tahun 1983 dipekar kembali menghasilkan Desa Jatimunggul. Menurut masyarakat, di daerah Jatimulya dulu terdapat banyak pohon jati. Oleh karena itu, asal usul kata atau toponimi Jatimulya itu berasal dari dua suku kata yakni Jati dan Mulya. Menurut kepercayaan masyarakat, dulu saat leluhur pertama kali datang ke wilayah yang sekarang disebut Jatimulya, pada sore hari pohon jati sedang banyak tumbuh dan berkembang serta dedaunannya yang lebat. Mungkin karena itulah dinamakan Jatimulya. Sebelum nama Jatimulya ditetapkan, ada juga yang pernah mengusulkan nama lain seperti Jati Harapan dan Harapan Mulya.
Terkait kepercayaan mengenai asal-usul Jatimulya yang berkembang ditengah masyarakat terdapat sesepuh yang dikenal serta dihormati oleh masyarakat di antaranya:
Harun
Marsahid
Kasno
Selain itu juga ada makam-makam buyut atau leluhur yang sering diziarahi oleh masyarakat yaitu:
Makam Buyut Niat
Makam Buyut Arsimpen
Makam Buyut Leman
Makam Buyut Salimpen
Makam Buyut Gembol
Makam Buyut Ki Hasan Ali
Di makam-makam tua pertelon tersebut sering digelar ritual ziarah seperti pagelaran wayang kulit pada bulan-bulan tertentu seperti pada bulan sembilan atau sepuluh. Hal tersebut merupakan tanda penghormatan masyarakat terhadap leluhur mereka.
Sejak tahun 1981, Camat telah memerintahkan pejabat atau Bede untuk bertugas di Desa Jatimulya, berikut nama-namanya:
Sonaji (1981)
Wasda (1981)
Tasripin (1982-1988)
Bede Sersan Mayor (1989)
Yoyo (1989)
Albert (1989)
Sementara pemerintahan kuwu Desa Jatimulya baru berjalan tahun 1990-an. Berikut kuwu yang pernah memerintah di Desa Jatimulya:
Sumarjo (1990-1998)
Rastim (1999-2009)
Endang Saputra (2010-2014)
Dastim Samsudin (2015-2020)
Rastim, SH (2021-Sampai sekarang)
[1]
- ^ https://jatimulya-teris.desa.id/artikel/2016/8/26/sejarah-desa-jatimulya