Dahulu di sebuah dukuh yang bernama Sentono, hiduplah seorang ulama yang bernama Ki Agung Alim. Dia mempunyai dua orang istri yaitu Nyi Ronggo Winih dan Nyi Kayu Wayang. Dia juga mempunyai teman seekor harimau besar yang diberi nama Ki Celeng atau Ki Loreng.
Cerita ini berawal ketika Ki Agung Alim bertemu dengan Ki Honggo Pati atau Ki Halonggo Pati, yang seorang kesatria atau prajurit dari kerajaan Mataram pada masa Sultan Agung. Ki Honggo Pati adalah orang yang gigih dalam memerangi penjajahan Belanda. Ia juga anak buah dari Pangeran Kajoran, seorang senopati Mataram yang ditugaskan untuk memerangi kompeni yang ada di pulau Jawa bagian utara, salah satunya Jepara.
Pada waktu itu Ki Honggo Pati baru saja berhasil mengalahkan pasukan kompeni Belanda di Jepara bagian utara dengan dibantu oleh masyarakat di daerah itu. Dalam pertemuan Ki Ageng Alim dan Ki Honggo Pati itu, Ki Agung Alim menyarankan kepada Ki Honggo Pati untuk bersyukur kepada yang Maha Kuasa. Kemudian Ki Honggo Pati meminta kepada Ki Agung Alim supaya dibuatkan tumpeng yang besar, maka Ki Agung Alim segera pulang dengan menaiki Ki Loreng, menuju rumahnya.
Sesampai di rumah, Ki Agung Alim segera mempersiapkan segala kebutuhan syukuran dengan memerintahkan para santrinya. Dalam waktu satu malam persiapan itupun selesai, sehingga salah satu santrinya segera menghadap Ki Agung Alim. "Assalaamu'alaikum Ki...", sapa santri. Ki Agung Alim pun menjawab, " Wassalaamu'alaikum, bagaimana santri, sudah siap semua?". Sampun Ki, tapi maaf Ki, ikannnya belum ada Ki..", jawab santri sambil membungkukkan badan. " Lho, terus bagaimana?", kata Ki Agung Alim sambil berfikir. Sudah, cepat kamu ke pinggir laut menunggu orang mancing!", lanjut Ki Agung Alim. Begitu tahu maksud Ki Agung Alim maka santri segera menjawab, "Injih Ki", sambil bergegas pergi meninggalkan Ki Agung Alim. Sesampai di pinggir laut santri tersebut menunggu pemancing yang pulang membawa ikan. Namun seharian penuh menunggu, tidak satupun pemancing yang lewat, sampai santri itupun merasa kelaparan dan kehausan atau ngelak (jawa). Maka di kemudian hari tempat tersebut dikenal dengan nama dukuh Ngelak.
Dalam keadaan yang hampir putus asa dan hampir kembali ke Sentono, tiba-tiba lewatlah seorang pemancing yang membawa kepis besar berisi penuh ikan. Santri itupun segera menghampiri sambil bertanya, "Pak..pak, dapat ikan banyak ya...?". Karena santri itu menggunakan pakaian yang jelek, pemancing itupun khawatirkalau yang bertemu dengannya adalah orang jahat dan akan merampas ikannya, maka ia pun berbohong. "Tidak, Tidak dapat ikan!" jawab pemancing. Santri bertanya lagi, "Lha di kepis itu apa pak?". Ini bukan ikan, tapi gathel (buah putri ayu)", jawab pemancing. "Ah masak, bapak bohong ya?" tanya santri lagi semakin penasaran. "Tidak nak, saya tidak bohong. Di dalam kepis ini benar-benar gathel kok!" jawab pemancing sambil cepat-cepat berlalu. Dan santri membalas, "Ya sudah pak, terima kasih..."
Hingga hari gelap tidak ada juga pemancing yang lewat. Santri itupun pulang dan menghadap Ki Agung Alim. "Bagaimana santri? sudah dapat ikannya? kok sampai hampir gelap baru pulang..", tanya Ki Agung Alim pada santrinya. Santri menjawab, "belum Ki". "Lho apa tidak ada pemancing?" tanya Ki Agung Alim lagi. "Ada satu Ki, walaupun kepisnya kelihatan berat, tetapi katanya tidak dapat ikan malah dapat gathel", jawab santri sambil menunduk. "Apa, gathel?", tanya Ki Agung Alim tidak percaya.
Karena merasa dibohongi, Ki Agung Alim pun sangat kecewa dan marah. Seketika itu, tiba-tiba datanglah angin yang sangat besar sehingga semua peralatan dapur yang digunakan memasak kebutuhan tumpengpun kocar-kacir. Hanya tersisa tiga batu tumangnya saja yaitu watu tumang yang saat ini berada di tengah persawahan di desa Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Peralatan dapur yang lainnya tersebar di mana-mana. Dandangnya jatuh di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Jambu Sedandang. Piringnya jatuh di daerah yang sekarang menjadi Jambu Ujung Piring. Kekepnya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Sekekep. Lampingnya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Kedung Lamping dan pasonya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Kedung Paso. Nasi tumpengnyapun berubah menjadi gunung yang sekarang di kenal dengan gunung tumpeng. Sedangkan tempat di mana Ki Honggo Pati membuat syukuran, dikemudian hari dikenal dengan nama Sekuro.
Sedangkan pemancing yang tadi berbohong kepada santri, sesampainya di rumah semua ikannya berubah menjadi buah gathel. Pemancing itupun terkejut serta takut, kemudian segera menemui Ki Agung Alim untuk minta maaf.
Walapun tumpeng gagal dibuat, Ki Agung Alim tetap menemui Ki Honggo Pati di rumahnya untuk minta maaf dengan ditemani Ki Loreng. Sesampai di halaman rumah Ki Honggo Pati, ternyata sudah ada banyak orang yang menunggu dengan membawa makanan dan buah-buahan untuk mengikuti acara syukuran. Hingga sekarang halaman rumah Ki Honggo Pati tetap ramai karena menjadi sebuah pasar yang diberi nama Pasar Honggo Sari atau Longgo Sari atau Mlonggo Sari. Pada masa Bapak Sukahar menjabat Bupati Jepara, pasar itu diubah menjadi pasar Mlonggo, Jepara .
Setelah Ki Agung Alim bertemu Ki Honggo Pati dan meminta maaf, acara syukuran tetap dilaksanakan dengan ala kadarnya walaupun tanpa tumpengan. Untuk menjaga serangan dari kompeni Belanda maka Ki Agung Alim menugaskan Ki Loreng untuk mengawasi di penyeberangan yaitu di sungai di daerah yang sekarang bernama Sinanggul Mlonggo. Entah apa yang dikatakan Ki Agung Alim pada Ki Loreng, hingga sekarang Harimau tersebut masih patuh dan berubah menjadi batu besar yang bentuknya mirip sekali dengan Harimau. Batu tersebut dikenal dengan nama Watu Celeng. Wallahu a'lamu bisshowaab.[1]
Kondisi Geografis
Berdasar letak geografis wilayah, desa Jambu berada di sebelah utara Ibu kota Kabupaten Jepara.[2] Desa Jambu merupakan salah satu desa di Kecamatan Mlonggo, Jepara,[3] dengan jarak tempuh ke Ibu kota Kecamatan 0,5 Km, dan ke Ibu Kota Kabupaten 10 Km, dan dapat ditempuh dengan kendaraan ± 30 menit. Desa ini berbatasan dengan Laut jawa di sebelah barat, disebelah utara berbatasan dengan desa Srobyong, sebelah selatan dengan Sinanggul dan di sebelah timur dengan Sekuro Luas wilayah daratan Desa Jambu adalah 568.685 Ha dengan panjang pantai 1,0 Km. Luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Secara Administratif wilayah Desa Jambu terdiri dari 44 RT, dan 8 RW, meliputi 8 dukuh
Secara Topografi, Desa Jambu dapat dibagi dalam 2 wilayah, yaitu wilayah pantai di bagian barat, wilayah daratan rendah di bagian Timur. Dengan kondisi topografi demikian, Desa Jambu memiliki variasi ketinggian antara 0,0 m sampai dengan 75 m dari permukaan laut. Daerah terendah adalah di wilayah RT 30/06, 18/04, 28/06, 05/06 dan daerah yang tertinggi adalah di wilayah RT 31-37 RW 08 yang merupakan daerah daratan
Demografi
Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 10.014 jiwa tahun 2007 meningkat menjadi 10.350 pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 .naik menjadi 10.788. Dengan rincian penduduk berjenis kelamin Laki-laki, berjumlah 4987 jiwa meningkat pada tahun 2007 menjadi 5408 pada tahun 2009, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah 5027 jiwa pada tahun 2007 meningkat menjadi 5386 pada tahun 2009 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Jambu Tahun 2006 - 2009[4]
No
Jenis Kelamin
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1
laki-laki
4.795
4.987
5.188
5.408
5.587
2
Perempuan
4.862
5.027
5.167
5.386
5.570
3
Jumlah
9.657
10.014
10.355
10.788
11.157
Seperti terlihat dalam tabel di atas, menunjukan adanya peningkatan jumlah penduduk tahun 2011 naik 3,29 % tahun 2012 naik 4 %, sedangkan dilihat proporsi penduduk tercatat jumlah total penduduk Desa Jambu, sebanyak 10.788 jiwa, terdiri dari laki-laki 5.408 jiwa atau 50,12 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Sementara perempuan 5386 jiwa atau 49,8 % dari total jumlah penduduk yang tercatat.
Agar dapat mendiskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Jambu dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitik beratkan pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang kependudukan Desa Jambu yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa Jambu berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel berikut ini:
Tabel 2: Jumlah Penduduk Berdasarkan Stuktur Usia Tahun 2013.(Desember)
No
Kelompok Usia
L
P
Jumlah
Prosentase (%)
1
0-4
678
680
1358
13%
2
5-9
635
638
1273
13%
3
10-14
617
616
1233
12%
4
15-19
592
593
1185
12%
5
20-24
541
552
1093
11%
6
25-29
514
552
1066
11%
7
30-39
479
483
962
10%
8
40-49
453
441
894
9%
9
50-59
302
284
586
6%
10
> 60
254
203
457
5%
JUMLAH
5065
5042
10107
100%
Dari total jumlah penduduk Desa Jambu., yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia yaitu penduduk yang berusia >60 tahun, jumlahnya mencapai 5 %. usia 0- 4 tahun ada 13 %, sedangkan 5-9 tahun, ada 13 %.
Perekonomian Desa
Secara umum kondisi perekonomian desa Jambu di topang oleh beberapa mata pencaharian warga masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti: petani, buruh, petani,PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, buruh bangunan/tukang, petemak. jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3: Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Jambu Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008 – 2009
No
PEKERJAAN
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1
Petani
241
247
255
....
2
Buruh tani
35
32
27
....
3
Petemakan
14
15
23
....
4
Pedagang
1314
1354
1431
....
5
Wirausaha
714
758
804
....
6
Karyawan Swasta
478
497
536
....
7
PNS/POLRI dan TNI
189
201
218
....
8
Pensiunan
68
71
78
....
9
Tukang Bangunan
237
241
250
....
10
Tukang kayu/ukir
97
114
125
....
11
Nelayan
1038
1047
1052
....
12
Angkutan
67
71
80
....
13
Lain-lain
31
41
50
..
JUMLAH
4532
4689
4930
..
Gambaran Perkembangan Perekonomia desa Jambu Tahun 2007-2009
No
Uraian
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1
Angkutan Pedesaan
3
4
5
....
2
Kendaraan Roda 4
40
45
50
....
3
Kedaraan Roda 2
1241
1274
1250
..
4
KUD/Koperasi
5
5
5
....
5
Luas tegalan
50 Ha
50 Ha
50 Ha
6
Produksi Padi
3400 Ton/Th
3450 Ton/Th
3500 Ton/Th
7
Produksi Jagung
8 Ton/Th
9 Ton/Th
10 Ton/Th
8
Produksi Kacang
5 Ton/Th
5 Ton/Th
5 Ton/Th
9
Produksi Ketela
3 Ton/Th
3 Ton/Th
3 Ton/Th
10
Produksi Pertanian Lainnya
-
-
-
11
Produksi Perikanan darat/Laut
400Ton/Th
450 Ton/Th
500 Ton/Th
12
Ternak Besar/kerbau/sapi
40 ekor
45 ekor
50 ekor
13
Ternak kambing
300 ekor
325 ekor
350 ekor
14
Ternak Ayam
25.000 ekor
27000 ekor
30.000 ekor
15
Luas Pertambangan
-
-
-
16
keluarga yang teraliri listrik
2701 KK
2741 KK
2780 KK
17
Jumlah Industri
10
10
10
18
Lain 2
-
-
-
Tabel 5
Pola Tata Guna Lahan desa Jambu
No
Lahan Luas (ha)
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
2.
Tegalan / Kebun
50 Ha
65 Ha
3.
Sawah
265 Ha
265 Ha
4.
Tambak
10 Ha
5 Ha
5.
Hutan
-
-
6.
Perkebunan
40 Ha
45 Ha
7.
Industri
5 Ha
4 Ha
8
Bendung
1
1
9
Irigasi Tersier
25 Ha
25 Ha
10
Irigasi Sekunder
15 Ha
15 Ha
Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesadaranan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.
Dalam rangka memajukan pendidikan, Desa Jambu akan secara bertahap merencanakan dan mengganggarkan bidang pendidikan baik melalui ADD, swadaya masyarakat dan sumber-sumber dana yang sah lainnya, guna mendukung program pemerintah yang termuat dalam RPJM Daerah Kabupaten Jepara.
Untuk melihat taraf/tingkat pendidikan penduduk Desa Jambu, jumlah angka putus sekolah serta jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan, dapat dilihat di tabel di bawah ini
Tabel: Perkembangan Penduduk Desa Jambu Menurut Pendidikan Terakhir Tahun 2007– 2009
No
Pendidikan
Jumlah Tahun 2011
Jumlah Tahun 2012
Jumlah Tahun 2013
1.
Tamatan Sekolah non formal dan Belum Sekolah
3251
3284
1774
2
Tamat Sekolah SD
997
1084
3508
3
Tamat Sekolah SLTP
1087
1145
1201
4
Tamat SMU
187
190
1251
5
Akademi/DI/DII/DIII
41
45
203
6
Strata I
21
25
316
7
Strata II
7
9
22
8
Strata III
0
0
0
Jumlah
5591
5782
11567
Tabel: Angka Putus Sekolah
No
Tahun
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
1.
2010
0 Siswa
12 Siswa
40 Siswa
2
2011
0 Siswa
8 Siswa
30 Siswa
3
2012
0 Siswa
5 Siswa
25 Siswa
4
2013
o Siswa
2 Siswa
0 Siswa
Tabel: Jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan Tahun 2011- 2013
Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun2012. Tahun 2013
s/d November
No
TINGKATAN SEKOLAH
JUMLAH SEKOLAH NEGERI
JUMLAH SISWA NEGERI
JUMLAH SEKOLAH SWASTA
JUMLAH SISWA SWASTA
1.
Taman Kanak-Kanak
0
0 Siswa
3
100 Siswa
2
Sekolah Dasar / MI
4
800 SISWA
4
800 Siswa
3
SMP / MTs
0
0 Siswa
2
700 Siswa
4
SMU / SMK / MA
0
0 Siswa
1
1500 Siswa
Permasalahan pendidikan secara umum antara lain masih rendahnya kualitas pendidikan, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pengajar dan tingginya angka putus sekolah.
Kesehatan
Sarana dan prasarana Kesehatan yang ada di desa Jambu dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 9
Perkembangan Sarana Dan Prasarana Kesehatan
No
Uraian
Tahun 2010
Tahub 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1.
Puskesmas
-
-
-
-
2
Puskesmas Pembantu
-
-
-
-
3
Tenaga Medis di Puskesmas
2
2
3
3
4
Tenaga non medis di Puskesmas
2
3
3
3
5
Toko obat
-
-
-
-
6
Apotek
2
2
2
2
7
Dokter umum
1
1
1
1
8
Dokter gigi
-
-
-
-
9
Dokter Spesialis
-
-
-
-
10
Mantri Kesehatan
2
2
2
2
11
Bidan
1
1
1
2
12
Dukun Bayi Berijazah
3
3
3
4
13
Posyandu
5
5
5
5
Adapun jarak tempuh terjauh warga desa Jambu ke puskesmas/Puskesmas pembantu terdekat adalah 0,5 km atau 5 menit apabila ditempuh dengan berjalan kaki. Dan apabila menuju rumah sakit terdekat dapat ditempuh selama 15 menit.
Agama
Dilihat dari penduduknya, Desa Jambu mempunyai penduduk yang heterogen dilihat dari agama dan keyakinan mereka. Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama. Dari hasil pendataan penduduk yang beragama islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Konghucu sebagaimana terlihat pada tabel sbb:
Tabel 10
Jumlah Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah
Tahun 2007-2013
No
Agama
Pemeluk
Tempat ibadah
Pemeluk
Tempat ibadah
Pemeluk
Tempat ibadah
Pemeluk
Tempat ibadah
1.
Islam
10510
40
10641
43
10761
45
11149
2.
Kristen
48
1
50
1
54
1
53
3.
Protestan
2
-
2
-
2
-
-
4.
Budha
3
-
3
-
3
-
-
5.
Hindu
-
-
-
-
-
-
-
6.
Konghucu
-
-
-
-
-
-
-
Masjid-Masjid yang ada di Desa Jambu
No
Nama Masjid
Lokasi
Ketua Takmir
Status Tanah
Berdiri Tahun
Keterangan
1
AL IHKLAS
RT. 03/01
H. KASMURI
Wakaf
Tahun 2001
Sedang melaksanakan pembangunan Gapura Pintu masuk
2
BAITUL MUTTAQIN
RT. 23/05
H. SULKHAN
Wakaf - sertifikat
1981
Proses finishing pembangunan
3
ASY SUBAKIR
RT.29/05
H. SOELBI
Wakaf sertifikat
1997
4
BAITUR ROHMAN II
RT. 32/07
A. MUTHOHAR
5
AT TAQWA
RT. 36/07
DRS. NGADISO
6
BAITUR RAHMAN I
RT. 39/08
H. SUGIWANTO
7
AL FALAQ
RT.17/04
HASAN MUNDLOFAR
Wakaf
2005
Mushola-mushola yang ada di Desa Jambu
No
Nama Mushola
Lokasi
Ketua Takmir
Status Tanah
Berdiri Tahun
Keterangan
1
Al Rosyidin
RT. 12/03
Ali Suahmad
Wakaf
Tahun
2
An Nur
RT. 01/01
H. Nur Rochim
3
An Najah
RT.02/01
H. Ali Shohib Hs.
4
At Taubah
RT. 06/02
H. Muhadi, HS.
5
Asy Syuhada'
RT. 07/02
Solechan
6
Nurul Hadi
RT. 08/02
Jasin
7
Roudlotul Jannah
RT.09/02
A. Noor Rofiq
8
Ar Ridlo
RT. 11/03
Busiri
9
Darul Iksan
RT.15/04
H. Ali Sokib
10
Darul Taufik
RT.15/04
Mastur
11
Nurul Falah
RT.16/04
Awaluddin
12
Nurul Fattah
RT. 17/04
H. Mudakir
13
Sabilul Huda
RT. 18/04
Sutrimo
14
Miftakhul Choir
RT.20/04
A. Tas'an
15
Darul Iman
RT. 20/04
Akmad Jadi
16
Darussalam
RT. 21/05
Surono
17
Baitul Mukminin
RT.22/05
H. Ali Judi
18
Assiddiqin
RT.24/05
Matlekan
19
Al Amin
RT. 25/05
Abdul Wakid
20
Baitul Ridwan
RT. 26/06
Darwin
21
Nur Rohman
RT. 27/06
Ali Ridho
22
Darussalam
RT. 27/06
Dul Kalim
23
Al Muttaqin
RT.27/06
Lakik
24
Al Ikhlas
RT. 28/06
Hadi Tiyoso
25
Miftakul Jannah
RT. 05/06
Midun
26
Darrul Jannah
RT. 44/06
Dul Kamid
27
Darus Surur
RT. 30/06
H. Sulaiman
28
Muttaqin
RT. 31/07
H. Shulkhan
29
Nurul Hidayah
RT. 34/07
Sukahar
30
Al Ikhlas
RT. 35/07
Khumaidi
31
Al Hidayah
RT. 36/07
Mustaqim
32
Al Muttaqin
RT. 37/08
Tri Wijatmiko
33
Al Magfur
RT. 38/08
Nur Kholis
34
Nurul Huda
RT. 41/08
Khoirur Rozi
35
Darus Salam
RT. 42/08
H. Sudargu
36
Al Istokomah
RT. 43/08
Sholekhan
Data TPQ di Desa Jambu Tahun 2013
No
Nama TPQ
Lokasi
Kepala Sekolah
Status Tanah
Berdiri Tahun
Keterangan
1
Hidayatuis Shibyan I
RT. 03/01
2
Hidayatus Shibyan II
RT. 40/08
3
Hidayatus Shibyan III
RT.37/08
4
Roudhotul Qur'an
RT. 25/05
5
As Syuhada
RT. 07/02
6
Ainul Hidayah
RT. 23/05
7
Nurul Furqon
RT.29/06
8
Aisyiyah Al Kautsar
RT. 36/07
9
Bahrul Ulum
RT.31/07
Data Ponpes di Desa Jambu Tahun 2013
No
Nama Ponpes
Lokasi
Kepala Sekolah
Status Tanah
Berdiri Tahun
Keterangan
1
Matholibul Huda
RT. 39/08
2
Nurul Furqon
RT. 21/05
3
At Taqwa
RT. 36/07
4
Gurosul Jannah
RT. 26/05
5
As Syuhada
RT. 07/02
6
Roudhotul Qur'an
RT. 25/05
Kesejahteraan Sosial
Masalah kemiskinan dan pengangguran tetap meupakan salah satu masalah di Kabupaten Jepara pada umumnya. Demikian juga dengan Penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya di desa Jambu
Berikut data PMKS di Desa Jambu.
Tabel 11
Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
No
Uraian
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2013
1.
Lanjut Usia telantar
30
25
20
20
2.
Anak telantar
25
20
15
0
3.
Keluarga Miskin
250
220
200
893
4.
Penyandang Cacat
5
5
7
-
5.
Tuna Susila
-
-
-
-
-
6.
Gelandangan
-
-
-
-
-
7.
Pengemis
-
-
-
-
-
8.
Bekas Narapidana
2
2
2
-
-
Prasarana dan Sarana Desa
Pembangunan Infrastruktur akan dihadapkan pada terbatasnya kemampuan Pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian infrastruktur, pihak Desa telah berhasil menghimpun swadaya masyarakat murni yang terkoordinir di masing-masing RT dan RW.
Tabel 12
Jumlah prasarana dan sarana desa
No
Jenis prasarana & sarana desa
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1.
Jalan ber aspal
22 km
26 km
30 km
2.
Jalan berbatu/tanah
10 km
9 km
8 km
3.
Jembatan kecil
30 bh
40 bh
50 bh
4.
Jembatan sedang/besar
4 bh
5 bh
5 bh
5.
Bendungan
1 bh
1 bh
1 bh
6.
Jaringan irigasi
12 km
14 km
16 km
Beberapa masalah infrastruktur yang perlu mendapat perhatian dan merupakan kebutuhan bagi masyarakat desa antara lain:
1. Perbaikan Jaringan Irigasi
2. Pembangunan jalan desa
3. Pembangunan saluran dan jembatan
Pemerintahan Umum
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di sektor pemerintahan umum, Desa Jambu. telah sejak lama memberikan pelayanan antara lain berupa: pencatatan sipil/surat-surat keterangan perkawinan yang telah ter administrasi dengan baik. Selain itu guna memenuhi persyaratan administrasi perizinan, juga telah secara rutin memberikan surat keterangan usaha kepada warga masyarakat desa maupun pihak lain yang akan membuka usaha di desa Jambu Peng-administrasian perizinan juga telah dilakukan dengan baik, meskipun diperlukan penyempurnaan/perbaikan demi kepentingan kearsipan.
Dalam hal melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di desa Jambu, telah/belum tersedia pasar desa
Ketentraman dan ketertiban desa menjadi prioritas desa Jambu. Hal itu dikarenakan dengan terjaminnya ketentraman dan ketertiban wilayah akan berdampak pula dengan kondisi perekonomian masyarakat, kerukunan/kegotong royongan, dan kehidupan yang layak bagi masyarakat desa Jambu dan sekitarnya. Kesemuanya itu akan berdampak positif terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di desa Jambu
Berikut adalah daftar orang yang pernah menjabat Kepala Desa / Petinggi Desa Jambu
No.
Nama
Periode
1
Rojak
Tahun 1945 sampai dengan Tahun 1974
2
Sumarto
Tahun 1974 sampai dengan Tahun 1983
3
Sholikul Hadi
Tahun 1983 sampai dengan Tahun 1984
4
Sumarto
Tahun 1984 sampai dengan Tahun 1998
5
Suprapto
Tahun 1998 Sampai Dengan Tahun 2010
6
Hasan Mudhofar S. Ip
Tahun 2010 Sampai Dengan Tahun 2016
Arah kebijakan Keuangan Desa
Dalam struktur anggaran desa Jambu terdapat 7 pos pendapatan desa yang merupakan sumber keuangan desa. Lima tahun ke depan, pemerintah desa Jambu akan berupaya untuk menggali potensi pendapatan desa, disamping meningkatkan swadaya masyarakat untuk membangun daerahnya sendiri.
Sumber-sumber pembiayaan desa dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa Jambu terdiri dari:
Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Desa lainnya;
Hibah;
Sumbangan Pihak Ketiga.
Secara umum kebijakan keuangan desa diarahkan pada peningkatan pendapatan desa dan peningkatan swadaya masyarakat disertai dengan merealisasikan APBdes kedalam kegiatan-kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik guna peningkatan taraf hidup masyarakat desa Jambu pada khususnya, serta kemajuan pembangunan Kabupaten Jepara pada umumnya.
Langkah-langkah dan arah kebijakan keuangan desa adalah:
Mengoptimalisasikan sumber-sumber pendapatan desa berupa pemanfaatan tanah kas desa
Meng-intensifkan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah di Kecamatan maupun Kabupaten guna lebih mengoptimalkan penapatan desa yang bersumber dari APBD Kab Jepara tau APBD Provinsi Jateng.
Melakukan rembug desa secara berkala, untuk merusmuskan swadaya masyarakat dan mengintensifkan pendapatan yang bersumber dari pelayanan publik, yang tidak bertentangan dengan per-Undang-undangan.
Referensi
^Sumber cerita: Mbah Abdul Mutholib Desa Jambu dan diceritakan kembali oleh Sdr Rusmanto, guru SDN 1 Kawak