Jan Sarkander adalah seorang santo, orang kudus Katolik Roma. Ia dikenal juga sebagai Santo John Sarkander, atau Yohanes Sarkander. Ia lahir di Skoczow (sekarang Polandia) pada 20 Desember 1576, dan wafat di Olmutz (Olomouc), Moravia (sekarang Republik Cekoslowakia) pada 17 Maret 1620. Ia merupakan salah seorang dari para pastor, imam Katolik Roma, yang menjadi martir Sakramen Tobat. Ia hidup pada masa pergolakan Perang Tiga Puluh Tahun, Reformasi Protestan di Abad Pertengahan. Pesta pelindungnya dirayakan setiap tanggal 17 Maret..[1]
Biografi
Santo Jan Sarkander lahir pada 20 Desember 1576 di Skotschau atau Skoczow, di Silesia-Austria, sekarang Polandia. Ia adalah anak dari Georg Mathias Sarkander dan Helene Kornicz Sarkander. Ia memiliki seorang saudari dan tiga orang saudara: Nicholas yang juga menjadi imam, Paul dan Wenceslas. Ayahnya meninggal ketika ia masih sangat muda pada tahun 1589, dan tak lama kemudian bersama ibunya ia pindah ke Pribor. Ibunya menikah lagi dan mendapatkan seorang anak laki-laki, Matthew. Sarkander yakin akan menjadi seorang imam, tapi pada akhirnya memutuskan menikah. Bersama istrinya, ia tinggal di Brno. Namun hanya setahun kemudian, istrinya wafat tanpa meninggalkan keturunan. Kini ia lebih yakin lagi akan panggilan imamatnya.
Sarkander menempuh studinya di Olomouc College pada tahun 1597 sampai 1600. Oleh karena pandemi, ia terpaksa pindah ke Prague, pada tahun 1600. Ia melanjutkan studinya dalam pendidikan Serikat Yesus di Universitas Charles, Prague, dan menyelesaikan studi Filsafatnya pada tahun 1603. Ia lalu melanjutkan studi Teologi di Austria sampai akhirnya lulus pada 21 Desember 1607 dari Universitas Graz, Grozin, lalu ditahbiskan imam. Ia ditugaskan di beberapa tempat di Keuskupan Olmutz (Olomouc), dan akhirnya menjadi pastor paroki di Boskowitz, lalu di Holleschau atau Holesov di Moravia pada tahun 1616.
Pada masa itu, malah sejak abad ke-15, sekte Hussites dan Persekutuan Bohemian telah menyebar luas dan merampas harta benda dan gedung-gedung Gereja Katolik, tapi ketika pada tahun 1604 Baron Ladislaus Poppel von Lobkowitz dari Moravia membeli daerah Holleschau, ia mengembalikan gedung gereja di sana kepada Gereja Katolik dan malah membangun sekolah Serikat Yesuit dari bangunan yang sebelumnya dijadikan rumah tinggal sekte itu. Dengan bantuan Serikat Yesuit itu, Santo Jan Sarkander membawa 250 orang kembali ke pangkuan Gereja Katolik. Ia juga banyak membela Gereja dari ajaran sesat mereka. Namun hal ini menimbulkan kebencian tuan tanah Bitowsky von Bistritz yang kaya dan anti-Katolik menentangnya, sehingga ingin membunuhnya.
Pada tahun 1618 pecah Perang Tiga Puluh Tahun antara Katolik dan Protestan, dan Protestan merebut Holleschau, Moravia sehingga ia terpaksa melarikan diri ke Polandia. Ia berziarah ke kapela Bunda Maria dari Czentoschau atau Czestochowa, retret dengan para Minim, lalu selama beberapa bulan tinggal di Krakow. Akhirnya ia pulang kembali ke Holleschau pada tahun 1619, tak tega meninggalkan umat gembalaannya yang menderita. Pada Februari 1620, pasukan Polandia yang dikirim untuk Raja Sigismund memasuki daerahnya dan mengetahui daerah lawan, hendak melancarkan serbuan. Namun ketika ia menemui komandan pasukan itu dalam sebuah perarakan dengan Sakramen Mahakudus di sebuah monstrans, Pasukan Polandia itu melihat kedatangannya, dan sebagai Katolik yang taat, berlutut. Mereka berjanji bahwa daerah itu tidak akan dihancurkan. Melihat hal ini sebagai kesempatan membalaskan dendamnya dan fakta bahwa mereka tidak jadi diserang pasukan Polandia, Bitowsky menuduh Sarkander sebagai seorang pengkhianat dan penghasut; oleh karena dialah maka pasukan Polandia masuk ke daerahnya. Ia ditangkap dan dibawa ke penjara Olmutz serta disiksa di sana. Sebuah pengadilan dengan seluruh anggotanya terdiri dari kalangan Protestan dibentuk untuk mengadilinya, kecuali hakim kota yang Katolik dan dipaksa hadir, Johann Scintilla. Tuduhannya ialah penyebab pasukan Polandia datang menyerbu, perjanjian rahasia Sarkander dengan pihak Polandia untuk merebut kembali Moravia dari penguasa Protestan, isi pengakuan Lobkowitz, dan siasat rahasia yang mereka rencanakan. Ia menolak tuduhan-tuduhan itu, terutama menolak mengungkapkan isi pengakuan Lobkowitz dalam Sakramen Tobat, yang mana semua imam terikat kewajiban melindungi rahasia pengakuan dalam Sakramen itu. Ketika disiksa dan dipaksa untuk mengungkapkan pengakuan Lobkowitz, ia menjawab, "Dengan kekuatan Tuhan, lebih baik saya mati disiksa daripada melakukan dosa sakrilegi, melanggar kesucian rahasia pengakuan Sakramen Tobat". Pada 13, 17 dan 18 Februari 1620, ia disiksa pada alat siksa Rak, setiap kali selama dua sampai tiga jam; lalu ia disirami dengan lilin bernyala, kain yang telah direndam dalam minyak ditaruh padanya, dibubuhi belerang, lalu akhirnya dibakar. Selama sebulan ia bertahan hidup, tapi akhirnya wafat pada 17 Maret 1620.[2]
Kanonisasi
Sesudah Perang itu dan Katolik kembali berkuasa, banyak orang menganggap Jan Sarkander sebagai seorang martir. Pada tahun 1720, makamnya dibuka dan ternyata jenazahnya tidak membusuk. Pada masa Paus Benediktus XIV (1740-1758) proses kanonisasinya dimulai dan tak lama kemudian ia digelari Hamba Allah. Namun proses ini terhenti, dan nanti dilanjutkan Beato Paus Pius IX dengan mengesahkan alasan Sarkander dibunuh, yakni 'in odium fidei' (karena kebencian akan imannya) pada 11 September 1859, dan mengangkatnya menjadi Beato pada 06 Mei 1860. Sebuah tim medis membuktikan mukjizat kesembuhan yang tak dapat dijelaskan secara ilmiah dengantpe antar anpyaada 26 November 1992, yang kemudian disahkan Kongregasi Santo-santa pdaa 02 April 1993. Santo Paus Yohanes Paulus II mengangkat Beato Jan Sarkander dan Beato Zdislava menjadi Santo, Orang Kudus Katolik Roma, ketika ia mengunjungi Olomouc, Republik Cekoslowakia pada 21 Mei 1995.[3][4]
Ziarah Wisata
Ada banyak tempat wisata yang dapat ditemukan di Olomouc dan sekitarnya, kisah dan peninggalan Santo Jan Sarkander merupakan salah satunya. Relikuinya ditempatkan di Katedral Olmutz yang dipersembahkan baginya. Di penjara tempatnya wafat itu telah dibangun pada tahun 1908-1912 sebuah Kapel dengan gaya neo-barok yang indah, Kapela Santo Jan Sarkander, di puncak bukit yang dinamakan Bukit Santo Mikael. Kisahnya pun ditulis di sana dalam bahasa setempat dan bahasa Inggris. Makamnya dan malah peralatan penyiksaan asli disimpan di bawah Kapel itu, dan sebuah mata air mengalir di situ.[5][6]
Referensi
- ^ "Saint Jan Sarkander". CatholicSaints.Info (dalam bahasa Inggris). 2009-03-17. Diakses tanggal 2020-12-08.
- ^ "CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: Bl. John Sarkander". www.newadvent.org. Diakses tanggal 2020-12-22.
- ^ "St Jan Sarkander - Feast Day: March 17 - Saint of the Day". Catholic Daily Readings (dalam bahasa Inggris). 2019-04-05. Diakses tanggal 2020-12-22.
- ^ "Library : Canonization of Bl. Jan Sarkander and Bl. Zdislava of Lemberk Olomouc, Czechoslovakia". www.catholicculture.org. Diakses tanggal 2020-12-22.
- ^ "Chapel with preserved medieval torture chamber - Review of The Chapel of St. John Sarkander, Olomouc, Czech Republic". Tripadvisor (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-22.
- ^ CzechTourism. "Chapel of St. John Sarkander in Olomouc · #VisitCzechRepublic". www.visitczechrepublic.com. Diakses tanggal 2020-12-22.